Puisi-puisi Andi Wirambara
![Puisi-puisi Andi Wirambara](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/01/97d2882d821e848f868fa06fb7c88d1a.gif)
Salju Turun
Salju turun, bidadari bermata athena
seolah mendarat
dan mengadili segala rindu
hingga pelosok penjuru dada
Sebuah alat musik pasrah di sapaan
jari-jarimu yang lentik
yang biasa memainkan awan-awan
memindahkan rinai hujan
ke dalam dekapan
atau tersenyum mengalungkan pelangi
di lingkar leherku
Salju turun, mainkanlah
apapun yang hendak kau alunkan
nada-nada langit, siulan embun
perlahan berbisik di telingaku
Berlagu di perbatasan sebuah negeri
yang dipanggil dengan namamu
kemudian namaku
(2024)
Mencatat Rindu dari Barelang
Dimulakan dari dermaga
gelombang laut mengombang-ambingkan rindu
hingga terdampar kepada kening yang jauh
Aku beranjak memijaki rempang, dan jembatan
bertutur pada tali sepatu bahwa sesekali
kita perlu bergandengan tangan
menyusuri jalan yang lengang, membiarkan rindu
menjadi lolongan klakson kendaraan
sepanjang mimpi-mimpi berlintasan
Selepas sirat, melambailah kita pada warna-warna
seperti ranting-ranting yang melepas pagi
Lalu pada tepian galang, kita seperti awan-awan sore
perlahan terisap ke lubuk laut yang paling jingga
seolah-olah kita telah menuntaskan rindu seharian
Padahal malam diam-diam datang
membawa rindu yang lebih gelisah
dari seucap sampai nanti
usai perjumpaan yang panjang
(Batam, 2017)
Mencatat Rindu dari Pontianak
Dari jendela pesawat aku memotret
lanskap terik dan wajahmu di gelung awan
membayangkan bau kopi selamat datang
pada cangkir yang kubaringkan
dan kutanggalkan di bandara
Bagi nuraniku yang tualang
tidak pernah benar-benar ada
yang melakukan perjalanan sendirian
setidaknya ada rindu
yang menggenapi pengembaraan
entah ia ikut di dalam kantung, ransel, koper
atau diam-diam duduk manis di bilik dada
Persinggahan pertama di tepian muara
syair menggelung rindu menjadi
warna-warni manja
menandai kali ini senja adalah milikmu
dari segala sudut
Persinggahan akhir, di singkawang
aku menggandeng lampion kosong
membawanya ke pasir panjang
menjejaki batu-batu dan menyangkarkan rindu
dalam lampion itu, kemudian menerbangkannya
Ke selintas langit, di mana lengkung cakrawala
tersenyum mengecup pipi khatulistiwa
(Pontianak, 2017)
"Salju turun, nada-nada langit dan siulan embun perlahan berbisik di telingaku."
Keraguan Seorang Pohon
Seringkali pagi menyaksikan seseorang
seperti pohon dengan serimbun keraguan
yang hinggap di ranting-rantingnya
melewati masa-masa rapuh
melewati repih musim-musim
Sewaktu-waktu pagi melihat ia merasa
siap menggugurkan keraguan itu
mencerabutinya sebagai daun-daun
yang memasrahkan ranggas
Namun pagi menyaksikan helai lain
perihal keraguan yang mendadak tumbuh
kala ia menengok pada pohon-pohon lain:
beberapa telah mantap menggugur ayal
sisanya kukuh hidup dalam ragu
yang tiada pernah tuntas
Kemudian pagi melihat ia sebagai pohon
yang berdiri dengan sebenar-benarnya keraguan
separuh keraguan ia ranggaskan, separuh lagi
terbiarkan tumbuh memelihara belukar.
(Pulau Galang, 2017)
Lepuh
Siang bukan waktu yang santun untuk menyilakan kita berjalan, saling mengait telunjuk memijak empuk pasir dan tersenyum menuju ombak mungil-mungil di ujung langkah yang kita tempuh. Sebab, bisa saja telapak kaki kita akan lepuh.
Namun tiada biru sebaik yang siang suguhkan lewat laut dan langit yang saling mengait telunjuk, menyilakan kita memandang ombak mungil-mungil tanpa menyadari: betapa lepuh telah kita tanggalkan begitu jauh.
(Badung, 2017)
Baca juga: Sajak-sajak Maxim Gorky
Baca juga: Sajak-sajak Uhan Subhan
Baca juga: Sajak-sajak Frans Purba
Andi Wirambara, lahir di Ambon, Maluku, 24 September 1991. Alumnus Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur. Aktif menulis puisi, cerpen, dan artikel. Karya-karyanya telah termuat di sejumlah koran, media daring, dan antologi bersama. Dia telah mengeluarkan empat buku kumpulan puisi dan kumpulan cerpen tunggal, yaitu Harmonika Lelaki Sepi (2010), Sekeping Tanda (2011), Lengkung (2012), dan Tentang Pertemuan (2014). Kini berdomisili di Malang dan berkecimpung pada dunia praktisi hukum. Ilustrasi header: Fyodor Ionin. (SK-1)
Terkini Lainnya
Salju Turun
Mencatat Rindu dari Barelang
Mencatat Rindu dari Pontianak
"Salju turun, nada-nada langit dan siulan embun perlahan berbisik di telingaku."
Keraguan Seorang Pohon
Lepuh
Rumah untuk Peminat Puisi
Begini Kondisi Sastrawan Joko Pinurbo sebelum Meninggal Dunia Menurut Sang Istri
Penyair Joko Pinurbo Meninggal Dunia, Dimakamkan Besok
Puisi-puisi Sita Aulliya
Puisi-puisi Dana Sideros
Sajak-sajak Frans Ekodhanto Purba
Perpusnas Jalin Kerja Sama dengan Dua Perpustakaan Nasional Rusia
Khitah Negara pada Sastra Masuk Kurikulum
Rumah Akademik Masa Depan Profesional dan Kreatif di Prodi PBSI Unika Santu Paulus Ruteng
Kemendikbud Ristek Siap Perbaiki Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra
Polemik Buku Sastra, DPR RI Minta Nadiem Makarim tidak Kebablasan Keluarkan Kebijakan Pendidikan
Berbagai Aktivitas Kesusastraan di Daerah Sambut 100 Tahun AA Navis
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap