visitaaponce.com

Inggris, AS, Tiongkok Sepakati Keamanan AI pada Pertemuan Puncak

Inggris, AS, Tiongkok Sepakati Keamanan AI pada Pertemuan Puncak
Wakil Presiden AS Kamala Harris menyampaikan pidato tentang kecerdasan buatan (AI) di pusat kota London, 1 November 2023.(AFP/Daniel Leal.)

SEJUMLAH negara, termasuk Inggris, Amerika Serikat, dan Tiongkok pada Rabu (2/11) menyetujui perlunya tindakan internasional ketika para pemimpin politik dan teknologi berkumpul dalam pertemuan puncak pertama di dunia mengenai keamanan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Pemerintah Inggris memulai acara dua hari di Bletchley Park, utara London, dengan menerbitkan Deklarasi Bletchley yang ditandatangani oleh 28 negara dan Uni Eropa.

Di dalamnya, mereka menyepakati kebutuhan mendesak untuk memahami dan secara kolektif mengelola potensi risiko melalui upaya global bersama untuk memastikan AI dikembangkan dan diterapkan dengan cara yang aman dan bertanggung jawab demi kepentingan komunitas global. Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menyebut deklarasi tersebut sebagai pencapaian penting. 

Raja Charles III, dalam pesan video pada pertemuan puncak tersebut, mendesak kolaborasi internasional memerangi risiko signifikan dari pembangunan yang tidak terkendali. "Ada keharusan yang jelas untuk memastikan bahwa teknologi yang berkembang pesat ini tetap aman dan terlindungi," katanya.

Baca juga: Laba Meta Triwulanan Melonjak saat Pasar Iklan Bergejolak

Menteri Teknologi Inggris Michelle Donelan mengatakan kepada AFP bahwa deklarasi tersebut yang pertama kali menyatukan dunia untuk mengidentifikasi masalah ini. Pengumuman ini muncul tak lama setelah Inggris dan Amerika Serikat mengatakan mereka mendirikan lembaga mereka sendiri untuk menilai dan memitigasi risiko teknologi yang berkembang pesat ini.

Peluncuran model-model terbaru ini memberikan gambaran sekilas mengenai potensi yang disebut AI frontier. Namun ini juga menimbulkan kekhawatiran seputar masalah mulai dari kehilangan pekerjaan hingga serangan dunia maya dan kendali yang sebenarnya dimiliki manusia atas sistem tersebut.

Baca juga: Nokia akan Pangkas 14.000 Pekerja karena Permintaan 5G Melambat

Konferensi di Bletchley Park, tempat para pemecah kode terkemuka Inggris mengungkap kode Enigma Nazi Jerman, berfokus pada AI frontier. Donelan mengatakan kepada AFP bahwa peristiwa tersebut merupakan momen bersejarah dalam sejarah umat manusia setelah mengumumkan dua pertemuan puncak berikutnya di Korea Selatan dalam waktu enam bulan dan Prancis pada tahun depan. Namun London dilaporkan harus mengurangi ambisinya terhadap ide-ide seperti meluncurkan badan pengawas baru di tengah kurangnya antusiasme.

Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni ialah satu-satunya pemimpin dunia yang menghadiri konferensi tersebut, meskipun raksasa teknologi Elon Musk hadir pada hari pertama, dan akan berbicara dengan Sunak pada Kamis. Donelan menerima bahwa pertemuan puncak tersebut tidak dirancang untuk menghasilkan cetak biru undang-undang global, tetapi, "Menempa jalan ke depan, sehingga kita bisa mendapatkan penanganan dan pemahaman yang lebih baik mengenai risiko AI yang berada di garis depan."

Pemahaman bersama mengenai risiko AI 

Meskipun potensi AI memunculkan banyak harapan, terutama di bidang kedokteran, perkembangannya masih dipandang belum terkendali. Dalam pidatonya pekan lalu, Sunak menekankan perlunya negara-negara mengembangkan pemahaman bersama mengenai risiko yang dihadapi.

Namun pengacara dan penyelidik Cori Crider, seorang pengampanye teknologi yang adil, memperingatkan bahwa pertemuan puncak itu bisa hanya menjadi tempat perbincangan. "Jika dia serius mengenai keselamatan, Rishi Sunak perlu mengambil tindakan lebih dalam dan melibatkan semua perusahaan besar dan regulator di Inggris dan dia belum melakukannya," katanya pada konferensi pers di San Francisco.

"Di mana regulator ketenagakerjaan melihat apakah pekerjaan dibuat tidak aman atau berlebihan? Di mana regulator perlindungan data?" dia bertanya.

Setelah menghadapi kritik karena hanya melihat risiko AI, Inggris pada Rabu menjanjikan £38 juta (US$46 juta) untuk mendanai proyek AI di seluruh dunia, dimulai dari Afrika. Menjelang pertemuan tersebut, negara-negara G7 pada Senin menyetujui kode etik yang tidak mengikat bagi perusahaan yang mengembangkan sistem AI paling canggih.

Di Roma, para menteri dari Italia, Jerman, dan Prancis menyerukan pendekatan ramah inovasi dalam mengatur AI di Eropa. Mereka mendesak lebih banyak investasi untuk menantang Amerika Serikat dan Tiongkok. Tiongkok juga dijadwalkan hadir, tetapi tidak jelas perwakilan yang datang.

Situs berita Politico melaporkan bahwa London telah mengundang Presiden Xi Jinping. Undangan tersebut menimbulkan keheranan di tengah meningkatnya ketegangan antara Tiongkok dan negara-negara Barat serta tuduhan spionase teknologi. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat