visitaaponce.com

Puisi-puisi Andi Wirambara

Puisi-puisi Andi Wirambara
(Ilustrasi: Fyodor Ionin)

Salju Turun

Salju turun, bidadari bermata athena
seolah mendarat
dan mengadili segala rindu 
hingga pelosok penjuru dada

Sebuah alat musik pasrah di sapaan
jari-jarimu yang lentik
yang biasa memainkan awan-awan
memindahkan rinai hujan
ke dalam dekapan
atau tersenyum mengalungkan pelangi
di lingkar leherku

Salju turun, mainkanlah
apapun yang hendak kau alunkan
nada-nada langit, siulan embun
perlahan berbisik di telingaku

Berlagu di perbatasan sebuah negeri
yang dipanggil dengan namamu
kemudian namaku

(2024)


 

Mencatat Rindu dari Barelang

Dimulakan dari dermaga
gelombang laut mengombang-ambingkan rindu 
hingga terdampar kepada kening yang jauh

Aku beranjak memijaki rempang, dan jembatan
bertutur pada tali sepatu bahwa sesekali 
kita perlu bergandengan tangan 
menyusuri jalan yang lengang, membiarkan rindu 
menjadi lolongan klakson kendaraan 
sepanjang mimpi-mimpi berlintasan

Selepas sirat, melambailah kita pada warna-warna
seperti ranting-ranting yang melepas pagi

Lalu pada tepian galang, kita seperti awan-awan sore
perlahan terisap ke lubuk laut yang paling jingga
seolah-olah kita telah menuntaskan rindu seharian

Padahal malam diam-diam datang 
membawa rindu yang lebih gelisah 
dari seucap sampai nanti
usai perjumpaan yang panjang

(Batam, 2017)


 

Mencatat Rindu dari Pontianak

Dari jendela pesawat aku memotret 
lanskap terik dan wajahmu di gelung awan
membayangkan bau kopi selamat datang
pada cangkir yang kubaringkan 
dan kutanggalkan di bandara

Bagi nuraniku yang tualang
tidak pernah benar-benar ada 
yang melakukan perjalanan sendirian
setidaknya ada rindu 
yang menggenapi pengembaraan
entah ia ikut di dalam kantung, ransel, koper 
atau diam-diam duduk manis di bilik dada

Persinggahan pertama di tepian muara 
syair menggelung rindu menjadi 
warna-warni manja
menandai kali ini senja adalah milikmu
dari segala sudut

Persinggahan akhir, di singkawang
aku menggandeng lampion kosong
membawanya ke pasir panjang
menjejaki batu-batu dan menyangkarkan rindu 
dalam lampion itu, kemudian menerbangkannya

Ke selintas langit, di mana lengkung cakrawala
tersenyum mengecup pipi khatulistiwa

(Pontianak, 2017)

 


"Salju turun, nada-nada langit dan siulan embun perlahan berbisik di telingaku."

 


Keraguan Seorang Pohon

Seringkali pagi menyaksikan seseorang 
seperti pohon dengan serimbun keraguan 
yang hinggap di ranting-rantingnya 
melewati masa-masa rapuh
melewati repih musim-musim

Sewaktu-waktu pagi melihat ia merasa 
siap menggugurkan keraguan itu 
mencerabutinya sebagai daun-daun 
yang memasrahkan ranggas

Namun pagi menyaksikan helai lain 
perihal keraguan yang mendadak tumbuh 
kala ia menengok pada pohon-pohon lain:
beberapa telah mantap menggugur ayal
sisanya kukuh hidup dalam ragu 
yang tiada pernah tuntas

Kemudian pagi melihat ia sebagai pohon 
yang berdiri dengan sebenar-benarnya keraguan
separuh keraguan ia ranggaskan, separuh lagi 
terbiarkan tumbuh memelihara belukar.

(Pulau Galang, 2017)


 

Lepuh

Siang bukan waktu yang santun untuk menyilakan kita berjalan, saling mengait telunjuk memijak empuk pasir dan tersenyum menuju ombak mungil-mungil di ujung langkah yang kita tempuh. Sebab, bisa saja telapak kaki kita akan lepuh.

Namun tiada biru sebaik yang siang suguhkan lewat laut dan langit yang saling mengait telunjuk, menyilakan kita memandang ombak mungil-mungil tanpa menyadari: betapa lepuh telah kita tanggalkan begitu jauh.

(Badung, 2017)

 

 

Baca juga: Sajak-sajak Maxim Gorky
Baca juga: Sajak-sajak Uhan Subhan
Baca juga: Sajak-sajak Frans Purba

 

 

 

 


Andi Wirambara, lahir di Ambon, Maluku, 24 September 1991. Alumnus Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur. Aktif menulis puisi, cerpen, dan artikel. Karya-karyanya telah termuat di sejumlah koran, media daring, dan antologi bersama. Dia telah mengeluarkan empat buku kumpulan puisi dan kumpulan cerpen tunggal, yaitu Harmonika Lelaki Sepi (2010), Sekeping Tanda (2011), Lengkung (2012), dan Tentang Pertemuan (2014). Kini berdomisili di Malang dan berkecimpung pada dunia praktisi hukum. Ilustrasi header: Fyodor Ionin. (SK-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Iwan Jaconiah

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat