visitaaponce.com

Batuk dan Pilek pada Anak, Apa yang Harus Diwaspadai

Batuk dan Pilek pada Anak, Apa yang Harus Diwaspadai?
Seminar daring IDAI(MI/Luthfi Syekal)

BATUK dan pilek seringkali menjadi masalah kesehatan yang umum terjadi pada anak-anak, namun bisa menjadi gejala penyakit yang lebih serius. Oleh karena itu, orang tua perlu memperhatikan gejala batuk dan pilek sebagai tanda waspada dan sebagai upaya pencegahan ketika anak mengalami gejala tersebut.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengadakan seminar daring dengan tema "Batuk Pilek pada Anak, Apa yang Harus Diwaspadai?" melalui platform Zoom pada Selasa, 20 Februari 2024. Acara ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam kepada para orang tua mengenai gejala, penanganan, dan tanda-tanda peringatan terkait batuk dan pilek pada anak-anak.

Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI Piprim b. Yanuarso menyatakan bahwa tema yang diangkat merupakan topik yang sering di jumpai di masyarakat. Batuk pilek biasanya terjadi karena virus dan dapat menyembuhkan dirinya sendiri tanpa harus pergi ke dokter.

Baca juga : Ini Tanda Anak Anda tidak Perlu Diberi Obat Meski Batuk Pilek

“Topik sederhana tapi banyak di jumpai masyarakat, batuk pilek banyak orang tua membawa ke dokter. Batuk pilek hal yang biasa dan nggak perlu obat. Biasanya Karena virus dan sembuh sendiri. Namun batuk pilek bisa jadi awal penyakit, seperti covid dan influenza A, yang penting bagi orang tua tidak perlu panik. Tetap waspada. Pandemi covid menjadi pelajaran buat kita bagaimana hidup sehat seperti pakai master, imunisasi dan aspek nutrisi hewani,” ungkap Piprim secara daring, Selasa (20/2).

Dalam seminar ini, Pakar Kesehatan Anak Rina Triasih menyampaikan, batuk bisa menjadi kawan dan lawan. Jika ada binatang, asap, atau saluran penapasan terdapat lendir dengan jumlah yang banyak batuk akan menjadi kawan karena sebuah reflek diri. Refleks ini dikeluarkan untuk mengeluarkan “benda asing” atau lendir yang berlebih dari saluran napas. 

“Batuk kawan atau lawan? Contoh ada binatang, asap, atau saluran itu ada lendir tapi jumlahnya tidak banyak. Kalau berlebihan akan refleks batuk untuk mengeluarkannya. Supaya yang di dalam tidak masuk ke paru-paru. Nah itu adalah batuk2 yang kawan. Batuk yang seperti itu tidak perlu di lawan dengan obat batuk. Itu adalah mekanisme tubuh normal melindungi saluran napas bawah supaya tidak masu,” jelas Rina.

Baca juga : Bayi Pilek dan Batuk Berdahak, ini Cara Pijatnya

Penyebab batuk sendiri terdapat beberapa sumber yakni, virus, bakteri, jamur. Selain itu adanya iritasi mekanis/kimia dari polusi seperti: asap dan debu, tersedak hingga alergi. Batuk akibat virus tidak perlu obat antibiotik kecuali bakteri, serta batuk yang diakibatkan jamur perlunya anti jamur namun jarang terjadi pada anak. 

“Batuk karena virus tidak perlu antibiotik kecuali bakteri. Jamur perlu anti jamur, tapi jarang bagi anak. Selain itu bisa karna iritasi mekanis kimia. Batuk juga bisa karena tersedak, itu juga refleks akan batuk, batuk sekali benda yang masuk ke dalam saluran napas akan keluar, tetapi jika keluarnya tidak sempurna dia akan batuk-batuk terus,” ungkapnya.

Namun jangan lengah, batuk bisa menjadi lawan dan harus waspada. Batuk perlu di waspadai jika disertai dengan sesak napas akan terjadi pneumonia, batuk disertai darah akan mengakibatkan tuberculosis. Tuberkulosis dan asma akan terjadi ketika batuk selama dua minggu tidak sembuh. Batuk menggonggong terjadi croup. Batuk disertai muntah dan biru pada bibir serta kuku perlu di waspadai batuk dengan membawa penyakit.

Baca juga : Jamu Diklaim Bisa Sembuhkan Sejumlah Penyakit

Pneumonia terjadi saat batuk disertai sesak napas, batuk terus menerus selama tiga sampai lima hari. Napas cepat yang bisa dilihat dari tarikan dinding dada dalam bernapas. Asma terjadi saat batuk kronik, sesak napas, mengwi, serta riwayat asma atau alergi ang terjadi pada keluarga. Tuberkulosis terjadi ditandai dengan batuk lebih dari dua minggu disertai demam, berat badan menurun, batuk darah disertai biasanya pada remaja, serta terdapat riwayat kontak erat dengan pasien TBC.

Dokter spesialis anak, Triasih juga mengungkapkan juga cara untuk mengenali sesak dan napas cepat yang terjadi pada anak. Napas pada anak terjadi cuping pada hidung, tampak cuping hidung anak akan kembang kempis selama bernapas. Kepala anak akan terangguk-angguk pada saat bernapas. Selain itu pundak pada anak nampak naik turun sesuai irama pernapasan, dan tarikan dinding dada saat bernapas ke dalam. 

“Di hitung satu, buat cari tau napasnya normal apa tidak. Dari satu menit tidak lebih dari 50
Cupingnya kembang kempis itu normal. Saat minum susu, adanya tarikan di dinding dada,” jelas Rina.

Baca juga : Gejala Awal Pneumonia Biasanya Berupa Demam

Triasih juga menjelaskan tentang pilek/selesma/common cold, terjadi karena virus. Virus penyebab pilek atau selesma ini berbagai macam dari Rhinoviruses, Coronaviruses, Respiratory syncytial viruses, Human metapheumovirus, Influenza viruses, Parainfluenza viruses, Adenoviruses, Enteroviruses, dan Bocavirus.

Salesma atau pilek bisa sembuh dengan sendirinya selama sepuluh hari. Jika anak tertular pilek atau selesma, namun memiliki riwayat alergi virus akan bertahan di dalam tubuh lebih lama.

“Salesma sembuh sendiri sepuluh hari. Kalo ketularan sembuhnya lama jika ada riwayat alergi. Selain itu, kalau ingusnya bau harus diwaspadai,” jelasnya.

Baca juga : Jaga Kesehatan dengan Asupan Nutrisi dari Salad Point ID

Ingus yang berbau harus diwaspadai, karena itu merupakan salah satu ciri anak terkena influenza. Influenza akan di sertai demam tinggi, nyeri sendi, dan batuk. Jika hanya hidung tersumbat dan bersin, serta tidak disertai ciri influenza, pilek yang terjadi tidak perlu di khawatirkan.

Pilek atau selesma bisa sembuh dengan istirahat dan cakupan nutrisi gizi yang baik secara baik dan cukup. Pertolongan pertama jika anak terkena pilek, jika dibawah satu tahun, tidak perlu obat hanya diberi balsam di dada, semprot hidung untuk mencairkan lendir pada hidung.

“Pertolongan pertama, tergantung usia kalau di bawah 1 tahun, tidak perlu obat hanya kasih balsam di dada, semprot idung untuk melembekkan ingus,” ujar Rina lagi.

Baca juga : Inilah Tips Olahraga di Rumah untuk Jaga Tubuh Tetap Bugar dan Fit 

Rina juga menjelaskan bagaimana untuk menyembuhkan batuk dan pilek secara tradisional yang juga di jelaskan oleh WHO (World Health Organizaztion), dengan mencampurkan jeruk nipis dan kecap untuk meredakan batuk pada anak. Serta minum air hangat untuk mencairkan lendir pada saluran pernapasan.

Campuran jeruk nipis dan kecap, serta makanan hangat lebih mudah dikonsumsi bagi anak-anak yang sedang tidak enak badan, seperti lemas. Tidak ada makanan khusus dalam penyembuhan, diberikan makan seperti biasanya akan membuat kekebalan tubuh menjadi terjaga.

“Campuran satu sendok teh diberi jeruk nipis separuh di peras, tidak disebutkan secara khusus untuk diberi berapa kali, namun bisa diberikan tiga sampai lima kali sehari pada anak,” tutupnya. (Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat