visitaaponce.com

Kopi, Bambu, dan Tenun Dalam Festival Wolobobo di Ngada

Kopi, Bambu, dan Tenun Dalam Festival Wolobobo di Ngada 
.(MI/Ignas Kunda)

SELAIN Labuan Bajo terdapat banyak potensi pariwisata alam lain di Pulau Flores yang sangat  menjanjikan demi peningkatan taraf hidup masyarakat lokal. Pemerintah Kabupaten Ngada terus mengembangkan potensi pariwisatanya dengan menggelar Wolobobo Ngada Festival (WNF) 2022, 14-24 September 2022.  

Festival Wolobobo ini juga merupakan salah satu gelaran yang terpilih dalam karisma Event Nusantara 2022 di NTT. Wolobo merupakan nama salah satu bukit yang menjadi tempat wisata terbaik di Ngada, yang dikenal dengan sebutan negeri di atas awan. 

Bupati Ngada Andreas Paru menjelaskan, dalam Festival Wolobobo ini, ada 3 tema besar yang diusung yakni kopi, bambu, dan tenun karena menjadi potensi terbesar di Kabupaten Ngada. Keunikan bambu terletak pada umuran bambu yang sangat besar terutama jenis bambu betung 

Baca juga: Wolobobo Mountain Walk, Menyusuri Gunung dan Lembah di Perbukitan Flores

“Ada tiga tema utama dam festival ini untuk mengangkat kopi arabica Bajawa, tenun ikat Ngada dan bambu Ngada. Berdasarkan survei 2018 di Ngada terdapat 96 ribu rumpun bambu dengan 28 juta batang di lahan 42 ribu hektar dan ini potensi lahan yang perlu diangkat perlu diketahui masurakat indonesia, dan di Ngada terdapat 6 jenis bambu. Bahkan ada bambu yang berwarna hitam, ” kata Andreas.

Selain itu, menurut Andreas, Pemkab saat ini sedang melakukan kerja sama dengan beberapa pengusaha dan sudah memasarkan kopi arabika bajawa sampai ke pasar internasional seperti Polandia, Amerika Serikat, Rusia, Kanada, Jepang serta Australia. 

Khusus Kabupaten Ngada, ada UMKM yang sudah berkerja dengan baik dan mereka sudah bisa menghasilkan produk dam bentuk kemasan.

“Kopi berkaitan dengan cita rasa, masing masing daerah di Ngada memiliki cita rasa berbeda. Seperti kopi yang ada di Wolobobo berbeda cita rasa dengan kopi yang berada di Wawomuda atau di Likowali. Di setiap kecamatan kopi punya cita rasa berbeda.  Ini yang membedakan kopi Arabika Flores Bajawa dengan kopi lainnya,”ungkapnya.

Andreas juga menjelaskan selain keunikan kopi, tenun Ngada memilik keunikan karena menggunakan pewarna alami dari tanaman taru untuk menghasilkan warna biru dan membuat kain tenun dari bahan ini memiliki harga yang fantastis. 

“Pada saat work shop dalam kegiatan festival ini, kita akan tahu membedakan mana kain dengan pewarna alami ataupun kimia. Perlu diketahui pada kunjungan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu di Ngada kain tenunan yang dipakai presiden terbuat dari serat bambu,”ungkapnya.

Wolobobo Ngada Festival (WNF) 2022 rencananya akan dibuka pada Sabtu ini 17 September 2022 pada pukul 14.00 wita. Kegiatan festival ini sudah dimulai dari Kamis (15/9) lalu dengan event Ngada Culture Camp atau kamping di bukit Wolobobo, lalu Wolobobo Mountain Walk atau perjalanan menyusuri Bukit Wolobobo hingga kampung Langagedha, lalu Ngada Culture Walk atau perjalanan mengunjungi kampung adat yang masih terpelihara dengan baik.

Selain itu ada sejumlah acara menarik lainnya seperti karnaval oleh kurang lebih 2000 orang berbusana adat dari 3 etnis di kabupaten ngada yakni soa, bajawa dan riung serta berbagai pameran dari 53 umkm pada 15 stand yang memamerkan produk kopi,bambu dan tenun. 

“Pada momen festival ini Pemkab Ngada menggandeng komunitas untuk bersama mengangkat 3 potensi daerah ini. Karena potensi Ngada di sektor pariwisata sangat luar biasa dan kita ingin memanfaatkan momentum Labuan Bajo sebagai gerbang masuk pariwisata di Flores. Sebagai daerah penyangga, kami perlu mengangkat potensi alam budaya, kuliner serta wisata rohani dengan 96 destinasi wisata yang akan dipromosikan dalam 10 hari ini dalam rangkain acara Festival Wolobobo demi meningkatkan ekonomi masyarakat Kabupaten Ngada,” pungkas Andreas pada konferensi pers bersama sejumlah wartawan. (OL-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat