visitaaponce.com

Puisi-puisi Robert Rozhdestvensky

Puisi-puisi Robert Rozhdestvensky
(Ilustrasi: Kolykhalk)

Saya Ingin Awal Permulaan

Dulu saya ingin hidup
Bersama dia
Menyebut kembali namanya yang bersih.
Saya adalah dia.
         Menjalani rutinitas —
Sembari duduk mengedit.
Saya ingat sebuah fakta
Dia cantik serupa bungkusan permen.

Dan dengan kelicikannya yang sederhana
Aya terpesona
         Parasnya anggun.
Menghancurkan kejahatan:
"Saya tidak ingat... Dia juga tidak... Entahlah..."
Saya ingin menghapuskan setiap masalah:
"Perbaikilah diri masing-masing
Dan percayalah..."

... Kehidupan terus mengalir
Seperti biasanya;
Ini apa, itu apa.
Dia menolak hidup.
Tidak ingin berpaling.
Tidak ingin bergemang...
Dia tidak mau.

 

Jejak Kaki

Saya suka,
        Ketika melewati kota
                          Bersalju
Berkeliling dan berputar,
Tidak ada yang kukenal.
Semua seakan mati
        Shaggy
                 Salju melayang perlahan
Dalam gaun cerpelai
Di Moskwa.
Dengan mantel mustela
Seorang siswa akan datang.
Dengan balutan cerpelai
           Rumah tidak tertutup...
Saya suka melihat riak putih.
Ada lentera melayang di jalan
Terbakar.
Seolah-olah dipenuhi nyala api
                        Noli
Di rumah
Pelita menyala.
Bubuk-bubuk salju turun, 
Saya berlari ke belakang.
Salju kusut di semak-semak...

Salju
Perlahan-lahan berguguran
              Tenang —
Menutupi tanda
Jejak kaki!

 

Merayakan Ulang Tahun Seorang Perempuan

"Berapa usiamu?..."
"Memang, berapa yang kamu tahu?..."
Perempuan itu melambaikan tangannya
                      Dan
Melantunkan lagu pahit —
Sederhana dan sendu:
"Mengapa kita perlu menghitung usia?"
Itu saja
         Saya hanya bertanya. —
Dia bersulang
              Untuk teman-teman yang datang.
Wajahnya memancarkan
Seberkas cahaya yang terang...

Perayaan hari ulang tahun
                        Bagi perempuan itu.
Tahun kelahiran
Baginya
Tidak perlu kemewahan!

 

Sahabat

Kita berjuang keras,
Begitu tenang.
Terkadang —
                  Keluar dari topik percakapan,
Terkadang —
                  Tanpa alasan.
Kita mengikrarkan sumpah persahabatan
Seperti wabah.
Kita saling iri, 
Saya tidak tahu mengapa...
Kita saling memandang
Dari ketinggian imajiner,
Saya menghitung,
                 Teman yang lain
Sangat beruntung.
Kita tidak memaafkan kesalahan,
Cuma menyalahkan diri sendiri atas segalanya.
Kita tidak berjanji untuk bertemu.
Namun saling menelepon!

Itu semua sudah terjadi:
Pada siang hari, saya rapuh, 
Ingin marah.
Telepon berdering keras:
"Apakah kamu di rumah,
              Orang tua?" 
Dia menjawab:
"Di rumah... 
Terima kasih — saya akan senang...
Tapi..."
Lalu sejenak lesu, 
Lamban,
Dan gelap gulita:
"Maaf... 
          Sedang sibuk... 
                       Salam..."
Lalu saya diam dan geram.
Membanting gagang telepon
Menarik napas sejenak;
"Bung!"

Saya mendengar dering telepon di kegelapan
Kita pun muncul di tengah malam...
Dan mengingat sebuah pelanggaran.
Saya bertanya-tanya;
"Bagaimana kabar kamu?" 
Hanya kudapati jawaban lesu 
Dan sedih dari balkon atas.

Sesaat kita bergumam lembut:
"Sejauh ini..." 
Ini adalah bagaimana terus hidup dan bertahan,
Kita bersumpah untuk sesuatu hal penting.
Mengerutkan kening dalam pikiran,
Dan saling merindukan satu dengan lainnya.
Biarkan saja
Sebagian orang menyebut kita kekanak-kanakan.

Selembar kertas
                Putih bersih
Di hari keempat, —
Saya takut dengan kata-kata usang,
Seperti berada dalam kehampaan.

 

Baca juga: Puisi-puisi Maxim Gorky
Baca juga: Puisi-puisi Anna Akhmatova
Baca juga: Puisi-puisi Vladimir Mayakovsky

 

 

 

 


Robert Ivanovich Rozhdestvensky, lahir di Koshikha, Siberia, 20 Juni 1932 dan wafat di Moskwa, Rusia, 19 Agustus 1994. Adalah seorang penyair, penerjemah, dan penulis lagu. Pemenang Penghargaan Sastra Negara Uni Soviet (1979) dan Penghargaan Lenin Komsomol (1972), dan Peraih Ordo Lenin (1984). Sejak 1976 hingga akhir hidupnya pernah dipilih sebagai Sekretaris Persatuan Penulis Uni Soviet. Ia adalah salah satu tokoh paling cerdas dari Angkatan Puisi Rusia 60-an. (SK-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Iwan Jaconiah

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat