visitaaponce.com

Jokowi Suarakan Pentingnya Pendanaan Transisi Energi di KTT AZEC

Jokowi Suarakan Pentingnya Pendanaan Transisi Energi di KTT AZEC
Para pemimpin negara menghadiri KTT AZEC di Jepang.(BPMI Setpres)

Presiden Joko Widodo menekankan bahwa setiap negara memiliki strategi transisi energi yang unik dan berbeda-beda. Itu bisa terjadi karena kebijakan-kebijakan disusun sesuai kondisi negara masing-masing. Oleh karena itu, menurutnya diperlukan adanya pengakuan terhadap langkah-langkah transisi energi yang beragam yang tentunya disertai dengan dukungan pendanaan.

"Indonesia sendiri memiliki Indonesian Way of Just Energy Transition melalui pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dan penguatan upaya dekarbonisasi," ujar Jokowi saat menyampaikan pandangannya pada Konferensi Tingkat Tinggi Asia Zero Emission Community (KTT AZEC) di Main Hall Kantor PM Jepang, Tokyo, Senin, (18/12).

Pada kesempatan itu, Kepala Negara menyampaikan harapan agar kerja sama AZEC dapat memprioritaskan kerja sama dekarbonisasi serta pendanaan yang inklusif untuk mengembangkan berbagai proyek teknologi Carbon Capture Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS). Dua hal itu adalah tren baru dalam transisi energi untuk mencapai tujuan global emisi nol karbon atau Net Zero Emission (NZE).

Baca juga: Presiden Jokowi Hadiri KTT AZEC di Jepang

Jokowi juga mengatakan, sebagai negara hutan tropis terbesar ke-3 di dunia, Indonesia telah melakukan banyak upaya untuk mengatasi krisis iklim, mulai dari menekan deforestasi dan degradasi hutan serta mengembangkan potensi mangrove yang dapat menyerap karbon.

Ke depan, ia beraharap negara-negara maju bisa merealisasikan komitmen untuk memberikan dukungan pendanaan inovatif. Jokowi menyebut perkiraan kebutuhan pendanaan transisi energi khusus di ASEAN saja mencapai US$29,4 triliun hingga 2050 mendatang.

Baca juga: ASEAN-Jepang Desak Dibuka Akses Bantuan Kemanusiaan di Gaza Seluas-Luasnya

Ia menilai sinergi pemerintah, swasta dan perbankan adalah kunci dan harus menjadi kunci untuk mempercepat transisi energi.

"Seperti pembangkit listrik geothermal di Muara Laboh, waste to energy di Legok Nangka, dan pengelolaan lahan gambut di Kalimantan Tengah," tandasnya. (Z-11)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat