visitaaponce.com

Tafsir Al-Baqarah Ayat 45 Minta Tolong dengan Sabar dan Salat

Tafsir Al-Baqarah Ayat 45: Minta Tolong dengan Sabar dan Salat
Ilustrasi.(Freepik.)

MANUSIA pasti mengalami kesulitan pada satu saat. Ketika kesulitan, kita diperintahkan Allah subhanahu wa ta'ala untuk memohon pertolongan dengan melakukan sabar dan salat. Hal itu disampaikan Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 45.

Bagaimana tafsir atau penjelasan Surat Al-Baqarah ayat 45 tentang meminta tolong dengan sabar dan salat? Berikut pemaparan Kiai Asyari Masduki LDNU PC Kediri, Jawa Timur.

Surat Al-Baqarah ayat 45

وَٱسۡتَعِینُوا۟ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ وَإِنَّهَا لَكَبِیرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلۡخَـٰشِعِینَ

Wasta'iinuu bish shabri wash shalaah, wa innahaa lakabiiratun illaa 'alal khaasyi'iin.

Baca juga: Tafsir Al-Baqarah Ayat 62 tentang Yahudi, Nasrani, dan Shabi'in

Dan mintalah tolong kalian dengan sabar dan salat, dan sesungguhnya salat itu benar-benar berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu.

Sabar dan salat

Ayat ini memerintahkan orang-orang yang beriman bahwa jika mereka memiliki hajat atau sedang menghadapi banyak permasalahan atau musibah hendaknya mereka meminta tolong (isti'anah) dengan sabar dan salat. Sebagian ulama menafsirkan sabar dengan puasa. 

Baca juga: Tafsir Surat Al-Ma'idah Ayat 35 tentang Wasilah dan Tawasul

"Ayat ini ialah dalil tentang bolehnya istighatsah dengan selain Allah," tutur Asyari. Istighatsah merupakan bagian dari isti'anah (minta tolong). 

Namun istighatsah lebih khusus dari isti'anah. Ini karena istighatsah punya arti tersendiri.

طلب الغوث عند الضيق 

Meminta pertolongan ketika dalam keadaan sempit dan terjepit.

Baca juga: Tafsir At-Taubah Ayat 51 tentang Ketetapan Allah dan Tawakal

Istighatsah pasti isti'anah dan isti'anah belum tentu istighatsah. Ayat di atas memerintahkan beristi'anah (termasuk di dalamnya istighatsah) dengan sabar (puasa) dan salat. Sementara sabar (puasa) dan salat ialah selain Allah (makhluk, ciptaan Allah).

Istighatsah dengan Nabi Muhammad

Jika isti'anah dengan sabar (puasa) dan salat diperbolehkan, berarti istighatsah dengan makhluk yang lebih mulia dari sabar (puasa) dan salat yaitu Rasulullah lebih diperbolehkan. Selain ayat di atas, kebolehan istighatsah dengan nabi atau wali juga disebutkan dalam banyak hadits. 

Baca juga: Tafsir Ar-Ra'd Ayat 11: Hubungan Nikmat Allah dengan Kemaksiatan

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ الشَّمْسَ تَدْنُو يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يَبْلُغَ الْعَرَقُ نِصْفَ الْأُذُنِ فَبَيْنَا هُمْ كَذَلِكَ اسْتَغَاثُوا بِآدَمَ ثُمَّ بِمُوسَى ثُمَّ بِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
 
Matahari akan didekatkan pada hari kiamat hingga keringat akan mencapai ketinggian setengah telinga. Dengan kondisi mereka seperti itu, orang-orang beristighatsah dengan Nabi Adam, Musa, kemudian Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Hadis Riwayat Al-Bukhari.

Baca juga: Tafsir An-Nisa Ayat 79 tentang Kenikmatan dan Musibah

Pada masa Khalifah Umar ibn Al-Khattab radliyallahu 'anhu pernah terjadi paceklik. Pada saat itu ada seorang laki-laki yang datang ke makam Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan beristighatsah dengan nabi. 

Ia mengatakan:

يا رسول الله، استَسْقِ الله لأمّتك فإنهم قد هلكوا

Wahai Rasulullah mintalah hujan kepada Allah untuk umatmu. Sesungguhnya mereka telah binasa.

Baca juga: Tafsir Al-Fatihah Ayat 5 terkait Ibadah dan Meminta Pertolongan

Setelah melakukan itu, laki-laki itu bermimpi bertemu dengan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda kepadanya:

ائْتِ عُمَرَ فَأَقْرِئْهُ السَّلَامَ، وَأَخْبِرْهُ أَنَّكُمْ يسقونَ وَقُلْ لَهُ: عَلَيْكَ الْكَيْسُ، عَلَيْكَ الْكَيْسُ

Datanglah kepada Umar, bacalah salamku padanya, beri tahukan kepadanya bahwa akan diturunkan hujan kepada mereka. Katakanlah kepadanya, "Kamu harus cerdas dengan bersungguh-sungguh berusaha melayani umat."

Baca juga: Tafsir Ali 'Imran 73: Bantah Bani Israil, Karunia Kenabian Milik Allah

Laki-laki itu kemudian datang kepada khalifah Umar dan menceritakan yang telah dilakukan dan dialaminya. Mengetahui yang dilakukan laki-laki tersebut, Sayyidina Umar sama sekali tidak mengingkari yang dilakukannya apalagi mensyirikkannya.

Hadis itu diriwayatkan Al-Baihaqi sebagaimana dikutip Ibnu Katsir dalam kitab Al-Bidayah wa An-Nihayah dari Malik ad Dar (bendahara dari Umar bin al Khattab). Laki-laki yang beristighatsah di makam Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ialah sahabat Bilal ibn Al-Haarits Al-Muzani.

Pemahaman saat istighatsah

Ketika umat Islam beristighatsah dengan nabi atau wali dengan mengatakan:

ادركني يا رسول الله

Wahai Rasulullah tolonglah aku (dengan doamu).

يا عبد القادر الجيلاني اغثني

Wahai Syeikh Abdul Qodir Al-Jilani tolonglah aku (dengan doamu).

Baca juga: Tafsir Shad Ayat 75-76: Iblis Tolak Sujud kepada Nabi Adam

Hal itu karena Rasulullah dan para nabi itu hidup di dalam kubur. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

الأنبياء أحياء في قبورهم يصلون

Para nabi itu hidup di dalam kubur mereka. Mereka melakukan salat. Hadis Riwayat Al-Bazzar.

Baca juga: Tafsir Adz-Dzariyat Ayat 47: Allah tidak Punya Tangan

Sedangkan para wali, sebagian mereka masih bisa keluar dari kuburnya dan melakukan tasharruf (tindakan tertentu) untuk membantu orang-orang yang masih hidup di dunia.

Meminta kepada orang hidup

Ketika umat Islam meminta tolong kepada orang yang hidup dengan mengatakan, semisal, "Tolonglah saya," keyakinan mereka ialah Allahlah pada hakikatnya yang menciptakan pertolongan. Sedangkan manusia ialah sebab dari Allah menciptakan pertolongan pada mereka.

Demikian juga ketika mereka beristighatsah dengan nabi atau wali yang telah wafat. Keyakinan mereka tidak berubah. Allah pencipta pertolongan dan nabi atau wali ialah sebab dari Allah menciptakan pertolongan. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat