visitaaponce.com

Aparat Harus Sekat Jalan dan Patroli untuk Cegah Tawuran

Aparat Harus Sekat Jalan dan Patroli untuk Cegah Tawuran
Tawuran(Ilustrasi)

KRIMINOLOG dari Universitas Indonesia Arthur Josias Simon mengatakan perlu dilakukan penyekatan jalan dan patroli oleh pihak kepolisian untuk mencegah terjadinya tawuran di Ibu Kota.

Ia mengatakan sejauh ini kepolisian telah memberlakukan penyekatan di sejumlah ruas jalan untuk membatasi mobilitas warga menyusul melonjaknya kasus covid-19. Hal serupa juga harus diterapkan di wilayah yang memang rawan terjadinya antarkelompok warga. Jika hal tersebut diterapkan, mobilitas warga dan konflik sosial bisa sama-sama ditekan.

"Jadi, itu harus disinergikan. Di satu sisi ada upaya untuk menekan laju covid-19, di sisi lain ada upaya untuk mencegah terjadinya konflik sosial," kata Arthur, ketika dihubungi, Selasa (29/6).

Arthur mengatakan kepolisian tentu telah memiliki peta wilayah yang rawan terjadi tawuran. Dari hal tersebut polisi bisa melakukan pencegahan dengan melakukan penyekatan atau menggencarkan patroli.

Ia mengatakan tawuran bisa dipicu oleh lanjutan dari aksi sebelumnya sehingga ada kelompok yang ingin balas dendam. Selain itu, juga ada tawuran yang terjadi di saat kedua kelompok berpapasan dan akhirnya terjadi tawuran yang dipicu masalah sepele.

"Kadang saling lihat-lihatan saja bisa memicu tawuran. Ini bisa dicegah kalau memang ada patroli yang memang disiagakan juga untuk menciptakan pengamanan pada malam hari atau dini hari," kata Arthur.

Sementara itu, polisi menangkap empat pelaku tawuran di dekat Stasiun Gang Sentiong, Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat. Tiga pelaku berinisial B, AND, dan ANG diamankan oleh Unit Reskrim Polsek Johar Baru. Sedangkan pelaku lainnya, BT, diamankan Unit Reskrim Polsek Senen.

Kapolsek Senen Komisaris Ari Susanto mengatakan pihaknya langsung melakukan penyelidikan setelah terjadinya tawuran pada Senin (28/6) dini hari. Polisi memeriksa CCTV dan meminta keterangan saksi di sekitar lokasi kejadian untuk mencari tahu siapa saja yang terlibat dalam tawuran tersebut.

Ari menyebut dari hasil penyelidikan dapat diamankan BT yang diduga terlibat dalam tawuran. BT merupakan warga Kelurahan Kramat, Senen. Polisi mengamankan pelaku dan melakukan tes urine. Hasilnya, BT diketahui positif mengonsumsi narkoba jenis sabu.

"Pada ponsel tersangka juga ditemukan chat yang berisi transaksi narkoba," kata Ari, ketika dihubungi, Selasa (29/6).

Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Johar Baru AK Suprayogo menangkap tiga pelaku tawuran di wilayah Tanah Tinggi, Johar Baru, beberapa saat setelah tawuran. Ia mengatakan saat petugas menyisir di sekitar lokasi kejadian pihaknya mendapati sejumlah remaja yang tengah berkumpul.

"Saat petugas sweeping, kita dapati beberapa remaja sedang nongkrong terus kita dekati dan periksa. Setelah diperiksa telepon seluler mereka ada percakapan bahwa mereka itu sedang janjian mau lakukan tawuran lagi," kata Suprayogo.

Ketiga remaja itu kemudian dibawa ke Polsek Johar Baru. Setelah dilakukan pemeriksaan, ketiganya mengakui terlibat dalam tawuran tersebut. "Di video yang direkam mereka ada mereka terlibat tawuran tersebut. Mereka pun mengakui jika terlibat tawuran beberapa waktu lalu."

Sebelumnya, tawuran antarkelompok warga terjadi di dekat rel kereta api tak jauh dari Stasiun Gang Sentiong. Tawuran tersebut terekam dan viral di media sosial @Info_jakartapusat.

Dalam aksi itu terlihat jika sekelompok pemuda tengah saling serang dengan menggunakan batu. Dari rekaman video yang diterima juga tampak sejumlah orang yang membawa senjata tajam, petasan, hingga bom molotov. Tawuran bisa dibubarkan setelah petugas datang dengan menembakkan gas air mata. (J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : MEGAPOLITAN

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat