visitaaponce.com

Manajemen Keuangan Pelaku UMKM Dinilai masih Lemah

Manajemen Keuangan Pelaku UMKM Dinilai masih Lemah
Pelaku UMKM di DIY Mengikuti Festival Oriental Food China Town, di Sleman City Hall, Yogyakarta.(MI/Ardi Teristi)

PELAKSANA tugas Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Sleman, Dra Tina Hastani MM menyebut para pelaku UMKM secara umum masih lemah dalam hal manajemen keuangan dan pemasaran. Selain itu, mereka juga punya keterbatasan dalam permodalan, sehingga cash flow menjadi hal yang sangat penting.

Oleh sebab itu, aplikasi digital inovatif yang dirancang untuk membantu mengefektifkan proses penjualan dan penerimaan pembayaran bagi UMKM menjadi
sangat penting. "Aplikasi seperti itu bukan hanya mengajari UMKM kita ke ranah digital, melainkan juga menyiapkan berbagai fitur yang ramah dengan kondisi UMKM," kata Tina dalam Festival Oriental Food China Town, di Sleman City Hall.

Ia menyebut sinergi aplikasi digital inovatif seperti Labamu dengan pelaku UMKM diharapkan dapat mendorong UMKM di Sleman berkembang. Kerja sama antara komunitas Tionghoa dan Labamu dalam kegiatan festival kuliner menjadi langkah dalam mengedukasi dan mengenalkan aplikasi digital sehingga dapat mendorong pelaku UMKM untuk naik kelas.

Baca juga : Dari Modal Rp15 Ribu, Edi Jadi Pedagang Siomay dengan Omzet Rp1 Juta per Hari

Direktur Labamu, Arnold Sebastian Egg menyebutkan, kegiatan Festival Oriental Food China Town, yang berlangsung di Sleman City Hall, 2-18 Februari diikuti  ratusan UMKM. 

"Kami mendukung kegiatan ini, sekaligus ingin mengenalkan dan mengedukasi para pelaku UMKM agar mereka mendapatkan solusi bisnis dari aplikasi digital Labamu," kata dia di sela-sela pembukaan festival.

Arnold mengungkapkan, para pelaku UMKM sangat membutuhkan solusi digital untuk mendukung perkembangan bisnis mereka. Digitalisasi, akan membawa bisnis UMKM makin efisien, dan mampu menjangkau pasar dengan lebih meluas.

Baca juga : Masyarakat Grogol Yogyakarta Rintis Agrowisata Tanaman Semangka

"Sayangnya, masih banyak pelaku UMKM yang selama ini mengaku mendapatkan beban dari penggunaan aplikasi digital. Terutama pada munculnya biaya transaksi serta  terganggunya cash flow karena tertundanya uang hasil penjualan. Melihat kendala ini, kami menciptakan Labamu yang meniadakan biaya serta memastikan pelaku UMKM menerima pembayaran tanpa penundaan," kata Arnold.

Keterlibatan pada Festival Oriental Food China Town, sekaligus juga menjadi ajang untuk menyerap kebutuhan UMKM. Dengan demikian, ke depan aplikasi ini dapat terus dikembangkan, agar memberikan pengalaman digital yang sesuai keinginan UMKM.

"Tujuan kami adalah memberdayakan komunitas lokal dengan membantu pertumbuhan bisnis mereka melalui aplikasi kami. Dengan terlibat dalam acara ini, kami dapat mengamati secara langsung bagaimana solusi kami memberi manfaat bagi pengguna dan mengumpulkan insight untuk meningkatkan Labamu agar memberikan dampak yang lebih besar," kata Arnold.

Baca juga : Riset INDEF: Hyperlocal Tokopedia Berkontribusi dalam Pertumbuhan Ekonomi

Terus berinovasi

Head of Brand and Partnership PT Laba Kita Bersama, Putri Rusli mengatakan, pihaknya akan terus menyuguhkan inovasi dan teknologi, serta berbagai program untuk membantu perkembangan UMKM di Indonesia. 

Salah satunya pada acara tahunan ini, di mana khususnya Yogyakarta dikenal dengan pasar kuliner yang terus berkembang serta semangat komunitas UMKM yang kental, merupakan peluang bagus bagi usaha lokal untuk memanfaatkan perangkat digital, sehingga meningkatkan pertumbuhan dan kehadiran pangsa pasar mereka," ujar Putri.

Baca juga : Kolaborasi Hive Five-BRI Dukung Perkembangan UMKM

Ia menjelaskan, Labamu bertujuan untuk memfasilitasi akses permodalan bagi UMKM melalui kerja sama dengan berbagai lembaga keuangan, yang mencerminkan etos Labamu. Aplikasi Labamu dirancang untuk memberi kemudahan, memungkinkan UMKM mengelola penjualan, invoice, pembayaran QRIS secara efisien, bahkan menawarkan e-wallet untuk kenyamanan bertransaksi, serta fitur pengelolaan bahan baku untuk pengusaha kuliner.

Salah satu pelaku UMKM Kedai Berkatea.dan pengguna Labamu, Nanang Purwanto mengungkapkan, aplikasi ini telah mengubah cara mereka mengelola keuangan, terutama saat menghadapi ratusan pembeli. "Aplikasi ini tidak hanya bisa mencatat transaksi, tetapi juga stok barang, keuntungan, bahkan ada fitur penawaran dan penagihan print struk. Selain itu, juga terdapat fitur karyawan jika kita menjadi member premium," ujarnya. (AT/N-1)

Baca juga : Wamendag Resmikan Factory Outlets Cikarang Trade Center di Kota Jababeka

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat