Presiden Putin Diburu ICC karena Kejahatan Perang, Apa Kata Rusia
![Presiden Putin Diburu ICC karena Kejahatan Perang, Apa Kata Rusia?](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/03/72cfe6a482c194bed394920daba81c1a.jpg)
SURAT perintah penangkapan atas kejahatan perang yang dikeluarkan oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin tidak ada artinya bagi Rusia.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia menganggap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh ICC keterlaluan dan tidak dapat diterima, tetapi mencatat bahwa Rusia, seperti banyak negara lain tidak mengakui yurisdiksi ICC tersebut. "Dan karenanya, keputusan semacam ini batal demi hukum bagi Federasi Rusia,” ujarnya.
Ketika ditanya apakah Putin sekarang takut bepergian ke negara-negara yang mengakui ICC dan karena itu mungkin akan mencoba menangkapnya. "Saya tidak punya apa-apa untuk ditambahkan tentang hal ini. Hanya itu yang ingin kami sampaikan,” ujar Peskov kepada para wartawan.
Baca juga : Mahkamah Internasional ICC Perintahkan Penangkapan Putin atas Kejahatan Perang.
Komisioner Rusia untuk hak-hak anak, Maria Lvova-Belova sama seperti Putin yang dituduh oleh ICC melakukan kejahatan perang dengan mendeportasi anak-anak secara ilegal dari Ukraina.
"Sangat menyenangkan bahwa komunitas internasional menghargai pekerjaan ini untuk membantu anak-anak di negara kita: bahwa kita tidak meninggalkan mereka di zona perang, bahwa kita membawa mereka keluar, bahwa kita menciptakan kondisi yang baik untuk mereka, bahwa kita mengelilingi mereka dengan orang-orang yang penuh kasih dan perhatian," katanya kepada wartawan dilansir kantor berita RIA.
Baca juga : Vladimir Putin Diburu ICC, Ini Jawaban Joe Biden
Rusia menandatangani Statuta Roma pada tahun 2000, tetapi tidak pernah meratifikasinya untuk menjadi anggota ICC dan akhirnya menarik tanda tangannya pada 2016.
Pada saat itu, Rusia berada di bawah tekanan internasional atas pencaplokan dan aneksasi sepihak atas Krimea dari Ukraina pada 2014, serta kampanye serangan udara di Suriah untuk mendukung perang Presiden Bashar al-Assad melawan pemberontak. (Reuters/Z-4)
Terkini Lainnya
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Tersandung Korupsi
Pengkritik Vladimir Putin, Alexei Navalny Tewas di Penjara
Putin Umumkan Maju di Pilpres 2024
Putin Ingin Tetap Berkuasa hingga 2030
Rusia Jerat Tiga Ilmuwan yang Bocorkan Rahasia Rudal Hipersonik
AS: Rusia Tidak Bisa Menang Perang di Ukraina
Perpusnas Jalin Kerja Sama dengan Dua Perpustakaan Nasional Rusia
Arti Kemenangan Prabowo Subianto dan Vladimir Putin
Korea Utara Gelar Pertemuan Plenari Partai Pekerja Korea Bahas Kerja Sama dengan Rusia
Serangan Rusia di Ukraina Menewaskan 12 Orang, Termasuk 4 Anak-Anak
Sempat Anjlok Akibat Politik di Rusia dan Timur Tengah, Ekspor Rumput Laut Menggeliat Lagi
Diundang Ikut Olimpiade Paris 2024, Atlet Tenis Rusia Kompak Menolak
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap