visitaaponce.com

Shenina Cinnamon Dambakan Ekosistem Perfilman yang Ramah Perempuan

Shenina Cinnamon Dambakan Ekosistem Perfilman yang Ramah Perempuan
Shenina Cinnamon(Instagram @shenacinnamon)

SETIAP perempuan bisa jadi pahlawan dengan kapasitas di bidangnya masing-masing dan aktris muda Shenina Cinnamon ingin terus berjuang menciptakan ekosistem yang aman dan nyaman, termasuk untuk kaum perempuan.

Peraih Piala Citra untuk Pemeran Utama Perempuan Terbaik di Festival Film Indonesia 2021 lewat film Penyalin Cahaya itu juga ingin terus menyuarakan agar kian banyak orang memahami bahwa kecantikan tidak melulu terpaku pada stereotip tertentu, bahwa cantik identik dengan kulit putih dan rambut lurus. Ia juga kerap mengalami diskriminasi akibat memiliki warna kulit yang cukup gelap.

“Skin color adalah hal yang paling utama kualami terkait dengan diskriminasi dalam industri perfilman. Misalnya saja saat mencari make up, sulit sekali menemukan warna yang cocok dengan kulit saya. Saat pertama kali aku terjun di industri film, pekerja tata rias akan langsung memberi makeup tanpa ditanya apakah shade itu cocok atau tidak dengan kulit yang gelap, saat sudah di-make up hasilnya jadi abu-abu, dan tidak bisa protes,” ujar Shenina di Jakarta, Senin (1/4).

Baca juga : Duta FFI 2022 Bicara Soal Sineas Perempuan

Perempuan berusia 25 tahun itu mengaku dirinya juga sempat merasa tidak percaya diri karena memiliki warna kulit yang gelap. Di beberapa kesempatan casting film, perempuan yang pernah kuliah jurusan film itu harus menunjukkan usaha yang ekstra untuk mendapatkan peran.

“Saat aku casting selalu bertemu dengan orang-orang yang dari segi fisik saja sangat berbanding terbalik dengan aku, misalnya warna kulitku sawo matang sedangkan mereka kulitnya sangat bersinar. Jadi melihat itu aja aku sudah merasa ciut dan rasa tidak percaya diri, tapi pada akhirnya aku harus menunjukkan kemampuan akting yang lebih,” jelasnya.

Duta Festival Film Indonesia 2022 itu juga kerap aktif menyuarakan terkait standar kecantikan yang beredar di tengah masyarakat. Menurutnya, kecantikan adalah hal yang unik dan berbeda untuk setiap individu.

Baca juga : Sahira Anjani Turunkan Berat Badan Demi Peran di Glenn Fredly The Movie

“Aku juga sering kampanye membahas tentang rasa percaya diri bahwa kecantikan itu beragam, aku juga ingin menunjukkan sebenarnya hal-hal yang tidak pernah diketahui orang lain bagaimana sulitnya berproses dalam industri film, dan tentunya tidak mudah sampai akhirnya bisa menerima diri sendiri,” ujarnya.

Selain itu, pemeran Yasmin dalam sinetron Roman Picisan the Series itu juga berharap agar ke depannya industri film Tanah Air lebih banyak diisi oleh para pekerja perempuan dan tidak hanya memandang perempuan hanya sekadar obyek. Ia mengatakan dibutuhkan lebih banyak andil perempuan dalam membangun ekosistem perfilman yang lebih matang.

Tidak hanya menjadi artis, sutradara, dan penulis skenario, perempuan juga banyak berperan dalam mengerjakan berbagai bidang dalam perfilman, seperti sinematografer, penata cahaya, dan pengarah suara hingga bidang teknis lainnya.

Baca juga : Transisi Widuri Puteri dari Pemeran Anak ke Remaja di Film Siksa Kubur

“Menurutku industri film di Indonesia masih kurang diisi oleh para pekerja perempuan, padahal aku sebagai pemeran selalu merasa nyaman saat aku bekerja dikelilingi oleh banyak perempuan. Kurangnya pekerja perempuan secara langsung berdampak pada beberapa pekerjaan teknis yang pada akhirnya membuat pemeran perempuan tidak nyaman,” ujarnya.

Pemeran Suryani dalam Penyalin Cahaya itu mengakui, secara kuantitas, jumlah laki-laki di industri film memang masih lebih besar. Tapi, itu tidak berarti bahwa perempuan tidak mampu. Perempuan mampu mengemban tugas-tugas yang tidak identik dengan gender mereka sehingga bukan hanya di tata rias atau tata busana.

“Salah satunya mungkin saat pengaturan sound, kalau misalnya kita lagi pakai clip on lalu dipasang oleh laki-laki itu itu rasanya kurang nyaman, jadi aku ingin pakai sendiri tapi takutnya spotnya salah. Ketika dipakaikan aku yang tidak mau karena tidak nyaman, hal-hal ini yang seharusnya diperhatikan, terlebih lagi agak susah untuk bisa mendapatkan banyak pekerja perempuan di dalam industri film,” jelasnya

Baca juga : Shenina Cinnamon Senang Perankan Karakter Perempuan yang Berani Bersuara

Lebih lanjut Shenina menambahkan dalam industri film, perempuan juga harus memegang peran kunci. Aktris yang mengambil studi perfilman sejak bangku SMK itu menegaskan, perempuan bukan sekadar pemanis dalam film dan industrinya.

“Tetapi untungnya, sekarang ini khususnya pascapandemi gradasi antara pekerja perempuan dan laki-laki secara perlahan bisa diminimalisir, bahwa mereka para perempuan sudah mulai bermunculan, jadi aku senang dan lebih nyaman sebenarnya,” ungkapnya.

Shenina juga menanggapi isu overwork yang dialami para pekerja film Indonesia. Menurutnya, jam kerja yang tidak menentuk itu akan berdampak pada kesehatan pekerja film karena harus bekerja rata-rata 16-20 jam dalam satu hari syuting. Di sisi lain, para pekerja film juga disebut minim perlindungan hak pekerja.

Baca juga : Takut Info Casting Hanya Penipuan, Irma Rihi Sempat Ragu Bermain di Film Women From Rote Island

“Terkait jam kerja karena kita tidak ada kepastian seperti bekerja di industri film itu berapa lama durasinya, jadi agak susah untuk diatur, tetapi untungnya sekarang ini produser-produser perfilman sudah mulai sadar dan dengan sendirinya memutuskan jam kerja mereka berapa lama secara profesional,” ungkapnya.

Kekasih Angga Yunanda itu menjelaskan pemberdayaan perempuan juga harus bisa menyentuh le dalam industri perfilman. Menurutnya, perempuan harus dikasih kesempatan karena ia percaya bahwa para perempuan bisa menjadi pekerja teknis dan strategis.

“Perempuan juga bisa ada di posisi DoP (director of photography) atau lighting. Perempuan bisa mengangkat kamera, bisa memegang mic dan lain sebagainya. Harapanku semoga industri film tidak hanya jadi milik satu gender karena justru akan sangat suka berada dalam lingkungan yang ada perempuan dan laki-laki secara imbang,” pungkasnya. (Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat