visitaaponce.com

Puncak Kemarau, Seluruh Wilayah NTT Berstatus Awas Kekeringan

Puncak Kemarau, Seluruh Wilayah NTT Berstatus Awas Kekeringan
Air dua embung di Kecamatan Alak, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (18/9), menyusut akibat kemarau panjang.(MI/Palce Amalo.)

STASIUN Klimatologi Kelas II Nusa Tenggara Timur (NTT) mengeluarkan peringatan dini dampak bencana kekeringan yang melanda seluruh kabupaten dan kota di daerah itu. Seluruh kabupaten dan kota berstatus awas kekeringan karena tidak turun hujan lebih dari 61 hari.

Selain itu, peluang curah hujan pada Dasarian II dan Dasarian III September 2023 kurang dari 20 milimeter, termasuk enam kecamatan di Kota Kupang yakni Alak, Kelapa Lima, Kota Lama, Kota Rada, Maulafa, dan Oebobo. "Di Manggarai Barat, ada empat kecamatan yang berstatus awas kekeringan yakni Boleng, Komodo, Mancang Pacar dan Ndeso. Di Manggarai Timur terdapat di Kecamatan Cibal Barat, Reok, dan Reok Barat," ujar Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II NTT, Rahmatullah Adji. 

Kekeringan berdampak pada pengurangan ketersediaan air tanah yang menyebabkan kelangkaan air bersih dan meningkatkan potensi kemudahan terjadi kebakaran. "Saat ini 100% dari total zona musim di Nusa Tenggara Timur telah berada dalam periode musim kemarau. Diperlukan kewaspadaan terkait ancaman bencana kekeringan," ujarnya lewat keterangan tertulis yang diterima, Senin (18/9).

Baca juga: Rata-rata 5 Orang per Hari Bunuh Diri di Indonesia 

Menurutnya, masih ada kecamatan yang berstatus waspada dan siaga kekeringan. Namun, jumlahnya sedikit jika dibandingkan kecamatan yang berstatus awas kekeringan yang mencapai ratusan kecamatan. Untuk kecamatan yang berstatus waspada atau mengalami hari tanpa hujan lebih dari 21 hari sebanyak 37 dan kecamatan yang berstatus siaga sebanyak 26 kecamatan. Adapun di Kecamatan Alak, Kota Kupang, air embung terus menyusut akibat kemarau panjang. Namun air yang masih ada di embung masih cukup memenuhi kebutuhan warga seperti mengairi tanaman hortikultura, cuci, dan untuk kebutuhan ternak.

Di sisi lain, laporan Stasiun Meteorologi El Tari Kupang menyebutkan suhu di NTT telah berkisar antara 18-33 derajat celcius serta kecepatan angin antara 30-50 kilometer per jam. Kondisi tersebut mendorong Stasiun Meteorologi juga mengeluarkan peringatan dini ancaman kebakaran hutan dan lahan. "Waspada potensi angin kencang di wilayah Pulau Timor dan Pulau Rote serta potensi kebakaran hutan dan lahan di wilayah NTT," ujarnya. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat