visitaaponce.com

Kolombia Jadi Neraka bagi Aktivis Lingkungan

Kolombia Jadi Neraka bagi Aktivis Lingkungan
Pengunjuk rasa di Brasil menentang eksplorasi minyak di Amazon, Minggu (6/8).(AFP/EVARISTO SA)

PEMBUNUHAN aktivis lingkungan meningkat dua kali lipat di Kolombia tahun lalu. Itu menjadikannya sebagai negara paling berbahaya di dunia bagi mereka yang berusaha melindungi planet ini.

Dalam tinjauan tahunannya, Global Witness menyebutkan 177 pembela lahan dan lingkungan hidup terbunuh pada 2022. Tragedi itu terjadi mulai dari Amazon di Amerika Latin hingga Filipina dan Republik Demokratik Kongo.

Amerika Latin kembali menjadi kawasan yang paling mematikan dengan 39 pembunuhan aktivis lingkungan di hutan hujan Amazon, tempat penyerap karbon penting.

Baca juga: Cagar Alam jadi Kunci Penurunan Deforestasi Hutan Amazon di Brasil

"Jumlah korban tewas semakin menurun sejak rekor 227 orang pada 2020, namun ini tidak berarti bahwa situasinya telah membaik secara signifikan,” kata Global Witness.

Memburuknya krisis iklim dan meningkatnya permintaan terhadap komoditas pertanian, bahan bakar, dan mineral hanya akan meningkatkan tekanan terhadap lingkungan. Mereka yang mempertaruhkan nyawa untuk mempertahankannya menghadapi pembunuhan.

Baca juga: Didenda karena Berunjuk Rasa, Aktivis Iklim Greta Thunberg Mengaku tak Jera

Meskipun pada 2021 sebagian besar pembunuhan terjadi di Meksiko, Kolombia tahun lalu mencatat angka 60 kematian, lebih dari sepertiga jumlah pembunuhan secara global.

“Jumlah pembunuhan ini hampir dua kali lipat dibandingkan 2021, ketika 33 pembela HAM kehilangan nyawanya,” kata laporan itu.

Banyak dari mereka yang menjadi sasaran adalah masyarakat adat, anggota komunitas keturunan Afro, petani skala kecil, dan aktivis lingkungan. (AFP/Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat