visitaaponce.com

Para Ilmuwan Menyerukan Tindakan Segera untuk Menyelamatkan Tanaman yang belum Teridentifikasi

Para Ilmuwan Menyerukan Tindakan Segera untuk Menyelamatkan Tanaman yang belum Teridentifikasi
Pemimpin penelitian Dr Laura Martinez-Sun melihat sampel jamur yang disimpan di Fungarium di Royal Botanic Gardens di Kew, London barat(HENRY NICHOLLS / AFP)

Jutaan spesies tanaman dan jamur yang belum terdeskripsikan mungkin sudah terancam punah, kata para peneliti di Kew Gardens, London pada hari Selasa (10/1). Mereka menyerukan tindakan segera untuk melindungi  tanaman-tanaman tersebut.

Di Royal Botanic Gardens yang luas di barat daya ibu kota Inggris, tim peneliti bekerja keras untuk mengidentifikasi spesies baru yang ditemukan guna membantu mempercepat konservasi mereka.

Salah satunya adalah Rafael Govaerts yang mempelajari rimbunnya pohon palem dan tanaman tropis yang dilestarikan di Rumah Palem Kew, yang dibuka sejak 1848. Beberapa di antara tanaman tersebut sudah menghilang di alam liar.

Ahli botani asal Belgia ini telah bekerja sama dengan rekan-rekannya dari seluruh dunia untuk membuat daftar lengkap semua tumbuhan berpembuluh yang dikenal di dunia -- yang memiliki batang dan akar.

Diperkirakan 350.000 spesies tumbuhan telah diketahui jenisnya, namun masih ada 100.000 spesies lainnya yang belum diberi nama resmi.

Tiga dari empat tanaman yang belum dideskripsikan ini kemungkinan besar terancam punah, menurut laporan edisi terbaru "Keadaan Tumbuhan dan Jamur Dunia" karya Kew, yang ditulis dengan bantuan sekitar 200 ilmuwan di seluruh dunia.

Untuk mencapai kesimpulan tersebut, para peneliti memeriksa ulang data dari daftar besar tumbuhan berpembuluh dengan ‘daftar merah’ atau terancam punah dari Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN).

“Saran dari para ilmuwan adalah mempertimbangkan semua spesies yang baru dideskripsikan sebagai spesies yang terancam punah,” kata Govaerts kepada AFP.

Laporan tersebut menyatakan bahwa pohon, tanaman herba, dan kaktus yang belum teridentifikasi mungkin tersembunyi di hutan terpencil namun memiliki keanekaragaman hayati di Brasil, Tiongkok, atau Nugini.

 

Mereka kini akan dijadikan sasaran sebagai bagian dari perjuangan melawan perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati.

Empat puluh lima persen tanaman berbunga yang telah ditemukan – termasuk tanaman yang tumbuh subur di atmosfer lembab di rumah kaca Kew, seperti pohon lada hitam di India Selatan – juga berisiko punah.

'Zombie'

Di laboratorium di bawah kebun raya yang luas, Lee Davies dengan hati-hati menangani sisa-sisa tarantula Ekuador yang terinfeksi jamur parasit yang disebut cordyceps, yang menyerang serangga dan mengubah mereka menjadi "zombie", lalu menyebabkan mereka mati.

Davies adalah manajer fungarium (lembaga penelityi jamur) terbesar di dunia. Dia mengetahui ribuan kotak spesimen hijau berlabel rumit yang berisi 1,25 juta sampel.

“Kami memiliki koleksi yang tersebar di seluruh dunia, mencakup penelitian jamur selama 150 tahun, dan masih digunakan untuk pengurutan DNA dan membantu membangun pemahaman kita tentang keanekaragaman jamur di dunia,” kata Davies.

Menurut laporan Kew, para ilmuwan hanya mengidentifikasi 10% dari 2,5 juta jenis jamur di planet ini.

Laura Martinez-Suz, pemimpin penelitian mikologi di Kew, mengatakan mengingat krisis hilangnya keanekaragaman hayati, sangat penting untuk memberi nama dan mendeskripsikannya agar dapat dilestarikan.

“Kita bisa berbagi informasi dengan peneliti lain, kita bisa mencoba menguraikan peran mereka dalam ekosistem… dan kita bisa mencoba menilai apakah mereka terancam atau tidak,” tambahnya.

Davies menyebut koleksi yang ia kelola merupakan sumber daya besar yang belum dimanfaatkan untuk obat-obatan atau senyawa baru yang potensial yang dapat kita gunakan untuk mengobati kondisi seperti multiple sclerosis atau kanker tertentu.

Namun jamur, yang memiliki hubungan simbiosis dengan tanaman, terancam oleh polusi udara atau spesies invasif, dan hanya satu persen yang masuk dalam daftar merah.

Oleh karena itu, para peneliti menginginkan upaya konservasi segera untuk memperlakukan mereka sama seperti tumbuhan atau hewan.(AFP/M-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat