visitaaponce.com

Di Tahun 2024, Perkembangan Kecerdasan Buatan AI Generatif akan Kian Masif

Di Tahun 2024, Perkembangan Kecerdasan Buatan (AI) Generatif akan Kian Masif
Ilustrasi. Dalam ranah AI generatif, AWS melihat bahwa aplikasi asisten coding akan digunakan untuk lebih banyak penerapan,(Ist/Ilustrasi)

SEJUMLAH prediksi teknologi yang paling berdampak pada 2024 dibuat Werner Vogels, CTO Amazon.com. dan disampaikan Olivier Klein, Chief Technologist, Asia Pacific, Amazon Web Services (AWS), melalui sesi virtual media briefing pada Selasa (6/2/2024) menggunakan platform Amazon Chime.

Menurut Olivier, tahun 2024 tidak akan lepas dari perkembangan kecerdasan artifisial (AI) generatif secara masif.

Salah satu peningkatan terpenting adalah pelatihan AI generatif berdasarkan model bahasa besar (large language models ayau LLM) lintas budaya dan bahasa, sehingga hasil yang diberikan pun sesuai dengan konteks budaya yang diinginkan.

Baca juga : Gandeng Universitas Terkemuka, Yandex Luncurkan Kampanye Kecerdasan Buatan

“Kebanyakan LLM masih dilatih menggunakan bahasa Inggris dan masih berorientasi budaya Barat. Oleh karena itu, salah satu hal yang kami investasikan di AWS adalah melatih LLM berdasarkan bahasa dan konteks budaya yang lebih beragam, termasuk di Indonesia sendiri,” ujarnya.

Masih di ranah AI generatif, AWS melihat bahwa aplikasi asisten coding akan digunakan untuk lebih banyak penerapan, termasuk untuk mendesain dan membuat sistem-sistem yang kompleks dalam waktu yang semakin cepat, sekaligus sebagai sarana edukasi untuk belajar coding.

Prediksi berikutnya adalah pelayanan kesehatan khusus perempuan yang berbasis teknologi, atau disebut juga dengan FemTech.

Baca juga : Kredit Rating Indonesia Siap Manfaatkan Artificial Intelligence

Dengan melonjaknya investasi di sektor FemTech serta semakin banyaknya data yang dapat meningkatkan ketepatan diagnosis, sektor FemTech diyakini tidak hanya akan berdampak positif bagi perempuan, melainkan juga untuk pelayanan kesehatan secara keseluruhan.

Terakhir, banyak perubahan besar juga akan terjadi di ranah edukasi. Pendidikan konvensional yang selama ini bersifat hafal-menghafal, kini tidak lagi dapat menjawab kebutuhan industri akan tenaga kerja yang terampil dalam pekerjaannya akibat laju perkembangan teknologi yang begitu cepat. Pembelajaran terus-menerus akan menjadi prinsip utama.

“Untuk itu, AWS telah melatih lebih dari 500 ribu talenta digital di Indonesia, dan kami akan terus melatih lebih banyak lagi talenta digital," kata Oliver.

Baca juga : Survei Fortinet: Peran AI dalam Hadapi Serangan Siber Cukup Penting

"Salah satu hal yang terpenting adalah tersedianya konten yang dapat diakses oleh setiap orang, sehingga kami telah menyediakan lebih dari 150 kursus pelatihan digital gratis dalam bahasa Indonesia mengenai topik-topik seperti dasar-dasar cloud, machine learning, analitik data, keamanan siber, dan masih banyak lagi,” tegas Olivier.

AWS juga memiliki program AI Ready yang bertujuan memberikan pelatihan AI tanpa biaya kepada setidaknya 2 juta orang di seluruh dunia pada 2025.

Beberapa Pengumuman dari AWS re:Invent 2023

Baca juga : IBM Sebut Tren Penggunaan Teknologi AI Generatif Meningkat Tahun Depan

Pada sesi ini, Olivier juga memperkenalkan beberapa produk dan layanan teranyar yang baru diumumkan pada ajang AWS re:Invent 2023 di Las Vegas, Amerika Serikat (AS) pada Desember 2023 lalu.

“AWS terus berusaha untuk membuka akses teknologi kepada siapa pun, termasuk akses terhadap machine learning dan AI,” jelas Oliver.

Oliver mengatakan. “Hal ini diwujudkan melalui strategi AI generatif kami yang terbagi menjadi tiga lapisan utama: infrastruktur yang mumpuni, tools untuk membantu pelanggan kami dalam membangun model yang mereka butuhkan, dan aplikasi AI yang siap digunakan.” 

Baca juga :  Ajang DevFest 2023, 3.400 Pengembang Teknologi Bahas Teknologi AI dan Aksesibilitas

Salah satu aplikasi termutakhir yang dikembangkan AWS adalah Amazon Q, sebuah asisten yang diperkuat AI generatif untuk berbagai kegunaan, dari menjawab pertanyaan, menghasilkan konten, hingga membantu coding dan berinteraksi dengan sistem.

Semuanya ini tentu didasari pertimbangan keamanan dan perizinan yang paling ketat dan dijalankan secara aman di atas virtual private cloud (VPC).

Di lapisan kedua, AWS Bedrock menyediakan akses terhadap foundational models (FMs) yang dapat diaplikasikan untuk berbagai kegunaan, antara lain Llama2 oleh Meta, Stable Diffusion oleh Stability.Ai, dan masih banyak lagi.

Baca juga : Melalui AI, Umat Manusia Siap Membuka Bab Baru dalam Eksistensinya

Amazon pun memiliki FM yang dinamakan Amazon Titan, yang salah satunya dapat digunakan untuk menghasilkan gambar berkualitas tinggi seperti buatan studio.

Pelanggan juga dapat menggunakan Guardrails for Amazon Bedrock untuk membuat parameter dan pembatasan terhadap respons yang dihasilkan.

“Ini merupakan bagian dari langkah kami untuk mewujudkan penggunaan AI yang bertanggung jawab,” kata Oliver.

Baca juga : IBM Consulting Indonesia Berdayakan Bisnis untuk Gali Potensi AI Generatif

Olivier menjelaskan. selain mencegah AI untuk menghasilkan konten-konten yang berpotensi membahayakan, Guardrails for Amazon Bedrock juga dapat dimanfaatkan untuk menyaring jenis-jenis konten lainnya yang tidak diinginkan.

Di lapisan infrastruktur, AWS merilis chip Graviton4, yakni chip yang paling kuat dan efisien yang pernah dikembangkannya, sehingga memampukan pelanggan untuk menjalankan beban kerja hingga 30% lebih cepat dibandingkan pendahulunya, Graviton3, serta 40% lebih cepat untuk kegunaan database, tentu dengan biaya dan penggunaan energi yang lebih kecil pula. 

Masa Depan yang Lebih Berkelanjutan

Baca juga : Antalpha.AI, Solusi Praktis Pangkas Biaya Desain untuk Pelaku Usaha 

Sejak diluncurkannya AWS Asia Pacific (Jakarta) Region pada 2021, AWS telah berkomitmen untuk menginvestasikan sebesar US$5 miliar – setara dengan Rp71 triliun – dalam jangka waktu 15 tahun ke depan.

“Indonesia merupakan lokasi yang sangat penting bagi AWS, dan kami akan terus berinovasi untuk para pelanggan kami di Indonesia,” tegasnya.

AWS dan Amazon pun bertekad untuk mengurangi konsumsi energi dan di sisi lain menambah penggunaan energi baru dan terbarukan.

Baca juga : SAP Kembangkan Kosep AI Ramah Perusahaan Kecil

Selama empat tahun berturut-turut, Amazon menjadi pembeli terbesar energi baru dan terbarukan dari kalangan korporasi, dan pembangkit listrik tenaga surya serta tenaga angin miliknya di seluruh dunia telah menciptakan investasi ekonomi yang bernilai lebih dari US$12 miliar sepanjang periode 2014-2022. (S-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat