Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Pariaman Meningkat Pada 2021
![Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Pariaman Meningkat Pada 2021](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/01/239a66e50da23a47e912bebd13768ccc.jpg)
SEPANJANG 2021, terjadi 51 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Pariaman, Sumatera Barat. Hal ini meningkat dibanding tahun 2020 yang berjumlah 32 kasus.
"Dari jumlah tersebut, 27 kasus pelecehan seksual terhadap anak oleh orang dekat, 7 kasus anak berhadapan dengan hukum, kekerasan psikis di sekolah 1 kasus, dan 16 kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap perempuan di Kota Pariaman. Semua kasus telah diselesaikan dengan baik dan cepat," ungkap Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Pariaman Gusniyeti Zaunit.
Kasus yang telah terjadi tersebut dapat terselesaikan dengan beberapa cara, antara lain mediasi, disversi, pemulangan ke orang tua, dan dirujuk ke panti rehabilitasi. Untuk kondisi saat ini, semua yang berkasus telah dalam kedaaan baik dan selalu dilakukan pengawasan oleh DP3AKB Kota Pariaman.
"Meski saat ini, para korban dalam kondisi baik, mereka semua tetap dalam pengawasan kita. Hal ini kita lakukan agar mereka tidak kembali terjerat dan tidak ada lagi kejadian-kejadian yang membuat traumanya kembali hadir. Kalau dibandingkan dengan 2020, bisa dikatakan kasus pada 2021 jauh meningkat," tambahnya.
Meningkatnya kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan pada 2021 dikarenakan meningkatnya kepedulian terhadap perempuan dan anak oleh masyarakat sekitar. Hal ini merupakan tindakan yang sangat baik. Tidak hanya itu, DP3AKB Kota Pariaman terus melakukan sosialasasi sampai ketingkat desa sehingga masyarakat bisa menyadari bahwa derita perempuan dan anak adalah derita bersama.
"Untuk menekan jumlah kasus tahun ini, kita akan membentuk pusat pembelajaran keluarga (puspaga) serta melaunching Desa Ramah Perempuan Peduli Anak (DRPPA)," terangnya.
Ia berharap kasus terhadap perempuan dan anak untuk Tahun 2022 bisa berkurang dari Tahun 2021 bahkan kita bersama berharap tidak ada lagi kasus tersebut ditahun ini. Untuk semua orangtua agar terus lakukan pengawasan terhadap anak dan pererat komunikasi sehingga apa yang terjadi dengan anak- anak disekolah dapat diketahui langsung oleh para orang tua. (OL-15)
Terkini Lainnya
Anak Bertanya tentang Kasus Kekerasan, Menteri PPPA Menjawab
Ayah Bunda, Edukasi Seks pada Anak Bisa Cegah Kejahatan Seksual
Cabuli 6 Bocah, 2 Kuli Bangunan Diancam Penjara 15 Tahun
Tingkatkan Kepedulian Masyarakat untuk Cegah Kekerasan pada Anak
PBB Ungkap Israel dan Kawasan Palestina Paling Banyak Pelanggaran Terhadap Anak-anak
Maraknya Tindak Kekerasan Bikin Kota Bekasi Tidak Layak Anak
Hasyim Asy'ari Terbukti Salah Gunakan Fasilitas Negara saat Dekati Anak Buah
Korban Dugaan Asusila Hasyim Buka Suara, Minta Perempuan Lain Buka Suara
Pengadu Ketua KPU ke DKPP bakal Hadiri Sidang Putusan Besok
Kasus Kekerasan di Pondok Pesantren Perlu Perhatian Khusus
Menteri PPPA: Pelaku Kekerasan Seksual terhadap Perempuan Harus Diberikan Efek Jera
IDAI Sarankan Orangtua Agar Perkenalkan Anatomi Tubuh pada Anak Sedini Mungkin
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap