visitaaponce.com

Kapolda Jatim Perintahkan Pencarian Korban Perahu Terbalik hingga Radius 43 Km

Kapolda Jatim Perintahkan Pencarian Korban Perahu Terbalik hingga Radius 43 Km
Ilustrasi(Medcom)

KAPOLDA Jawa Timur (Jatim) Irjen Polisi Nico Afinta meminta proses pencarian korban perahu terbalik di Bengawan Solo dilakukan hingga radius 43 kilometer ke hilir sungai sampai di Bendung Gerak Babat, Lamongan.

Tim SAR gabungan juga telah dibagi menjadi 6 Satuan Tugas (Satgas), 5 diperintahkan untuk menyisir perairan dan 1 Satgas mencari dari jalur darat. Petugas juga diminta melibatkan partisipasi warga sepanjang Bengawan Solo.

Nico juga memantau proses pencarian di lokasi kejadian didampingi pejabat utama Polda dan Kapolres Tuban AKB Darman, serta Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky,  Kamis (4/11).

Baca juga: Lamongan Koordinasi Dengan Dirjen Kebudayaan Terkait Kapal Van Der Wicjk

"Informasi yang kami dapatkan ada 17 korban, sementara sudah ditemukan 10 orang selamat dan 7 korban lainnya dalam pencarian dan tadi ada 1 barusan diketemukan, masih ada 6 korban lagi dalam pencarian," ungkap Kapolda Jatim di lokasi kejadian di Dusun Gemblo, Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban, Kamis (4/11).

Nico mengatakan,  penyebab utama terbaliknya perahu penyeberangan tradisional tersebut adalah akibat derasnya arus sehingga perahu tidak mampu melintasi sungai hingga akhirnya mengalami musibah terbalik dan tenggelam.

"Dari hasil olah TKP dan saksi yang melihat, penyebabnya adalah arus air yang sangat deras, kemudian perahu melintasi arus tersebut menyebabkan perahu terbalik dan mungkin di antaranya juga korban tidak bisa berenang," jelas Kapolda.

Ke depan bersama pihak-pihak terkait, kata dia, akan diterapkan standar operasional prosedur (SOP) kepada masyarakat yang akan melakukan penyeberangan dengan perahu tradisional.

"Tidak hanya manifes tapi kelengkapan seperti pelampung juga harus dilengkapi sehingga penyeberangan itu bisa memenuhi standar yang telah ditentukan untuk orang bergerak di atas air, keselamatan diutamakan, kegiatan sosial masyarakat juga bisa berjalan," pungkas Nico.

Data yang terhimpun menyebutkan, jumlah penumpang perahu yang teridentifikasi sebanyak 17 orang. Sebanyak 10 penumpang berhasil selamat dan 7 lainnya belum ditemukan. 

Dari penyisiran, Kamis (4/11), didapatkan satu korban ditenukan meninggal dunia sehingga,  masih 6 korban yang belum ditemukan.

Diketahui, perahu penyeberangan Sungai Bengawan Solo yang dinahkodai Kasiyan, 65, warga Desa Semambung, Kecamatan Kanor,  Bojonegoro yang membawa 17 penumpang berangkat dari tambangan Dusun Gemblo, Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban untuk menyebrang menuju tambangan Semambung, Kanor sekitar pukul 09.30 wib, namun nahas di tengah perjalanan perahu tersebut terbalik dan tenggelam akibat tidak mampu menahan arus sungai yang deras. (OL-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat