visitaaponce.com

Kenaikan BI Rate Menyesuaikan Dinamika Global yang Bergerak Sangat Cepat

Kenaikan BI Rate Menyesuaikan Dinamika Global yang Bergerak Sangat Cepat
Petugas menunjukkan uang dolar AS dan uang rupiah di salah satu kantor cabang PT. Bank Mandiri(Antara)

BANK Indonesia melihat dinamika bergerak sangat cepat dan sangat tidak bisa diprediksi. Pada Rapat Dewan Gubernur bulan September 2023, Bank Indonesia memang menyampaikan data-data ekonomi terbaru pada saat itu.

Tetapi dalam dua minggu kemudian ternyata terjadi perubahan yang amat cepat. Ini dikonfirmasi pada pembahasan dalam sidang G20 dan IMF di Maroko yang dihadiri Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan RI.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan ada lima dinamika perubahan global yang cepat. Pertama, pertumbuhan ekonomi global akan melambat dengan divergensi pertumbuhan antar negara akan melebar.

Baca juga : Pengamat: Menaikkan BI Rate, Langkah Antisipatif Jaga Rupiah Menghadapi Kenaikan Fed Rate

Pertumbuhan ekonomi global tahun 2023 diperkirakan akan sebesar 2,9 persen dan tahun 2024 akan menjadi 2,8 persen, dan dengan balance of risknya akan lebih rendah dari 2,8 persen.

Baca juga : Pelaku Pasar Yakin BI Rate akan Bertahan di 5,75%

Divergensinya dengan Amerika Serikat tahun ini masih kuat tapi juga akan melambat tahun depan. Sementara itu ekonomi Tiongkok sekarang sudah melambat dan juga akan melambat.

Kemudian dalam dua tahun ke depan yaitu pada 2024 dan 2025, pertumbuhan ekonomi global akan melambat, tahun depan divergensi sumber pertumbuhan masih melebar tapi baru menyempit 2025, baru kemudian pada 2026 kemungkinan akan stabil.

"Jadi 2024 masih akan diliputi ketidakpastian mengenai pertumbuhan ekonomi global yang akan cenderung melambat. Oleh karena itu seluruh dunia memang harus mendorong permintaan domestik supaya pertumbuhan ekonominya masih tinggi," kata Perry," kata Perry dalam pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Oktober 2022, Kamis (19/10)

Kedua, tensi ketegangan geopolitik juga meningkat, menyebabkan harga minyak yang sudah naik, harga pangan tetap tinggi, dan akan memperlambat penurunan inflasi global.

"Kemungkinan ekonomi global akan melambat dengan ketegangan geopolitik, harga minyak yang tinggi, harga pangan meningkat dan memperlambat penurunan inflasi global," kata Perry.

Ketiga, suku bunga di negara maju termasuk Fed Fund Rate (FFR) akan higher for longer atau tinggi dalam waktu yang lebih lama.

Bank Indonesia menakar ada probabilitas sekitar 40 persen bahwa FFR akan naik pada Desember 2023.

"Tetapi ketidakpastian itu tinggi. Jadi meski naik atau tidak naik, Fed Rate masih akan tetap tinggi khususnya di paruh pertama tahun 2024. Baru dia akan mulai turun pada paruh kedua tahun 2024," kata Perry.

Keempat, yaitu kenaikan suku bunga global tidak hanya di jangka pendek. Jadi kebijakan moneter itu akan menaikkan suku bunga bung global jangka pendek.

Ini terlihat pada term struktur/ jangka waktu suku bunga dari obligasi AS dimana imbal hasil yield UST obligasi AS sekarang tinggi di sekitar 5,2 persen untuk tenor 2 year, dan 4,9 persen untuk tenor 10 year.

Suku bunga jangka panjang juga mulai bergerak naik karena kebutuhan pembiayaan utang pemerintah dari negara-negara maju.

Sebelumnya utang pemerintah negara-negara maju dan juga sejumlah negara berkembang naik selama Covid, untuk pembiayaan fiskal.

"Jadi kalau suku bunga higher for longer yang selama ini berkaitan dengan FFR, juga akan higher atau lebih tinggi untuk yield subung obligasi dari pemerintah negara-negara maju," kata Perry.

Kelima, implikasinya yaitu sehingga aliran modal yang dari negara emerging market yang tadinya sudah mulai stabil bahkan sudah mulai masuk ke Indonesia, kembali lagi ke negara maju karena cash is the king, dan juga memperkuat dolar AS.

"Ini yang kemudian dinamika global sangat cepat dari RDG bulan lalu ke RDG bulan ini yang mulai terjadi sekitar 2-3 minggu terakhir ini dan dibahas di G20 maupun IMF," kata Perry. (Z-8)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat