visitaaponce.com

Presiden Putin Diburu ICC karena Kejahatan Perang, Apa Kata Rusia

Presiden Putin Diburu ICC karena Kejahatan Perang, Apa Kata Rusia?
Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin, Moskow, Jumat (17/3).(AFP/MIKHAIL METZEL)

SURAT perintah penangkapan atas kejahatan perang yang dikeluarkan oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin tidak ada artinya bagi Rusia.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia menganggap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh ICC keterlaluan dan tidak dapat diterima, tetapi mencatat bahwa Rusia, seperti banyak negara lain tidak mengakui yurisdiksi ICC tersebut. "Dan karenanya, keputusan semacam ini batal demi hukum bagi Federasi Rusia,” ujarnya.

Ketika ditanya apakah Putin sekarang takut bepergian ke negara-negara yang mengakui ICC dan karena itu mungkin akan mencoba menangkapnya. "Saya tidak punya apa-apa untuk ditambahkan tentang hal ini. Hanya itu yang ingin kami sampaikan,” ujar Peskov kepada para wartawan.

Baca juga : Mahkamah Internasional ICC Perintahkan Penangkapan Putin atas Kejahatan Perang.

Komisioner Rusia untuk hak-hak anak, Maria Lvova-Belova sama seperti Putin yang dituduh oleh ICC melakukan kejahatan perang dengan mendeportasi anak-anak secara ilegal dari Ukraina.

"Sangat menyenangkan bahwa komunitas internasional menghargai pekerjaan ini untuk membantu anak-anak di negara kita: bahwa kita tidak meninggalkan mereka di zona perang, bahwa kita membawa mereka keluar, bahwa kita menciptakan kondisi yang baik untuk mereka, bahwa kita mengelilingi mereka dengan orang-orang yang penuh kasih dan perhatian," katanya kepada wartawan dilansir kantor berita RIA.

Baca juga : Vladimir Putin Diburu ICC, Ini Jawaban Joe Biden

Rusia menandatangani Statuta Roma pada tahun 2000, tetapi tidak pernah meratifikasinya untuk menjadi anggota ICC dan akhirnya menarik tanda tangannya pada 2016.

Pada saat itu, Rusia berada di bawah tekanan internasional atas pencaplokan dan aneksasi sepihak atas Krimea dari Ukraina pada 2014, serta kampanye serangan udara di Suriah untuk mendukung perang Presiden Bashar al-Assad melawan pemberontak. (Reuters/Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat