visitaaponce.com

Mengenal Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka

Mengenal Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka
Ilustrasi.(Freepik)

DALAM zaman yang terus berkembang, kita dihadapkan pada tantangan kehidupan yang semakin kompleks. Sebagai respons terhadap kompleksitas ini, dunia pendidikan perlu mengubah orientasi dan paradigma untuk menghadapi masa depan yang tidak pasti. Salah satu upaya yang diambil yaitu program Merdeka Belajar yang diperkenalkan oleh Kemendikbudristek. 

Program Kurikulum Merdeka Belajar bertujuan memberikan kebebasan dan kemandirian kepada peserta didik dalam memilih jalur pendidikan yang sesuai dengan minat, bakat, dan kebutuhan mereka. Transformasi ini menekankan pentingnya kesejahteraan dalam proses pembelajaran di lingkungan sekolah.

Salah satu aspek yang diperkenalkan dalam Kurikulum Merdeka Belajar ialah pembelajaran berdiferensiasi. Mengapa pembelajaran berdiferensiasi menjadi penting dalam konteks ini? Pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan guru untuk mengakomodasi kebutuhan belajar peserta didik dengan berbagai tingkat kemampuan, minat, dan kebutuhan yang beragam. Hal ini meningkatkan pengalaman belajar siswa menjadi lebih menyenangkan.

Baca juga : Cara Belajar Efektif

Dalam kelas, setiap siswa memiliki kebutuhan yang beragam. Idealnya, pembelajaran haruslah bermakna bagi setiap siswa. Untuk mencapai hal tersebut, guru perlu memahami karakteristik individual siswa di kelas. Dengan pemahaman ini, guru dapat menciptakan kesempatan belajar yang sesuai bagi setiap siswa. Namun, saat ini, pendekatan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan siswa masih kurang dilakukan. Banyak guru lebih memilih pendekatan seragam meskipun dihadapkan pada keragaman karakteristik siswa.

Kurikulum Merdeka Belajar merupakan terobosan penting dalam dunia pendidikan Indonesia yang bertujuan memberikan kebebasan kepada siswa dalam menentukan jalur pendidikan mereka sendiri. Salah satu aspek kunci dari Kurikulum Merdeka ialah pembelajaran berdiferensiasi yang mengakui dan menghargai perbedaan individual siswa serta memberikan pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan minat mereka.

Apa itu pembelajaran berdiferensiasi?

Pembelajaran berdiferensiasi ialah pendekatan instruksional dengan guru menggunakan berbagai metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan individu setiap siswa. Kebutuhan tersebut mencakup pengetahuan, gaya belajar, minat, dan pemahaman terhadap mata pelajaran. Prinsip dasar pembelajaran berdiferensiasi adalah memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan pengalaman belajar yang sesuai dengan tingkat pengetahuan mereka.

Baca juga : Program Pengusaha Mengajar Jadi Sumber Inspirasi Peserta Pendidikan Vokasi

Salah satu tujuan utama dari pembelajaran berdiferensiasi ialah menciptakan kesetaraan belajar bagi semua siswa serta mengurangi kesenjangan belajar antara siswa yang berprestasi dan yang tidak. Dengan kata lain, pembelajaran berdiferensiasi dirancang untuk membuat siswa merasa tertantang dan terlibat dalam proses belajar mereka.

Konsep pembelajaran berdiferensiasi mencakup tiga jenis utama, yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk. Diferensiasi konten berfokus pada perbedaan materi pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat kesiapan belajar, minat, atau gaya belajar siswa. Sementara itu, diferensiasi proses melibatkan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan individu siswa, seperti pemberian pertanyaan panduan atau penggunaan pengelompokan yang fleksibel. Diferensiasi produk mengacu pada variasi tugas atau produk yang diberikan kepada siswa sesuai dengan minat dan kemampuan mereka.

Keberhasilan pembelajaran berdiferensiasi tercermin dalam proses dan hasil pembelajaran, termasuk peningkatan keterampilan siswa serta perasaan nyaman dan kesuksesan belajar mereka. Lingkungan belajar yang kondusif sangat penting untuk mendukung pembelajaran berdiferensiasi, dengan membangun komunitas belajar yang inklusif, menciptakan rasa aman secara fisik dan psikis, dan memberikan harapan bagi pertumbuhan serta kesuksesan.

Baca juga : Prodi Teknik Informatika Unpam Raih Hibah PKKM Rp1 Miliar

Dalam konteks Kurikulum Merdeka, pembelajaran berdiferensiasi diimplementasikan dengan memberikan pilihan kepada siswa dalam memilih materi pembelajaran yang sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. Dengan memberikan kebebasan ini, diharapkan siswa akan lebih termotivasi untuk belajar dan mencapai potensi maksimal mereka.

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan upaya mengakomodasi perbedaan individu siswa dalam belajar, mencakup kesiapan belajar, minat, potensi, dan gaya belajar. Ini tidak hanya berfokus pada pembelajaran individual, tetapi juga memperhatikan kebutuhan belajar secara umum. Dengan responsif terhadap kebutuhan siswa, guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang optimal bagi semua siswa, baik melalui kerja kelompok maupun secara individu.

Ciri-ciri pembelajaran berdiferensiasi

Berikut beberapa ciri pembelajaran yang menerapkan metode berdiferensiasi.

Baca juga : Kurikulum Merdeka Tidak Menjamin Kenaikan Skor PISA di 2025

1. Fleksibilitas.

Pengajaran dan penilaian dalam metode berdiferensiasi menuntut fleksibilitas. Guru harus mampu menyesuaikan metode pengajaran, materi, dan penilaian sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. Fleksibilitas ini mencakup penggunaan berbagai sumber daya, termasuk bahan ajar, teknologi, dan kegiatan pembelajaran.

2. Pengelompokan berdasarkan kebutuhan.

Metode berdiferensiasi mengharuskan pengelompokan siswa sesuai dengan kebutuhan mereka. Guru dapat membentuk kelompok kecil dengan siswa yang memiliki tingkat pemahaman yang serupa atau membuat kelompok terpisah untuk siswa yang membutuhkan bantuan tambahan. Ini memungkinkan siswa belajar dengan teman sebaya mereka dan mendapatkan dukungan yang sesuai.

3. Penilaian formatif.

Pembelajaran berdiferensiasi menggunakan penilaian formatif secara terus-menerus. Guru secara aktif memantau kemajuan siswa, memberikan umpan balik yang tepat waktu, dan menyesuaikan strategi pengajaran sesuai kebutuhan. Dengan penilaian formatif, siswa dapat mengevaluasi posisi mereka, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, serta mengembangkan strategi belajar yang efektif.

Baca juga : Kemendikbud-Ristek: Implementasi Kurikulum Merdeka Sudah 80%

4. Tantangan yang sesuai.

Metode berdiferensiasi memberikan tantangan yang sesuai dengan kemampuan dan minat siswa. Guru harus bisa menyesuaikan kurikulum dan aktivitas belajar untuk menantang siswa yang lebih mampu dan memberikan dukungan bagi siswa yang memerlukan bantuan tambahan. Ini memotivasi siswa untuk mencapai potensi maksimal mereka.

5. Keterlibatan aktif siswa.

Pembelajaran berdiferensiasi mendorong keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar. Guru harus menciptakan lingkungan kolaboratif di mana siswa dapat bekerja sama, berkomunikasi, dan berbagi ide. Mereka juga harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, menyampaikan pendapat, dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait pembelajaran.

Metode pembelajaran berdiferensiasi

Guru dapat membedakan pembelajaran dalam empat aspek.

Baca juga : Nasihat Imam Syafii tentang Ilmu, Belajar, dan Kemuliaannya

1. Konten.

Konten mengacu pada materi pembelajaran itu sendiri. Siswa memiliki tingkat pengetahuan yang beragam terhadap suatu mata pelajaran. Beberapa mungkin belum memiliki pengetahuan sebelumnya, sementara yang lain mungkin sudah menguasai sebagian. 

Gaya belajar siswa juga berbeda, seperti visual, auditori, dan kinestetik. Memperhitungkan pengetahuan dan gaya belajar ini membantu guru mengembangkan berbagai konten dan bahan ajar yang sesuai.

2. Proses.

Proses berkaitan dengan cara guru memberikan instruksi kepada siswa. Penilaian berkelanjutan selama pembelajaran membantu guru memahami apakah siswa telah belajar dengan baik. Guru harus memahami minat, kemampuan, dan tingkat pengetahuan setiap siswa untuk menentukan proses dan model pembelajaran yang sesuai.

Baca juga : Komisi X Minta Pemerintah Redam Ego Sektoral Demi Sukseskan Kurikulum Merdeka

3. Produk.

Produk mencakup metode penilaian yang digunakan guru untuk mengetahui tingkat penguasaan materi oleh siswa. Metode penilaian terbaik adalah yang sesuai dengan minat intelektual dan gaya belajar masing-masing siswa. Pendekatan diferensiasi produk memberikan siswa pilihan untuk menunjukkan pemahaman mereka secara individual.

4. Lingkungan belajar.

Lingkungan belajar dapat memengaruhi hasil pembelajaran. Lingkungan yang kondusif dapat meningkatkan pembelajaran, sementara lingkungan yang bising dapat mengganggu konsentrasi. 

Desain ruang kelas harus mendukung kerja kelompok dan individu, serta faktor lingkungan seperti pencahayaan, suasana, dan pengaturan ruangan juga harus diperhatikan. Dengan memperhatikan aspek-aspek ini, guru dapat menciptakan pembelajaran yang berbeda-beda dan membantu siswa belajar secara efektif.

Baca juga : Masa Depan dan Keberlanjutan Kebijakan Kurikulum Merdeka

Manfaat pembelajaran berdiferensiasi

Berikut beberapa keuntungan dari menerapkan pembelajaran berdiferensiasi bagi siswa.

1. Pertumbuhan seragam bagi semua siswa.

Pembelajaran berdiferensiasi bertujuan mendukung perkembangan setiap siswa dalam proses belajar mereka. Ini memungkinkan guru untuk menjangkau dan memengaruhi setiap siswa sesuai dengan tingkat mereka. Oleh karena itu, guru perlu secara individu mendorong minat siswa dalam belajar dan membimbing mereka untuk mencapai potensi belajar mereka secara penuh.

2. Pembelajaran yang menyenangkan.

Saat guru menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar siswa, proses belajar menjadi lebih menyenangkan bagi siswa. Mereka akan merasa bahwa belajar menjadi lebih mudah dan menarik.

Baca juga : Merdeka Belajar Pastikan Kompetensi Mahasiswa Tercapai

3. Pembelajaran yang dipersonalisasi.

Pembelajaran berdiferensiasi berfokus pada siswa sebagai individu. Guru mengembangkan pembelajaran berdasarkan tingkat pengetahuan, preferensi belajar, dan minat masing-masing siswa. 

Lingkungan belajar di sekolah juga harus mendukung siswa untuk belajar baik secara individu maupun dalam kelompok. Konten pembelajaran yang disiapkan oleh guru dapat mencakup berbagai format seperti audio, video, dan praktik, sehingga memastikan pembelajaran yang dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan setiap siswa. (Z-2)

Baca juga : Konsep Merdeka Belajar Baik, Forum Rektor: Implementasi Harus Lebih baik

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat