visitaaponce.com

Bank Indonesia Jadikan Komunikasi Publik Instrumen Arahkan Ekspektasi Masyarakat

Bank Indonesia Jadikan Komunikasi Publik Instrumen Arahkan Ekspektasi Masyarakat
Pelatihan Capacity Building Wartawan Ekonomi DIY di Bali, Sabtu (28/10).(MI/Ardi)

BANK Indonesia (BI) memandang komunikasi publik sangat penting. Bahkan, Kepala Divisi Relasi Media Massa dan Opini Maker, Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Syahman Perdymer menyebut, komunikasi publik bagian dari kebijakan BI.

"Komunikasi yang efektif sebagai instrumen untuk membentuk dan mengarahkan ekspektasi masyarakat atas kebijakan yang ditempuh dan sasaran yang akan dicapai," terang dia saat menjadi pembicara dalam Capacity Building Wartawan Ekonomi DIY di Bali, Sabtu (28/10), yang mengutip pernyataan Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo. Pandangan tentang pentingnya komunikasi publik, kata dia, dianut bank-bank sentral dari negara-negara maju yang lain.

Ia mencontohkan, komunikasi publik yang berhasil dilakukan Bank Indonesia saat pandemi. Pada awal pandemi, lanjut dia, nilai tukar rupiah sempat terdepresiasi.

Baca juga: LinkAja Syariah kembali Dukung ISEF 2023

Selain pengambilan kebijakan yang tepat dan terukur, komunikasi publik yang baik dan intens membuat nilai tukar rupiah dapat terkendali dan pulih. "Kami waktu itu intens melakukan komunikasi publik hingga dua kali seminggu. Hasil positifnya, pada akhir tahun nilai tukar rupiah bisa stabil dan bisa menjaga performans ekonomi waktu Covid," papar dia.

Namun, ia mengatakan tiga hal yang menjadi tantangan dalam menyampaikan komunikasi publik. Pertama, kesenjangan literasi pengampu kepentingan (literacy gap stakeholders) menjadi tantangan karena pengetahuan dan pendidikan publik sangat beragam.

Baca juga: Uang Beredar September Tumbuh Tipis, Kredit dan DPK Relatif Stabil

Ketika disampaikan informasi, publik ada yang sangat mengerti, mengerti, ataupun tidak mengerti. "Untuk bisa mempengaruhi ekspektasi, publik secara keseluruhan harus bisa dibentuk ekepetasinya," kata dia.

Kedua, isu kelembagaan BI dan tuntutan transparansi/responsibilitas BI menjadi tantangan dalam menyampaikan komunikasi publik. Bank Indonesia harus mampu menyampaikan informasi secara transparan agar tingkat kepercayaan publik terhadap BI tinggi.

Ketiga, perkembangan teknologi digital yang menjadi tantangan bagi BI untuk memberikan informasi yang benar dan bertanggung jawab. "Dengan keberadaan banyak platform media, masyarakat menjadi overload Information," kaya dia.

Kemajuan teknologi telah memunculkan penetrasi pengguna internet yang tinggi, maraknya netizen journalism, dan preferensi media stakeholders yang sangat beragam. Namun, banjir informasi tersebut mengakibatkan maraknya hoaks dan post truth di masyarakat.

Pihaknya pun rutin membahas hoaks-hoaks yang beredar di publik dan memberikan informasi yang benar ke publik. "Data-data yang disampaikan BI pasti dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," papar dia.

Kepala Tim Implementasi Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah (KEK Da), Rifat Pasha menambahkan, BI DIY rutin melakukan sosialisasi dan komunikasi sepanjang tahun terkait kebijakan-kebijakan BI.

Ia mengatakan, melalui kegiatan Capacity Building ini diharapkan awak media bisa memahami aspek-aspel tentang kebijakan Bank Indonesia, terutama terkait komunikasi publik. Pihaknya juga rutin melakukan monitoring dan evaluasi semua kegiatan sosialisasi dan komunikasi publik yang dilakukan BI serta keterimaan Informasi yang disampaikan tersebut oleh publik. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat