visitaaponce.com

Mantan Pemimpin Paramiliter Kembali ke Kolombia Setelah Menjalani Hukuman di AS

Mantan Pemimpin Paramiliter Kembali ke Kolombia Setelah Menjalani Hukuman di AS
Salvatore Mancuso, mantan pemimpin kelompok paramiliter Kolombia, tiba kembali di negaranya setelah menghabiskan 16 tahun di penjara AS(AFP)

MANTAN pemimpin kelompok paramiliter yang ditakuti di Kolombia tiba kembali di negara itu pada Selasa setelah menjalani hukuman penjara selama 16 tahun di Amerika Serikat. Ia akan berpartisipasi dalam proses perdamaian berkelanjutan dengan kelompok bersenjata, kata otoritas migrasi.

Salvatore Mancuso, 59, turun dari pesawat dengan digelandang dan mengenakan rompi anti peluru, tetapi tersenyum, setelah menyelesaikan hukuman atas dakwaan konspirasi perdagangan kokain.

Badan migrasi Kolombia mengatakan di media sosial, Mancuso tiba dengan penerbangan deportasi dan diserahkan kepada polisi.

Baca juga : Kolombia dan ELN Lanjutkan Perundingan Damai yang sempat Terhenti

Tahun lalu, Presiden kiri Gustavo Petro meminta agar Mancuso diekstradisi setelah menjalani hukumannya agar ia dapat bertindak sebagai manajer perdamaian dalam negosiasi pemerintah dengan berbagai kelompok bersenjata di negara Amerika Selatan tersebut.

Fernando Garcia, direktur Migrasi Kolombia, menyambut Mancuso "berdasarkan komitmennya terhadap perdamaian, rekonsiliasi, dan tidak mengulangi kejahatannya," menurut unggahan di X, yang sebelumnya Twitter.

"Mancuso menerima penunjukannya sebagai manajer perdamaian dalam program #TotalPeace Pemerintah Nasional, yang mencakup rekonsiliasi dengan semua aktor konflik, dan pekerjaan kemanusiaan."

Baca juga : PBB Ingatkan Ledakan Kematian Anak Gaza karena Bencana Kelaparan

Mancuso, yang berkebangsaan Kolombia-Italia, adalah pemimpin United Self-Defense Forces of Colombia (AUC) yang melepaskan senjata tahun 2006, mengakui kejahatan, dan setuju mengganti kerugian para korban.

Namun, ia masih harus bertanggung jawab di hadapan sistem peradilan Kolombia atas ratusan kasus penghilangan dan pembunuhan yang dilakukan AUC, sebuah asosiasi paramiliter sayap kanan yang melawan gerilyawan kiri.

Pengacaranya mengatakan ia akan ditahan di fasilitas kepolisian. Namun, atas permintaan Petro, ia bisa dibebaskan untuk mengambil pekerjaan yang belum jelas dalam proses perdamaian.

Baca juga : Jepang dan Amerika Serikat Senang Lai Ching-te Menang

Sejak terpilih tahun 2022, Petro telah berusaha untuk mengakhiri enam dekade pertempuran yang melibatkan pasukan keamanan negara, gerilyawan, paramiliter sayap kanan, dan geng narkoba.

Mancuso telah berkolaborasi dengan Special Jurisdiction for Peace (JEP) sejak tahun lalu, sebuah pengadilan yang didirikan setelah perjanjian perdamaian 2016 antara pemerintah dan kelompok pemberontak FARC yang pernah kuat untuk mengadili kejahatan terburuk yang dilakukan selama konflik.

"Saya siap membantu baik pemerintah nasional maupun organisasi bersenjata yang mencari dialog dengannya... untuk mendukung perundingan perdamaian yang diperlukan, seberapa pun rumitnya," kata Mancuso dalam pernyataan yang diterbitkan oleh media lokal.

Baca juga : Polisi AS Dipenjara 14 Bulan Terkait Kematian Pria Kulit Hitam Elijah McClain

Dia diekstradisi ke Amerika Serikat pada 2008 oleh mantan presiden sayap kanan Alvaro Uribe, yang memimpin kampanye militer tak kenal ampun melawan pemberontak kiri dan kartel narkoba.

Dari penjara, Mancuso telah mengancam akan mengungkapkan hubungan antara kelompok paramiliter, politisi, dan pengusaha. Khususnya, ia melibatkan Uribe dalam pembantaian paramiliter tahun 1997.

Mantan pemimpin tersebut membantah keterlibatannya dalam peristiwa tersebut. (AFP/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat