visitaaponce.com

Pohon Natal Berbahan Kayu Bekas, Pesan Selamatkan Bumi dari Pullman Bali

Pohon Natal Berbahan Kayu Bekas, Pesan ˜Selamatkan Bumi
Pohon Natal berbahan kayu bekas di Hotel Pullman Legian(MI/Ruta Suryana)

ADA yang baru pada acara penyalaan pohon Natal di Hotel Pullman Bali Legian Beach. Kegiatan pada momen Hari Natal tahun ini mempersembahkan dua CSR (Corporate Social Responsibility) sekaligus. 

Adapun kedua CSR tersebut, yakni mengundang sekaligus melibatkan anak-anak dari Panti Asuhan Kristen Eben Haezer, dan CSR yang kedua berupa pembuatan pohon Natal berbahan kayu bekas.

Di awal acara yang berlangsung di lobi hotel Pullman Bali Legian Beach, Rabu (6/12) sore itu ditampilkan anak-anak dari Panti Asuhan Kristen Eben Haezer dengan menyanyikan sejumlah lagu Natal. Anak-anak mulai usia TK B, SD hingga SMA ini tampil penuh ceria.

Baca juga : Aston Sentul Lake Resort Rayakan Natal Bersama Puluhan Anak-Anak Panti Asuhan

"Kami biasanya beramal tiap hari Natal ke mereka,  karena mereka sudah membantu kita untuk tampil dan menghiasi lobi dengan alunan merdu dari anak-anak. Kali ini ada 18 anak yang hadir dari usia TK B, SD sampai SMA," ujar Roselynn Sudarsono, Marketing Communications Manager Pullman Bali Legian Beach pada acara bertajuk "Christmas Tree Lighting Ceremony" itu.

Lantas yang benar-benar berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya yaitu kehadiran pohon Natal yang berbahan kayu bekas dan pengerjaannya diserahkan kepada komunitas perajin di Gianyar. 

Kayu bekas yang dipesan ke perajin Gianyar itu adalah kayu gelondongan yang hanyut ke sungai maupun ke laut dari longsoran. Hal ini dimaksudkan sebagai pesan bahwa pihaknya peduli bumi dan tidak merusak bumi.

Baca juga : Jelang Natal, Hotel Salak The Heritage Lakukan CSR Kunjungan ke Panti Asuhan Bina Harapan

"Komitmen kita adalah sustainability, keberlanjutan. Kita kirim pesan bahwa kami care terhadap bumi. Karena kita care terhadap bumi, maka kayu pohon Natal itu kita pakai bahan dari drift wood, yaitu kayu gelondongan bekas longsoran yang hanyut. Jadi ini seratus persen baru, tahun-tahun sebelumnya tidak ada seperti ini," ujar Rosie, sapaan akrab Roselynn.

Oleh perajin Gianyar yang dipercayakan, kayu gelondongan bekas longsoran itu pun selanjutnya dirancang, diasah kembali sampai menjadi berbentuk pohon Natal. Proses pengerjaannya setelah di Gianyar dan setengah jadi diangkut ke lobi hotel untuk dikerjakan dan dipoles tahap demi tahap sampai tuntas. 

Lama proses pengerjaan sekitar tiga minggu dengan ketinggian pohon sampai lima meter temasuk pucuk bintang yang besarnya sekitar 50 cm.

Baca juga : Swiss-Belhotel Airport Gelar Bukber bareng Panti Asuhan Adinsa

Rosie menegaskan pihaknya sudah tak mau lagi menggunakan pohon Natal yang berbahan plastik, karena  hotel telah berkomitmen untuk bebas penggunaan plastik. 

"Di hotel ini sudah serratus persen  bebas plastik," tegasnya.

Jadi selain membawa pesan bahwa Pullman Bali berkomitmen menyelamatkan Bali dengan menggunakan bahan kayu bekas di momen Natal ini, juga sekaligus berbagi dengan memberikan pekerjaan kepada komunitas seniman di Gianyar sebagai wujud implementasi CSR.

Dengan biaya total yang dihabiskan sekitar Rp23 juta, bagi Rosie, selain membawa pesan penyelamatan dan merawat bumi, karya pohon Natal yang dihasilkan juga bernilai seni. (Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat