visitaaponce.com

Lahan Jadi Sengketa, Murid SDN Bunisari Tidak Bisa Sekolah

Lahan Jadi Sengketa, Murid SDN Bunisari Tidak Bisa Sekolah
Murid SDN Bunisari, Desa Gadobangkong, Ngamprah, Bandung Barat tidak bisa sekolah lantaran gerbangnya dikunci ahli waris pemilik lahan.(MI/Depi Gunawan )

RATUSAN murid SD Negeri Bunisari, Desa Gadobangkong, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat tidak bisa belajar di ruang kelas lantaran gerbang sekolah dilas dan dikunci oleh ahli waris pemilik lahan.

Pantauan di lapangan, Senin (8/8), di pintu gerbang yang digembok ahli waris dipasangi pengumuman berisi surat keterangan kepala desa nomor 100/387/2009.DS/IX/Pem, berdasarkan akta jual beli Nomor 73/pdl/1970 tanggal 20 Januari 1970 yang dikeluarkan oleh PPATS/Camat Kecamatan Padalarang Sutisna Ariana. Disebutkan bahwa objek tanah seluas, kurang lebih 700 meter persegi Nomor Pasal 89 kelas D II Nomor Cohir 1390 blok Cimareme dengan batas sebelah utara SD Bunisari, sebelah timur dengan solokan, sebelah selatan dengan usup, dan sebelah barat dengan winata, adalah milik Nana Rumantana dan bukan tanah aset milik Pemerintah Desa Gadobangkong.

Salah seorang guru, Muhamad Satori menuturkan, aksi penutupan paksa gerbang sekolah tersebut tanpa pemberitahuan dulu dari ahli waris sehingga mengagetkan siswa dan orangtua yang mengantar. "Karena gerbangnya ditutup, murid akhirnya tidak bisa belajar ke kelas," kata Satori.

Aksi penguncian gerbang masuk ke sekolah ini dikarenakan persoalan lahan yang diklaim ahli waris atas nama Nana Rumantana. Lahan seluas 700 meter persegi itu ditempati ruang kelas yang dipergunakan belajar oleh siswa kelas 1 (A, B, C), kelas 2 (A, B, C), dan kelas 4 (A, B, C) dengan total ruangan 9 kelas.

Menurutnya, lahan yang disengketakan itu awalnya milik SD Negeri Lengensari. Namun sejak 2020 sudah dimerger dengan SD Negeri Bunisari yang berada satu kompleks. Lahan yang ditempati oleh SD Negeri Bunisari seluas 970 meter persegi, sedangkan yang disengekatan dan diklaim oleh ahli waris 700 meter persegi.

"Karena tidak bisa masuk, jadinya sementara aktivitas belajar dihentikan, jumlah murid di SD Bunisari total ada sekitar 600 orang. Kalau begini, pihak sekolah mungkin akan lakukan giliran di ruangan kelas tersisa yang masih bisa dipakai sebanyak 8 kelas," ujarnya.

Orang tua siswa, Karmini, 35, mengaku kaget karena akses masuk ke ruang kelas yang ada di bagian belakang sekolah ditutup. Keputusan sepihak ahli waris itu sangat disayangkan karena anaknya dan ratusan siswa lainnya tidak bisa belajar dan harus pulang lagi.

"Kami tidak tahu hingga kapan ditutup, padahal kasihan anak-anak lagi semangat karena baru awal-awal sekolah," ucapnya. (OL-15)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat