Tiktok Semakin Ditinggal Pengguna, Kenapa
![Tiktok Semakin Ditinggal Pengguna, Kenapa?](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/02/32716b17a9e1b5f64d3bc3018dade392.jpg)
PORTAL berita asal Amerika Serikat, Gizmodo belum lama ini melaporkan semakin redupnya platform TikTok yang ditinggalkan pengguna. Musababnya, perlahan para pengguna mulai jengah dengan transformasi aplikasi asal Tiongkok itu yang dinilai tidak menyenangkan seperti dulu.
Gizmodo dalam artikelnya menyebut, TikTok telah memadati aplikasi tersebut dengan fitur yang menjengkelkan, dan mendorong konten yang mengurangi pengalaman inti para penggunanya berselancar di media sosial.
Bahkan tertulis ‘Kesuksesan media sosial adalah keseimbangan yang rumit, dan jika TikTok tidak berhati-hati, TikTok dapat menghancurkan dirinya sendiri dari dalam ke luar,’ sebagaimana judul artikel media tersebut.
Baca juga : Laporan TikTok: Konsumen di Tanah Air Kian Prioritaskan Nilai dari pada Harga
Media berbasis pada berita-berita teknologi ini bilang, salah satu contoh yang paling jelas adalah TikTok Shop. Perusahaan ini mendorong eCommerce dengan sangat keras sehingga para pengguna kehilangan esensi dari awal mula Tiktok dan kini makin dibanjiri baik dalam iklan. Bahkan, video organik dari para kreator kini mengharapkan bagian dari keuntungan.
Aplikasi ini bahkan sedang menguji fitur baru yang menggunakan AI untuk mengidentifikasi produk di latar belakang konten biasa dan mengubah setiap video menjadi iklan. Yang terbaru, perkembangan dalam format video. TikTok, dengan tujuan bersaing dengan YouTube, kabarnya sedang bersiap untuk memperbolehkan pengguna mengunggah video berdurasi 30 menit dan mendorong konten horizontal daripada format vertikal standar aplikasi.
Menurut sejumlah analis yang dikutip Gizmodo, tampaknya TikTok telah benar-benar kehilangan apa yang membuat orang jatuh cinta pada aplikasi ini sejak awal yakni video berdurasi pendek yang mendorong orang untuk menjadi kreatif dan aneh.
Baca juga : Inilah Kisah Sukses Pedagang Tanah Abang yang Manfaatkan TikTok
"TikTok tetap menjadi bisnis iklan sosial dengan pertumbuhan tercepat, tetapi pertumbuhan pendapatan iklannya melambat," kata Jasmine Enberg, Analis Media Sosial Utama di Insider Intelligence. "Ada batas atas untuk monetisasi iklan video pendek dan peralihan ke video yang lebih panjang dapat membantu meningkatkan pendapatan iklannya. Namun TikTok mempelopori revolusi video pendek, dan berisiko menyimpang dari kasus penggunaan intinya yang menyenangkan, klip yang menghibur, dan kehilangan keunggulannya."
Berdasarkan data, pengguna mulai meninggalkan Tiktok terlihat dari jumpah pertumbuhan pengguna aktif bulanan (MAU) yang tak lagi luar biasa. Kabarnya aplikasi berbagi video itu mulai ditinggal karena Tiktok Shop.
Secara jumlah download, Tiktok masih di urutan pertama. Namun, platform harus puas berada di urutan kelima dalam pengguna aktif bulan (MAU).
Baca juga : Teten: Masih Banyak E-Commerce, Tutupnya TikTok Shop Tidak Bikin Mati UMKM
Berdasarkan laporan Sensor Tower, nampaknya strategi perusahaan untuk menggenjot ecommerce lewat Tiktok Shop tak direspons baik oleh pengguna.
TikTok dikalahkan oleh Meta, karena empat besar didominasi aplikasi-aplikasi dari raksasa teknologi tersebut. Facebook yang memimpin pada tahun lalu. WhatsApp, anak usaha Meta lainnya berada di urutan kedua. Sementara peringkat ketiga dan keempat ditempati Instagram dan Messenger.
Di Indonesia sendiri, seperti diketahui, masa uji coba Tiktok Shop yang sudah bergabung dengan Tokopedia diminta oleh Kementerian Perdagangan. Kementerian Perdagangan member waktu 3-4 bulan agar adanya perpindahan transaksi dari Tiktok Shop ke Tokopedia. Dan hal itu diminta agar dipatuhi.
Baca juga : Pemerintah Diminta Investigasi Barang Impor Dibanding Larang TikTok Shop dan Social-Commerce Lain
"Ini perlu ditransisi, makanya diberikan waktu 3-4 bulan, pindahin pedagangnya, transaksinya dan banyak itu yang diurus. Supaya dia enggak jualan di medsosnya. 3-4 bulan ini kita pantau lgi prosesnya. Tetap mereka harus patuh sama aturan," ujar Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Isy Karim beberapa waktu lalu.
Terkini Lainnya
Postingan Foto Siluet Merah Viral, Media Sosial Dinilai Efektif Pengaruhi Pemilih
Intip Keseruan TikTok Awards, Buzzohero Raih Silver Agency of The Year
BPIP Minta Tambahan Anggaran Rp100 Miliar, untuk Apa Saja?
Vespa LX 125 i-get Banyak Dikeluhkan, Ini Tindak Lanjut Piaggio
Viral Bawakan Lagu Kidung, Penyanyi Australia Ben Abraham Mimpi Buat Album di Ambon
Akan Rilis Lagu Baru, Lisa Blackpink Buat Akun Tiktok
Budayawan Kecam Eksploitasi Perempuan Badui di Medsos
Sempat Viral di Medsos, 2 Jambret yang Beraksi di CFD Jakarta Ditangkap Polisi
Donald Trump Rayakan Keputusan Imunitas Presiden
Perpres Perlindungan Anak di Ranah Daring dalam Proses Sinkronisasi
20 Ucapan Selamat Hari Bhayangkara Ke-78 2024
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap