visitaaponce.com

10 Pakaian Adat Jawa Timur, Nama dan Ciri Khasnya

10 Pakaian Adat Jawa Timur, Nama dan Ciri Khasnya
pakaian adat Jawa Timur(Antara)

Pakaian adat Jawa Timur memiliki julukan yang unik dengan ciri khas yang menarik. Di balik itu,  nilai-nilai budaya yang tersimpan di dalamnya pun begitu kental, yang merupakan hasil perpaduan antar suku. Sebut saja Jawa dan Madura yang mendominasi wilayah Jawa Timur.

Cukup banyak pilihan pakaian adat yang dimiliki wilayah timur Pulau Jawa ini. Beberapa merupakan pakaian sehari-hari di masa lalu, dan lainnya merupakan pakaian khusus untuk menghadiri acara.

Mari kenali melalui informasi yang kami sajikan berikut ini.

Baca juga : 8 Pakaian Adat Lampung yang Berwarna-warni dan Mewah

Pakaian Adat Jawa Timur

Hasil perpaduan antara suku Jawa dan Madura telah menghasilkan warisan budaya yang begitu berharga, khususnya di wilayah Jawa Timur. Hal ini bisa dilihat dari keberagaman pakaian adat yang dimiliki kedua suku tersebut.

Selengkapnya terangkum dalam ulasan di bawah ini.

1. Rasughan Totep dan Kebaya Tanpa Kutu Baru 

Baca juga : 8 Pakaian Adat Betawi Beserta Ciri Khas Uniknya

Pasangan busana adat yang satu ini merupakan peninggalan suku Madura. Tepatnya pakaian yang sehari-hari dipakai oleh kalangan bangsawan. 

Laki-laki mengenakan atasan rasughan totep dari kain tebal polos sejenis woll, berwarna merah, hitam atau putih. Dengan perlengkapan bawahan samper kembeng (kain panjang bernuansa cokelat), odheng peredan (topi Jawa bermotif), dan terompah (selop tertutup).

Sementara kebaya perempuan dibuat dengan lengan 3/4 dan cutting agak lebar. Bagian depannya kebaya tanpa kutu baru. Kain bawahan yang dipadukan bermotif samper kembang. Tak lupa, tatanan rambut sempol dihiasi dengan hiasan sehntar phentol.

Baca juga : 11 Pakaian Adat Jawa Tengah Sebagai Representasi Budaya Jawa

2. Jas Totop dan Kebaya Panjang Beludru 

Oleh kalangan bangsawan zaman dahulu, pakaian adat totop dan kebaya panjang beludru ini dikenakan khusus untuk menghadiri upacara resmi, termasuk acara pernikahan.

Jas totop mirip dengan rasughan totep berwarna putih, kelabu atau hitam. Terdapat hiasan pemanis di bagian kancing. Dengan bawahan kain panjang batik tulis, saputangan, ikat pinggang besar, serta perlengkapan keris dan oheng peredhan di kepala.

Baca juga : 11 Pakaian Adat Bali dan Ciri-cirinya

Untuk pasangan perempuan mengenakan kebaya panjang beludru dan kain batik tulis Madura atau Jawa. Tatanan rambut gelung malang lengkap dengan sejumlah aksesoris di leher dan juga telinga.

3. Baju Pesa’an dan Kebaya Rancongan 

Memiliki model yang kental akan budaya Madura membuat pakaian adat ini banyak dipilih saat menghadiri berbagai acara spesial perayaan hari besar di Jawa Timur. Padahal, dulunya baju pesa’an merupakan pakaian sehari-hari rakyat biasa.

Baca juga : IDAI Sebut KLB Polio di Jawa Bakal Jadi Bom Waktu

Ciri khas pesa ‘an memancarkan kesan sederhana. Terbuat dari kain katun polos dengan segala warna, berlengan panjang dan serba longgar. Baju ini tidak memakai kancing, yang mana lubang kancingnya hanya sebagai hiasan saja. Untuk bagian bawah dilengkapi dengan celana gomboran, sarung plekat, dan alas kaki terompah.

Sementara kebaya rancongan yang dikenakan wanita merupakan jenis kebaya katun bermotif kembang-kembang atau polos dan berwarna. Bagian badan dan lengannya dibuat press body, dan terdapat hiasan di dada.

4. Baju Adat Sutra Bawean 

Baca juga : Lestarikan Budaya, OMG Jatim Gelar Lomba Fashion Show Pakaian Adat Nusantara

Sebagai salah satu yang mendiami Jawa Timur, Bawean juga mewarisi pakaian adat sebagai alat budaya. 

Menariknya, pakaian adat dari suku Bawean ini terbuat dari kain sutera. Selain itu, terdapat motif sulaman yang sangat khas dan beragam dengan corak berwarna-warni. Konsep tersebut berlaku pada pakaian adat laki-laki maupun perempuan.

Memiliki tampilan yang cantik dan elegan membuat baju ini kerap dipakai dengan beragam alasan. Untuk melestarikan kebudayaan daerah, meningkatkan ekonomi lokal atau sekadar agar penggunanya terlihat lebih cantik nan elegan.

Baca juga : Koalisi Tradisikebaya Beraksi Dukung Kebaya Goes to UNESCO

Variasinya yang beragam semakin menambah popularitas baju adat Bawean. Ada yang bermodel kurung, baju pesak, dan masih banyak lagi. Hanya saja, segi harga memang  cukup fantastis. Selain materialnya yang berkualitas, beberapa komponen baju ini bernilai seni tinggi.

5. Baju Hitam Suku Tengger 

Tengger merupakan suku minoritas di Jawa Timur dengan peninggalan baju hitamnya yang khas. Biasanya, baju hitam khas suku Tengger ini masih bisa kamu temukan dengan mudah di wilayah Bromo. Tepatnya saat pelaksanaan kegiatan keagamaan.

Baca juga : Kabar Duka, Adik Gubernur Sumut Edy Rahmayadi Meninggal Dunia

Pakaian Tengger yang dikenakan serba hitam, berupa beskap dan udheng untuk laki-laki dan kebaya untuk perempuan. 

6. Thulik dan Jebeng

Berikutnya dari suku Osing, bernama thulik dan jebeng. Thulik yang dikenakan laki-laki berlengan panjang dengan motif polos khas jas totop Jawa Timur. Dengan kancing dari logam emas/perak, rantai duit, dekorasi jam tangan, dan kuku macan. Tidak lupa ikat kepala dengan motif khas Banyuwangi, tempat suku Osing berkembang.

Baca juga : Awal Ramadan, Daging Kambing di Pantura 120 Ribu per Kg

Perempuan berkebaya motif polos tanpa lembar penutup dada dan berlengan panjang agak sempit. Motif kain yang digunakan khas Banyuwangi tanpa wiron sebatas mata kaki. Gelang motif ular, sigar penjalin, pelintiran dan anting-anting greol turut menghiasi kepala agar penampilan penggunanya semakin berkelas.

Pakaian adat Jawa Timur ini biasanya dikenakan oleh calon pasangan pengantin di upacara pernikahan.

7. Baju Manten Banyuwangi

Baca juga : Bupati Malang Larang Kerabat Korban Bencana Mudik

Masih dari Banyuwangi, hanya saja pakaian adat satu ini digunakan khusus untuk upacara pernikahan bergengsi. Sekilas, model pakaian ini mengintimidasi yang melihatnya pertama kali. 

Untuk wanita mengenakan kemben dengan kain khas Jawa Timur, lengkap dengan berbagai hiasan pernikahan yang bernilai filosofis. Seperti gelang motif, selendang, anting-anting greol, dan sandal selop. Sedangkan laki-laki berupa rantai jam dan perlengkapan bendel serta selop.

Menyeimbangi tampilan perempuan, mempelai laki-laki akan bertelanjang dada dengan hiasan serupa pasangan pengantinnya. Ketika mengenakannya, seakan pasangan ini menjadi sultan dan permaisuri sesaat.

Baca juga : Polda Jatim Bagi Tujuh Rayon Penyekatan

8. Baju Adat Penari Gandrung 

Berbeda dengan yang lain, pakaian ini memiliki hiasan heboh. Pasalnya, pakaian ini dulunya dikenakan oleh para penari tradisional Gandrung. 

Kesenian ini juga merupakan peninggalan budaya di wilayah lain, seperti Jawa Tengah dan Lombok. Sehingga wajar bila terdapat kesamaan kostum di antara budaya tersebut.

Baca juga : Dua Peretas Indonesia Curi Rp876 miliar dari Warga AS

Pakaian gandrung sering dikenakan pada saat penyelenggaraan festival seni dan budaya oleh hampir 1000 orang penari. Perpaduan keunikan busana dan banyaknya jumlah penari itulah yang membuat tarian ini menjadi ikon dari kota Banyuwangi, sekaligus peninggalan pakaian adat Jawa Timur yang tersohor.

Secara detail, kostum penari terbuat dari beludru berwarna hitam dan bercorak ramai. Dihiasi ornamen kuning emas, serta manik-manik yang mengkilap.

9. Pakaian Serba Hitam Samin 

Baca juga : Sinar Mas Land dan PermataBank Mudahkan Punya Apartemen Klaska

Pakaian serba hitam bukan hanya warisan dari suku Tengger. Di Kabupaten Blora, terdapat suku Osing yang juga meninggalkan budaya serupa, yakni pakaian adat serba hitam bernama sedulur sikep. Demi menjaga kelestariannya, PemKot Blora mewajibkan siswa sekolah mengenakannya setiap tanggal 15 pertengahan bulan. 

Laki-laki mengenakan pakaian serba hitam dan ikat kepala udeng, dan perempuan berkebaya hitam dengan bawahan batik. Ciri khas tersebut merupakan simbol dari kesederhanaan dan kejujuran pemakainya.

10. Kebaya Pengantin Jawa Timur Modern 

Baca juga : Belum Ada Keterkaitan Terduga Teroris di Jatim dengan Makassar

Berkembangnya peradaban masyarakat Jawa Timur dari masa ke masa turut melahirkan budaya baru yang berlandaskan pakaian adat. Masyarakat terkini menyebutnya sebagai kebaya pengantin Jawa Timur modern.

Dilihat sekilas, look-nya seperti baju manten Banyuwangi. Dengan pemilihan motif kain dan hiasan yang bergaya elegan dan eksklusif.

Semoga ulasan tentang pakaian adat Jawa Timur di atas menambah wawasan dan semakin meningkatkan kesadaran dengan ikut melestarikannya. Sehingga warisan budaya lokal tetap terjaga agar generasi selanjutnya bisa ikut merasakan kebesaran nilai budaya leluhur Jawa Timur yang luar biasa.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Esa tanjung

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat