visitaaponce.com

Petani Tasikmalaya Gagal Panen, Stok Gabah Kering Kosong

Petani Tasikmalaya Gagal Panen, Stok Gabah Kering Kosong
Lahan pertanian di Desa Sukaraja, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, yang mengering, Kamis (24/8).(MI/Kristiadi)

PETANI di beberapa daerah mengeluhkan hasil produksi gabah kering giling dan gabah kering punggut yang menurun tajam lantaran gagal panen. Hal inilah yang menjadi penyebab kosongnya sejumlah penggilingan padi di Tasikmalaya, Jawa Barat.

Pemilik penggilingan padi, Engkus, 66, warga Cicurug Bata, Kelurahan Cikalang, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya mengatakan, sejak tiga pekan terakhir penggilingan padi yang dioperasikan setiap hari ini tidak ada satu pun petani menjual gabah kering pungut lantaran karena mereka mengalami kerugian cukup besar.

Namun, hasil produksi yang didapatkan para petani pada musim kemarau selama ini menurun secara drastis karena terserang hama burung pipit, ulat, cuaca ekstrem dan petani sekarang juga banyak menyimpan gabah. "Gabah yang dimiliki para petani hanya bisa mengiling gabah seperlunya untuk kebutuhan sehari-hari dan mereka juga tidak berani menjual harga murah," katanya, Kamis (24/8).

Baca juga : Kemarau Rusak Hasil Panen Petani Cabai Rawit

Ia mengatakan, gabah yang dimiliki petani hanya bisa mengiling gabah seperlunya untuk kebutuhan sehari-hari karena produksi gabah yang mereka panen menurun drastis.

Penurunan gabah telah menyebabkan adanya petani rugi besar setelah hasi poduksi gabah mereka terserang hama dan cuaca ekstrem, imbas suplai air yang menyusut di puncak musim kemarau.

Baca juga : Doa dan Tata Cara Salat Istisqa untuk Meminta Hujan, Sesuai Sunnah Rasulullah

"Kami biasanya menerima harga gabah kering giling (GKG) Rp 5.500 perkg dan gabah kering punggut (GKP) Rp4.500 hingga Rp4.700 per kg dari para petani dan menampung hingga 1 ton lebih. Akan tetapi, sudah tiga pekan tidak ada petani yang menjual gabah hingga terpaksa penggilingan padi yang kami miliki sementara berhenti beroperasi sambil menunggu petani yang akan menggiling untuk kebutuhan sehari-harinya," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Gerakan Petani Mandiri Indonesia (GPMI) Jawa Barat, Yuyun Suyud mengatakan, kekeringan yang terjadi kurang lebih dua bulan hingga hasil produksi padi pada musim panen kedua anjlok dan hanya menghasilkan 45 persen.

Penurunan gabah, disebabkan suplai air untuk lahan persawahan semakin berkurang hingga lahan pertanian banyak terserang hama burung dan wereng coklat.

"Musim kemarau menjadi dampak turunnya hasil produksi gabah ditambah lagi serangan hama wereng coklat, burung susah diprediksi dan sulit diantisipasi. Namun, penurunan gabah minimnya pengairan lahan persawahan yang mana sudah terjadi di berbagai daerah termasuk di Jawa Barat mulai mengalami kekeringan berdampak gagal panen dan kebutuhan beras di pasaran merangkak naik," pungkasnya. (Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat