Keterampilan di Bidang AI akan Sebabkan Karyawan Alami Kenaikan Gaji
![Keterampilan di Bidang AI akan Sebabkan Karyawan Alami Kenaikan Gaji](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/03/a8b34e88efefbb79c31720fb1942ad95.jpg)
AMAZON Web Service (AWS) merilis penelitian baru yang menunjukan bahwa saat Artificial Intelligence (AI) digunakan secara keseluruhan, pekerja Indonesia yang memiliki keterampilan dan kemampuan di bidang tersebut diprediksi memiliki kenaikan gaji hingga 36% selain mereka yang memiliki pengetahuan di bidang teknologi informasi sebesar 53%, dan riset serta pengembangan 49%.
Penelitian itu juga menunjukkan bahwa imbal hasil produktivitas dari tenaga kerja yang memiliki keterampilan kerja AI bisa menjadi sangat besar di Indonesia.
Berdasarkan hasil survei, pengusaha mengharapkan produktivitas dari organisasi mereka meningkat hingga 57% karena teknologi AI yang mendorong inovasi dan kreativitas sebesar 78%, serta mengotomatiskan tugas-tugas yang repetitif (77%), dan meningkatkan alur kerja dan hasil (74%). Pekerja meyakini bahwa AI dapat meningkatkan efisiensi mereka hingga 58%.
Metodologi penelitan ini berupa perkembangan saat ini dan kebutuhan keterampilan teknologi di masa depan, manfaat yang dirasakan dari AI, persepsi terhadap generatif AI, serta keadaan pelatihan keterampilan AI saat ini dan di masa depan, termasuk hambatan dalam memperoleh keterampilan AI.
“Gelombang AI yang tengah menghampiri kawasan Asia Pasifik, tidak terkecuali Indonesia, berhasil mengubah cara bisnis beroperasi dan bagaimana cara kita bekerja. Penelitian kami menunjukkan bahwa masyarakat secara keseluruhan akan mendapat manfaat dari peningkatan produktivitas yang kemungkinana akan berdampak pada peningkatan gaji bagi pekerja terampil,” ujar Director at Access Partnership AWS Abhineet Kaul.
Diketahui, 96% pekerja di Indonesia ingin mengembangkan keterampilan AI untuk memajukan karier mereka, termasuk generasi baby boomer.
Baca juga : Di Tahun 2024, Perkembangan Kecerdasan Buatan (AI) Generatif akan Kian Masif
Jumlah pekerja yang tertarik dengan perkembangan keterampilan AI dari generasi ke generasi, diantaranya Gen-Z (97%), Milenial (98%), Gen-X (93%), dan Babby Boomer (75%).
Imbalan produktivitas dari tenaga kerja berketerampilan AI bisa sangat besar bagi Indonesia. Pengusaha percaya bahwa AI bisa meningkatkan produktivitas sebesar 57%, sementara pekerja beranggapan bahwa AI bisa membantu dalam pembuatan tugas 58% lebih efisien.
Penggunaan solusi dan alat AI oleh pekerja 'nonteknologi' diproyeksikan meningkat 1,4 kali pada 2028.
Baca juga : Etika Kecerdasan Buatan Kurang Peroleh Perhatian dari Pengusaha
Sementara itu, AI Generatif adalah salah satu jenis AI yang dapat menciptakan konten dan gagasan baru dengan cepat, termasuk percakapan, cerita, gambar, video, musik, dan lainnya. Hal ini telah menarik perhatian masyarakat umum dalam setahun terakhir.
Head of Training and Certification, ASEAN, AWS Emmanuel Pillai mengakatan AI generatif menawarkan peluang yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya, yaitu untuk mentransformasi bisnis di seluruh Indonesia.
Penelitian ini menunjukkan bahwa keterampilan AI sangat penting bagi tenaga kerja di masa depan, mulai dari layanan keuangan hingga konstruksi dan ritel.
Baca juga : Teknologi AI Bukanlah Lawan, Tapi Optimalkan untuk Dorong SDM Berinovasi
Berbagai industri dapat mengadopsi AI dengan cepat. Itulah sebabnya mengapa tenaga kerja yang memiliki keterampilan AI sangat penting untuk menciptakan budaya inovasi dan meningkatkan produktivitas di Indonesia.
AWS telah membantu berbagai organisasi, di antaranya platform pembelajaran secara daring RevoU, untuk meningkatkan keterampilan karyawan dan peserta didik mereka.
“AI generatif adalah topik yang terhangat pada era ini, dan berkat AWS para siswa kami mendapatkan wawasan dan pelatihan yang tak tertandingi tentang bidang tersebut. Sumber daya dan materi yang mendalam dari AWS tentang subjek yang kompleks ini telah mengubah cara siswa-siswi kami belajar, membuat mereka lebih terampil dan percaya diri dalam area yang terus berkembang ini,” ujar CEO, RevoU Matteo Sutto.
AWS sendiri berhasil memperluas layanannya untuk mendukung semua beban kerja dan saat ini telah memilimi lebih dari 24 layanan komprehensif. (Z-1)
Terkini Lainnya
Presiden Brasil dan Prancis Luncurkan Rencana Investasi Hijau Amazon
Lima Aturan Undang-Undang Pasar Digital Uni Eropa
Elon Musk Bukan Lagi Orang Terkaya Di Dunia, Pendiri Amazon Jadi Gantinya
OpenAI dalam Kesepakatan dengan Investor Senilai US$80 Miliar
Alami Gizi Buruk, Anak-anak Suku Asli Amazon Dirawat di Rumah Sakit
Gen Z dan Milenial, Ini yang Diperhatikan dalam Memilih Pekerjaan
Tingkatkan Kebijakan K3 Tanah Air, Kemnaker Gandeng KOSHA
Ombudsman Angkat Bicara Soal Iuran Tapera, Apa Bunyinya?
Komisi V DPR RI Minta Pemerintah Tunda Program Tapera di 2027
Soal Tapera, Menteri PU-Pera Tunggu Usulan dan Arahan DPR RI
Pemerintah Klaim tidak Tergesa-gesa Pungut Iuran Tapera
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap