visitaaponce.com

HaloPuan dan LKNU Jawa Barat Gerakkan Siswa Sadar Stunting

HaloPuan dan LKNU Jawa Barat Gerakkan Siswa Sadar Stunting
HaloPuan dan LKNU Jawa Barat menyelenggarakan Gerakan Melawan Stunting di SMK Terpadu Ad-Dimyati, Kota Bandung.(Ist)

SETELAH 28 kali menggerakkan kaum ibu untuk melawan stunting di 19 kota dan kabupaten se-Jawa Barat, lembaga sosial Puan Maharani, HaloPuan, mulai menggerakkan pelajar sekolah menengah atas (SMA) untuk sadar stunting bersama Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Jawa Barat.

Pada Sabtu (27/8), HaloPuan dan LKNU Jawa Barat menyelenggarakan Gerakan Melawan Stunting di SMK Terpadu Ad-Dimyati.

SMK Terpadu Ad-Dimyati.merupakan bagian dari Yayasan Pondok Pesantren Sirnamiskin, salah satu institusi pendidikan pertama dan terbesar milik komunitas Nahdliyin di Kota Bandung.

“Ini kali pertama peserta kami selurunya pelajar sekolah menengah atas,” kata Poppy Astari, koordinator HaloPuan. “Sebelumnya sasaran utama kami adalah kaum ibu, baik ibu hamil maupun ibu menyusui.”

Kegiatan yang bertajuk “Siswa Sadar Stunting” itu diikuti oleh sekitar 327 siswa SMK mulai dari kelas 10 sampai kelas 12.

Mereka memperoleh pengetahuan tentang bagaimana menjaga kesehatan reproduksi dan mengonsumsi gizi seimbang serta bahaya stunting.

Mereka juga menyimak informasi tentang manfaat super bubuk daun kelor dalam meningkatkan keseimbangan gizi. 

Menurut Poppy, penyuluhan penanggulangan stunting di kalangan pelajar menengah-atas sangat diperlukan.

Sebab, salah satu penyebab masih tingginya angka stunting (sekitar 24,4%) di Indonesia antara lain adalah masih kurangnya asupan gizi di kalangan remaja, khususnya remaja putri.

Data Kementerian Kesehatan menunjukkan 32% remaja putri di Indonesia masih mengalami kekurangan energi kronik.

Faktor lainnya adalah pernikahan di usia muda sehingga terjadi kehamilan di bawah usia 21 tahun.

Data menunjukkan 46% kehamilan pertama di Indonesia terjadi pada perempuan di bawah usia 21 tahun, padahal tenaga dan ahli kesehatan menyarankan usia pernikahan ideal bagi perempuan di atas 21 tahun.

“Oleh karena itu, kami menganggap penyuluhan ini penting untuk diberikan kepada adik-adik pelajar dan santri agar sejak dini mereka bisa memperbaiki asupan gizi mereka dan mempersiapkan diri mereka untuk pernikahan dan kehamilan secara lebih baik,” ujar Poppy.

Sementara itu, Kepala SMK Terpadu Ad-Dimyati, Iik Abdul Cholik, mengapresiasi HaloPuan yang telah menjadikan sekolahnya lokasi pertama penyuluhan stunting di kalangan pelajar. Iik mengatakan, penanggulangan stunting sebenarnya merupakan bagian dari kewajiban agama.

Dalam Surah An-Nisa ayat 9, Allah berfirman, “Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka.”

“Kalau di kemudian hari kita meninggalkan generasi yang lemah, termasuk lemah jasmani dan rohani, ini akan menjadi masalah bersama,” kata Iik.

Wakil Ketua LKNU Jawa Barat, Baharudin Ismet, menyampaikan kepada siswa SMK Terpadu Ad-Dimyati, kegiatan ini diadakan karena LKNU dan HaloPuan menyadari bahwa masa depan bangsa Indonesia akan berada di tangan para pelajar saat ini.

“Siap menjadi penerus bangsa di masa depan,” seru Baharudin kepada para siswa yang disambut pernyataan “siap” secara serempak.

Baharudin mengingat para pelajar untuk menjaga pergaulan karena pergaulan yang tidak sehat bisa berdampak pada kondisi kehidupan di masa depan, termasuk dalam mempersiapkan pernikahan dan kehamilan.

“Kami dari LKNU merasa bangga bisa bekerja sama dengan HaloPuan yang peduli kepada generasi muda, terutama di usia pranikah, dan insya Allah kami akan sejalan untuk membangun negeri ini ke arah kebaikan bersama,” katanya.

Kegiatan “Siswa Sadar Stunting” juga dihadiri oleh Wakil Ketua DPRD Kota Bandung, Achmad Nugraha.

Achmad mengucapkan terima kasih karena diundang ke kegiatan ini. Dia mengatakan HaloPuan telah mengadakan Gerakan Melawan Stunting dua kali di Kota Bandung bersama DPC PDI Perjuangan Kota Bandung.

“Alhamdulillah, hari ini gerakan ini menyambangi anak-anak generasi muda yang siap menjadi penerus bangsa,” katanya.

Achmad berharap, dengan kegiatan ini, siswa mengerti apa itu stunting sehingga bisa mempersiapkan kondisi kesehatan ketika memasuki usia pernikahan.

“Kalian jangan tinggalkan sekolah, tetap belajar, itulah cara berbakti kepada orang tua. Insya Allah saat berkeluarga nanti doa orang tua akan menjaga kalian,” pesan Achmad kepada para siswa.

Dalam kegiatan untuk pelajar ini, HaloPuan dan LKNU melakukan pendekatan yang sedikit berbeda. Siswa SMK Terpadu Ad-Dimyati diberi ruang untuk tampil.

Mereka antara lain menampilkan drumband yang mengiringi qasidah “Ya Lal Wathon” dan kabaret, atau drama yang dipadukan dengan musik, nyanyian, dan tarian.

Selain itu, HaloPuan beberapa hari sebelumnya mengadakan lomba baca puisi melalui akun Instagram.

Pemenang pertamanya, yakni Luthfiah Az-Zahra, kemudian tampil membacakan pusi bertema masa depan bangsa bergantung kepada generasi yang bebas stunting.

Dalam penyuluhan, Novia Putri Rahmawati dari Bidang Pengabdian Masyarakat LKNU Jawa Barat juga lebih banyak menyampaikan pengetahuan tentang bagaimana remaja menyadari tanda kedewasaan dan menjaga kesehatan organ reproduksi.

Dokter Novia juga memberi tips-tips bagaimana pelajar meningkatkan kualitas asupan gizi dengan mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, serat, air, mineral, dan vitamin secara seimbang sehari-harinya.

Dalam acara ini, setelah menjelaskan manfaat bubuk daun kelor, relawan HaloPuan, Muhammad Chotim, memeragakan cara sederhana dalam mengekstraksi bubuk dari daun kelor yang telah dikeringkan.

Perwakilan guru lalu menyajikan sejumlah panganan yang dibuat dari bubuk daun kelor, seperti puding kelor dan sirup kelor. (RO/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat