Khawatir Disadap, Belgia Larang Pejabatnya Gunakan TikTok
![Khawatir Disadap, Belgia Larang Pejabatnya Gunakan TikTok](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/03/887e40f5f60216b185795a7d4c89c97f.jpg)
Pemerintah Belgia melarang kehadiran TikTok di ponsel milik staf atau pejabat pemerintahan. Pelarangan dilakukan karena pemerintah Belgia khawatir tentang keamanan dunia maya, privasi, dan informasi yang bisa dimiliki oleh pemerintah Tiongkok.
Menurut situs web Perdana Menteri Belgia, Alexander de Croo, Selasa (14/3), aplikasi berbagi video milik ByteDance asal Tiongkok itu akan dilarang dari ponsel atau perangkat yang dimiliki atau dibayar oleh pemerintah federal Belgia setidaknya selama enam bulan.
"Kami berada dalam konteks geopolitik baru di mana pengaruh dan pengawasan antar negara telah bergeser ke dunia digital,” kata de Croo dalam pernyataan yang dirilis secara daring.
Baca juga: Tiktok Tawarkan Cara Alternatif untuk Monetisasi Konten
Croo mengatakan pelarangan terhadap TikTok adalah hal yang masuk akal. Terutama karena diyakini TikTok telah dikuasasi sistemnya oleh pemerintah Tiongkok.
“Kita tidak boleh naif: TikTok adalah perusahaan Tiongkok yang saat ini wajib bekerja sama dengan dinas intelijen. Ini adalah kenyataannya. Melarang penggunaannya pada perangkat layanan federal adalah hal yang masuk akal," kata de Croo.
Baca juga: Amerika Serikat Akan Terbitkan RUU Larangan TikTok Pekan Ini
Sementara itu, TikTok mengaku kecewa atas kebijakan pemerintah Belgia tersebut. Pihak TikTok mengaku siap untuk bertemu pemerintah Belgia untuk menepis kekhawatiran akan aplikasi tersebut.
"Kecewa dengan penangguhan ini, yang didasarkan pada kesalahan informasi mendasar tentang perusahaan kami. Perusahaan bersedia untuk bertemu dengan pejabat untuk mengatasi masalah apa pun dan meluruskan kesalahpahaman," bunyi pernyataan resmi TikTok.
Sebelumnya, TikTok memindahkan kantor pusatnya ke Singapura pada tahun 2020. Perusahaan berupaya menjauhkan diri dari pengaruh Tiongkok dan mengatakan perusahaan induk didirikan di luar Tiongkok dan mayoritas dimiliki oleh investor global. TikTok juga mengatakan data pengguna disimpan di luar Tiongkok sebagai langkah-langkah baru untuk meredakan kekhawatiran.
Namun, upaya tersebut tidak cukup. Tiga institusi utama Uni Eropa dan kementerian pertahanan Denmark telah memerintahkan untuk menghapus aplikasi TikTok dari perangkat resmi pejabat dan staf pemerintahan. Larangan serupa telah diberlakukan di Kanada dan Amerika Serikat.
(Z-9)
Terkini Lainnya
Euro 2024: Prancis Lebih Diunggulkan saat Jumpa Belgia
Ukraina vs Belgia: Duel Penentuan Tiket ke Babak 16 Besar Euro 2024
Inilah Para Pencetak Gol Kilat di Piala Eropa
Belgia vs Rumania, Belgia Tunjukkan Kualitas di Euro 2024 dengan Menang 2-0 atas Rumania
Preview Grup E Euro 2024: Belgia dan Rumania Berebut Poin Penting
Euro 2024: Belgia dalam Bayang-Bayang Tersingkir Lebih Awal
Borrell Kecam Pembangkangan Israel Perluas Kiriman Bantuan ke Gaza
Airlangga Tolak Isu Defisit Anggaran Lampaui 3%
Uni Eropa Perdana Bahas Rencana Pemberian Sanksi untuk Israel
Luksemburg dan Belgia Ajak Dunia Akui Palestina
Perwakilan PBB Minta Uni Eropa Hadir Cegah Kekerasan Warga Palestina di Tepi Barat
Presiden Dewan Uni Eropa Kecam Perintah Evakuasi Israel di Rafah
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap