visitaaponce.com

Pekerja Wanita di Industri Hasil Tembaku Jatim Mayoritas Tulang Punggung Keluarga

Pekerja Wanita di Industri Hasil Tembaku Jatim Mayoritas Tulang Punggung Keluarga
Penyerahan cukai hasil tembakau kepada pekerja di industri hasil tembakau di Jawa Timur(Dok. Sampoerna)

GUBERNUR Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) pada pekerja di sektor Industri Hasil Tembakau (IHT) di fasilitas produksi PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) Rungkut 2, Surabaya.

Ia mengaku gembira melihat banyak wanita yang sejahtera dan menjadi tulang punggung keluarga.

“Saya senang ibu-ibu bahagia dan gembira semua,” katanya Khofifah.

Baca juga : Rancangan Perpres Tembakau Dinilai Abaikan Peningkatan Perokok Anak

Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur Restu Novi Widiani mengatakan, di Jawa Timur sebanyak 97% pekerja di IHT merupakan kaum hawa. Mereka tersebar di berbagai sektor, baik itu perkebunan maupun di berbagai pabrik produk tembakau. Dan mereka semua menjadi tulang punggung keluarga.

“Rata-rata usia kerja mereka sudah 25 tahun. Perempuan hebat yang bisa membantu perekonomian keluarga,” kata Novi, panggilan akrabnya.

Baca juga : 20 Organisasi Surati Presiden, Tolak Perpres Peta Jalan Produk Hasil Tembakau

Ia melanjutkan, para wanita yang ada di IHT juga mampu menyekolahkan anak-anaknya di berbagai jenjang pendidikan. Semangat kerja mereka di IHT menjadi cerminan kerja keras dan ruang bahagia bagi keluarga mereka.

Direktur Sampoerna, Elvira Lianita mengatakan, pihaknya bangga pekerja sigaret kretek tangan (SKT) Sampoerna didominasi oleh wanita-wanita hebat yang mayoritas mengemban peran ganda sebagai tulang punggung keluarga. 

”Ibu-ibu SKT yang bekerja di sini mampu meningkatkan kesejahteraan keluarganya, berhasil menyekolahkan anak-anaknya dan tidak sedikit yang menjadi sarjana, bahkan banyak juga yang merintis dan memiliki UMKM,” kata Elvira.

Ia melanjutkan, Sampoerna juga terus berupaya mewujudkan komitmen untuk mendukung kesejahteraan pekerja di sektor SKT yang padat karya. Salah satunya memberikan dukungan dalam hal pengembangan wirausaha para ibu-ibu selepas waktu bekerjanya. 

Langkah itu mampu memberi dampak ganda bagi peningkatan roda perekonomian di lingkungan sekitar. 

Sebagai penunjang, lanjutnya, pihaknya secara aktif memenuhi hak-hak bagi wanita, seperti hak cuti melahirkan, menyediakan klinik, dan ruang menyusui. 

“Selain itu, juga tersedia program pelatihan kewirausahaan dan literasi keuangan bagi karyawan dan keluarganya melalui program HOPE yang ditujukan bagi karyawan yang akan memasuki masa pensiun,” ungkapnya.

Saat ini, Sampoerna dan 38 Mitra Produksi Sigaret (MPS) mempekerjakan lebih dari 71.000 karyawan, dengan tenaga kerja SKT mewakili sekitar 85% dari total keseluruhan tenaga kerja Sampoerna. Jumlah ini menunjukkan penambahan sekitar 5.000 tenaga kerja dibandingkan tahun lalu. 

“Kami mengucapkan terima kasih atas kepedulian Ibu Gubernur beserta jajaran Pemprov Jawa Timur yang memperjuangkan kelangsungan Industri Hasil Tembakau melalui berbagai kebijakan, utamanya bagi segmen padat karya SKT,” jelasnya.

Lilik Sanjani, salah satu pekerja Sampoerna mengatakan, ia sudah 27 tahun bekerja di IHT. Banyak kesempatan yang bisa dilakukan keluarganya untuk bisa mencukupi kebutuhan hidup. Termasuk mampu menyekolahkan anaknya hingga lulus kuliah.

“Alhamdulillah sudah ada yang lulus kuliah. Saya bersyukur bisa menjadi bagian dari semangat perempuan yang bekerja di IHT,” jelasnya. (Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat