visitaaponce.com

Regenerasi Petani Kian Memprihatinkan

Regenerasi Petani Kian Memprihatinkan
Sejumlah pemuda merontokkan padi yang baru dipanen dengan mesin di Desa Porame, Sigi, Sulawesi Tengah, Senin (28/11/2022).(ANTARA/BASRI MARZUKI)

MINAT generasi muda di Jawa Tengah menjadi petani rendah bersamaan dengan semakin berkurangnya lahan pertanian di provinsi tersebut. kondisi itu akan mengancam ketersediaan pangan di masa depan.

Fenomena menurunnya minat menjadi petani terungkap berdasarkan hasil sensus pertanian 2023 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) di daerah dan Provinsi Jawa Tengah.

Keterbatasan sarana prasarana kebutuhan pertanian juga menjadi persoalan tersendiri dihadapi petani seperti keterbatasan pupuk, peralatan pertanian, dan teknologi pertanian.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kudus dalam sensus pertanian mengungkapkan bahwa jumlah petani di Kudus mencapai 44.697 orang dan hanya 194 orang di antaranya yang berusia dibawah 25 tahun.

Baca juga: Ingin Petani Nyaman, Mentan Amran Gercep Revisi Peraturan Pupuk Bersubsidi

Sedangkan petani usia 25-34 tahun di Kabupaten Kudus sebanyak 2.415 orang. "Fenomena regenerasi petani yang rendah ini cukup mengkhawatirkan dan mengancam ketersediaan pangan global di masa depan," kata Kepala BPS Kudus Eko Suharto.

Regenerasi petani ini sangat penting, lanjut Eko, apalagi banyak petani yang kini sudah lanjut usia dan kekurangan generasi muda yang tertarik untuk mengambil alih usaha pertanian. Ada juga ketimpangan gender pada pengelolaan usaha pertanian di Kabupaten Kudus, yakni 87,83 persen laki-laki dan 12,17 persen perempuan.

Kepala BPS Provinsi Jawa Tengah Dadang Hardiwan mengungkapkan bahwa dari jumlah penduduk di Jawa Tengah yang mencapai 36 juta jiwa dan dari generasi milenial yang berusia 19-39 tahun dan mau memilih untuk menjadi petani hanya 14,86 persen.

Baca juga: Petani di Bandung Diajak Pakai Sistem Tanam Culik

Berdasarkan Hasil Pencacahan Lengkap Sensus Pertanian 2023 Tahap 1, demikian Dadang Hardiwan, minimnya jumlah petani muda dalam kurun waktu 10 tahun, juga dibarengi kondisi sektor pertanian di Jawa Tengah mengalami penurunan.

Dibandingkan 1 dekade lalu, jumlah Usaha Pertanian Perorangan (UTP) saat ini hanya 4.363.708 unit atau turun 13,25 persen. Demikian juga Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) sebanyak 4.218.349 rumah tangga, turun 1,68 persen.

Jumlah Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (UPB) sebanyak 285 unit naik 26,67. Jumlah Usaha Pertanian Lainnya (UTL) sebanyak 2.324 unit juga naik 297,26 persen serta Rasio Usaha Pertanian Perorangan (UTP) di Jawa Tengah terhadap Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) sebesar 1,03 atau turun 0,14 poin dibanding  tahun 2013 sebesar 1,17. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat