Menko PMK Dorong Pembangunan Manusia Indonesia Berkelanjutan
![Menko PMK Dorong Pembangunan Manusia Indonesia Berkelanjutan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/12/da9da02da3f54f4b2795642c4d18d62b.jpeg)
PENTING membangun manusia Indonesia berkelanjutan guna memanfaatkan bonus demografi dan menghadapi Indonesia Emas 2045. Karena itu, pemenuhan gizi itu tidak hanya selesai di baduta (bayi di bawah dua tahun), tetapi sampai balita, remaja, dan manusia produktif.
Itu disampaikan Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendi hadir dan membuka Gebyar Bina Keluarga Balita untuk 1.000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) yang digelar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Jakarta, Selasa (12/12/2023).
"Ini harus menjadi perspektif baru BKKBN untuk menyiapkan generasi Indonesia Emas 2045. Saya mohon Pak Kepala BKKBN bisa membuat platform itu. Jangan-jangan kita berpikiran bahwa setelah stunting selesai, (semuanya) beres. Ini yang harus menjadi pembangunan manusia Indonesia berkelanjutan. Itu harus betul-betul dipastikan," kata Muhadjir yang didampingi Kepala BKKBN Hasto Wardoyo.
Baca juga: Setara Berdaya Dorong Inklusivitas Hak Asasi Disabilitas
Sekarang Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia mencapai 72,3. Skor ini dinilai sudah bagus karena termasuk negara dengan IPM tinggi. Untuk skor sangat tinggi di atas 80. Di dunia ini tidak sampai 20 negara yang mencapai skor sangat tinggi. Karenanya, Indonesia masih membutuhkan sekitar 8 poin. Muhadjir mengaku berkunjung ke beberapa daerah dan banyak yang mendekati skor sangat tinggi.
"Jadi kalau kita ingin Indonesia generasinya lebih sehat, lebih cerdas, lebih kuat, dan berbudi mulia, tinggi badan harus semakin tinggi. Selama kita enggak tinggi-tinggi, sepak bolanya ya kalah terus. Jadi ukurannya sebetulnya gampang. Kita akan maju atau tidak nanti sepak bolanya bisa lolos di Olimpiade atau enggak. Kalau belum, belum maju menurut saya," ujar Muhadjir.
Baca juga: Festival Setara & Berdaya jadi Momen Mengedukasi Masyarakat
Guna menuju Indonesia Emas 2045, Muhadjir mengatakan masih butuh waktu 22 tahun lagi. "Ibu-ibu bisa menghitung, bayi yang lahir sekarang berarti pada 2045 umurnya 22 tahun. Yang sekarang umur 10 tahun berarti nanti 32 tahun. Mereka harus disiapkan, sehingga pada 2045 mereka akan menjadi apa? Menjadi presiden atau menteri atau Kepala BKKBN atau deputi atau bupati wali kota, atau yang paling bahaya ternyata kita tidak bisa menjadikan apa-apa," ujar dia.
Kekhawatiran terhadap generasi yang akan mengisi Indonesia Emas 2045, menurut Muhadjir, karena banyak contoh negara-negara yang sudah memanen bonus demografi tetapi tidak membuat negaranya menjadi maju. "Itu yang sebut dengan middle income trap seperti beberapa negara Afrika, kemudian beberapa negara Amerika Selatan. Itu banyak yang dulu sudah panen bonus demografi tetapi tidak bisa memanen karena tidak bisa memanfaatkan momentum itu. Dan ini tulang punggungnya ialah BKKBN dan seluruh stakeholders yang terlibat, mulai dari ibu-ibu TNI-Polri, sampai bupati, wali kota, gubernur, kemudian masyarakat itu harus betul-betul bertanggung jawab," kata Muhadjir.
Senada dengan hal itu, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyebutkan perlu kehati-hatian dalam menyiapkan sumber daya manusia Indonesia. "Jadi 2035 terjadi aging population. Pada tahun tersebut banyak orang tua yang pendidikannya rendah, ekonominya juga rendah. Nah, inilah yang menjadi PR (pekerjaan rumah) kita bersama. Mungkin Pak Bupati Solok akan merasakan ini, kalau Pak Bupati Tabanan tidak. Nah, itu karena beliau sudah lepas dari middle income trap. Nah, inilah yang perlu kita hati-hati bersama dalam menyarankan untuk menyiapkan sumber daya manusia," kata Hasto.
"Saya titip kepada orang tua hebat ini untuk betul-betul mendampingi keluarga di sekitarnya. Bangunlah jiwanya, bangunlah raganya, stunting baru membangun raganya, tetapi jiwanya belum. Karena apa gunanya kita gagah tinggi, tetapi senyum sendiri ngomong sendiri? Apa gunanya kita tidak stunting, gagah tinggi besar, tetapi mental disorder error? Kalau ada dia, pasti kacau, hati-hati, hari ini angkanya 9,8%," ujar Hasto.
Penghargaan
Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya menyampaikan ucapan terima kasih atas penghargaan yang diberikan oleh BKKBN dan berkomitmen untuk memberikan perhatian secara serius terhadap kesehatan anak-anak. "Saya dan ibu ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Tabanan sebagai Duta Orang Tua Hebat Tingkat Nasional. Dalam forum Gebyar BKB untuk 1.000 HPK tahun ini, penghargaan ini kami nilai di samping sebagai pengakuan. Pada dasarnya ini juga merupakan motivasi yang diberikan BKKBN kepada pemerintah Kabupaten Tabanan dalam rangka memastikan tingkat kesehatan anak-anak di Kabupaten Tabanan terjaga dengan baik," kata Komang.
Terkait dengan hal tersebut, Komang mengatakan Kabupaten Tabanan berkomitmen memberikan perhatian secara serius terhadap kesehatan anak-anak yang ada di Kabupaten Tabanan. "Komitmen ini kami teguhkan karena seperti yang kita ketahui bahwa prevalensi stunting di Indonesia saat ini sebesar 21,6%. Sementara target yang ingin dicapai Bapak Presiden sebesar 14%. Kalau saya tak salah, sambutan Pak Presiden sering menyampaikan negara kita mencapai tingkat stunting sampai 14% pada 2024. Hari ini Bali dan Tabanan status stuntingnya hanya 8,2%. Jadi sangat melebihi target. Kami tidak puas, tidak cukup hanya 8,2%," ucap Bupati Tabanan
Hal senada disampaikan Bupati Solok Epyardi Asda. "Alhamdulillah, akhirnya Solok bisa menurunkan stunting dari 40,1 menjadi 24,1. Namun kami yakin, sesungguhnya by name, by address, saat ini Solok di bawah 20% tingkat stuntingnya. Kami yakin 2024 kami akan capai di bawah 15%, di bawah standar nasional. Inilah target kami untuk Kabupaten Solok," ujar Epyardi. (RO/Z-2)
Terkini Lainnya
Penghargaan
Realisasi Target Angka Kemiskinan dan Kemiskinan Ekstrem Kurang Menggembirakan
Muhadjir: Pinjol Bisa Dimanfaatkan untuk Pembiayaan UKT dengan Pengawasan Ketat
Mahasiswa Gunakan Pinjol untuk Biaya Kuliah, Muhadjir: Kampus Bisa Bantu Subsidi Bunga
Pemerintah tak Merevisi Permendikbud 2/2024, Sebut Perguruan Tinggi Tax Spender
Rektor Universitas Airlangga Sebut Mencari Dana Tidak Termasuk dalam Misi Perguruan Tinggi
Pembentukan Satgas PPDB Dinilai tidak Efektif Halau Kecurangan
Kebahagiaan Keluarga Indonesia Tinggi, Sosiolog: Ukurannya bukan Materi
Menko PMK: Perlu Kerja Keras Siapkan GenZ dan Gen Alfa Sambut Indonesia Emas 2045
BKKBN: Indeks Kebahagiaan Keluarga Indonesia Tinggi Meskipun Belum Mandiri
Harganas ke-31, Sejumlah Kepala Daerah Mendapat Penghargaan dari Presiden Jokowi
Ketua TP PKK Kota Cilegon Hany Seviatry Raih Penghargaan Tertinggi dari BKKBN
BKKBN: Pendataan Bayi Stunting sudah Selesai Dilakukan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap