Nebulisasi tidak Bermanfaat untuk Selesma
![Nebulisasi tidak Bermanfaat untuk Selesma](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/10/4303c5d63f257d6d476b1cd8aed28a26.jpg)
NEBULISASI atau terapi inhalasi tidak bermanfaat untuk infeksi saluran pernapasan akut bagian atas atau di atas rongga dada seperti selesma atau flu. Hal itu diungkapkan pakar kesehatan dari RSCM Prof Bambang Supriyatno.
Selesma adalah infeksi virus umum yang menyerang hidung dan tenggorokan. Kondisi ini biasanya tidak berbahaya dan gejala biasanya sembuh dalam waktu dua minggu.
"Yang salah kaprah, semua batuk dikasih nebu. Kalau batuk karena infeksi saluran pernapasan atas atau infeksi akut bagian atas, di luar rongga dada seperti selesma, flu, maka nebu enggak ada gunanya sama sekali," kata Bambang, Senin (23/10).
Baca juga: Influenza Bisa Berbahaya Bagi Pasien Diabetes
Namun, menurut Bambang, pemberian inhalasi bisa bermanfaat untuk penyakit seperti asma, radang pada saluran pernapasan bagian bawah, atau di dalam rongga dada.
"Tapi pada pneumonia, enggak ada tuh pneumonia diuapin. Tapi kalau asma, radang paru yang disebabkan virus maka mungkin ada manfaatnya pemberian nebulisasi," jelas dia.
Terapi inhalasi merupakan metode pemberian obat secara inhalasi ke saluran pernapasan. Metode ini mengubah obat dalam bentuk cair menjadi bentuk aerosol sehingga mudah diinhalasi dan masuk ke saluran pernapasan.
Baca juga: Influenza Bisa Jadi Penyakit Berbahaya Jika Menginfeksi Lansia
Sebagian pakar kesehatan berpendapat pemberian terapi ini cukup bermanfaat, namun sebagian lagi menganggap tidak.
Penelitian mengenai pemberian inhalasi budesonid pada bronkiolitis atau penyakit infeksi saluran respiratorik ternyata tidak berbeda signifikan dengan plasebo.
Bambang mengatakan anak dengan kondisi batuk dan pilek namun dapat tidur dengan nyaman, bisa makan dan minum dengan baik, berat badan tetap naik dan masih bergerak aktif, tidak memerlukan pengobatan kecuali yang sifatnya obat luar semisal diberi balsem atau pelega hidung.
Anak-anak juga tidak membutuhkan antibiotik karena sebanyak 80% penyebab batuk dan pilek adalah infeksi virus.
Kemudian, terkait pemberian herbal-herbal seperti kunyit atau meniran untuk mengatasi batuk dan pilek anak, Bambang memperbolehkan, asalkan orangtua tahu dosis dan jenis herbal yang diberikan pada anak. (Ant/Z-1)
Terkini Lainnya
Jamie Foxx Membagikan Detail Tentang Penyakit Misterius yang Diidapnya
Penyakit Kawasaki, Kenali dan Waspadai Gejalanya
Ini Gejala Stroke di Usia Muda dan Cara Pencegahannya
Pakan Unggas Berbasis Maggot dan Ekstrak Daun Meniran Dikembangkan
Apakah Bawang Putih Efektif Redakan Flu? Simak Penjelasannya
Khitan Bisa Mengurangi Potensi Tertular Penyakit Seksual
Bio Farma Gelar Vaksinasi Influensa Gratis di Dua Kecamatan di Kota Bandung
3 Obat Pereda Pilek yang Tersedia di Apotek
Jemaah Haji Disarankan tidak Menyentuh Mata dan Hidung, Mengapa?
Waspada Peningkatan Kasus Gangguan ISPA selama Musim Pancaroba
40 Anak di Amerika Meninggal Dunia karena Influenza
Peralmuni dan Sanofi Edukasi Masyarakat Pentingnya Imunisasi Lengkap
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap