Puncak Kemarau, Seluruh Wilayah NTT Berstatus Awas Kekeringan
![Puncak Kemarau, Seluruh Wilayah NTT Berstatus Awas Kekeringan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/09/3d43aeabd063df5021fd4ba43d33fa26.jpg)
STASIUN Klimatologi Kelas II Nusa Tenggara Timur (NTT) mengeluarkan peringatan dini dampak bencana kekeringan yang melanda seluruh kabupaten dan kota di daerah itu. Seluruh kabupaten dan kota berstatus awas kekeringan karena tidak turun hujan lebih dari 61 hari.
Selain itu, peluang curah hujan pada Dasarian II dan Dasarian III September 2023 kurang dari 20 milimeter, termasuk enam kecamatan di Kota Kupang yakni Alak, Kelapa Lima, Kota Lama, Kota Rada, Maulafa, dan Oebobo. "Di Manggarai Barat, ada empat kecamatan yang berstatus awas kekeringan yakni Boleng, Komodo, Mancang Pacar dan Ndeso. Di Manggarai Timur terdapat di Kecamatan Cibal Barat, Reok, dan Reok Barat," ujar Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II NTT, Rahmatullah Adji.
Kekeringan berdampak pada pengurangan ketersediaan air tanah yang menyebabkan kelangkaan air bersih dan meningkatkan potensi kemudahan terjadi kebakaran. "Saat ini 100% dari total zona musim di Nusa Tenggara Timur telah berada dalam periode musim kemarau. Diperlukan kewaspadaan terkait ancaman bencana kekeringan," ujarnya lewat keterangan tertulis yang diterima, Senin (18/9).
Baca juga: Rata-rata 5 Orang per Hari Bunuh Diri di Indonesia
Menurutnya, masih ada kecamatan yang berstatus waspada dan siaga kekeringan. Namun, jumlahnya sedikit jika dibandingkan kecamatan yang berstatus awas kekeringan yang mencapai ratusan kecamatan. Untuk kecamatan yang berstatus waspada atau mengalami hari tanpa hujan lebih dari 21 hari sebanyak 37 dan kecamatan yang berstatus siaga sebanyak 26 kecamatan. Adapun di Kecamatan Alak, Kota Kupang, air embung terus menyusut akibat kemarau panjang. Namun air yang masih ada di embung masih cukup memenuhi kebutuhan warga seperti mengairi tanaman hortikultura, cuci, dan untuk kebutuhan ternak.
Di sisi lain, laporan Stasiun Meteorologi El Tari Kupang menyebutkan suhu di NTT telah berkisar antara 18-33 derajat celcius serta kecepatan angin antara 30-50 kilometer per jam. Kondisi tersebut mendorong Stasiun Meteorologi juga mengeluarkan peringatan dini ancaman kebakaran hutan dan lahan. "Waspada potensi angin kencang di wilayah Pulau Timor dan Pulau Rote serta potensi kebakaran hutan dan lahan di wilayah NTT," ujarnya. (Z-2)
Terkini Lainnya
Dampak El Nino, Puluhan Hektare Tanaman Jagung di Gersik Gagal Panen
Pemkab Kaur Bengkulu Bagikan Pompa untuk Airi Sawah Tadah Hujan
Klaten Mulai Dilanda Kekeringan, BPBD Salurkan Air Bersih
Ancaman Kekeringan terhadap Sektor Pangan harus Segera Dimitigasi
Puluhan Hektare Sawah di Aceh Terancam Gagal Panen Akibat El Nino
Jokowi: 70 Ribu Pompa Air Dibagikan untuk Atasi Kekeringan
Duel Maut di Lembata, Polisi Tahan Pelaku
Rayakan HUT Bhayangkara, Anggota Polda NTT dan TNI Terima Hadiah Handphone dari Kapolda
Kapal Nelayan Tenggelam, Bocah Terombang-ambing di Perairan Pulau Padar
Indonesia Flobamorata Fashion In Town 2024: Merayakan Warisan Budaya dengan Tema "Culture Protector: Tradition and Modernity"
Kasus TPPO di NTT Masuk Kategori Gawat Darurat
Polres Manggarai Barat Bedah Rumah Warga tidak Layak Huni
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap