visitaaponce.com

Perkuat Produk Desa Wisata Melalui Pengembangan Desa Wisata Tematik

Perkuat Produk Desa Wisata Melalui Pengembangan Desa Wisata Tematik
Desa wisata tematik.(BPOLBF)

PENGEMBANGAN Desa Wisata di Kawasan Flores, Alor, Lembata, dan Bima (Floratama) terus dilakukan. Salah satunya program penguatan
produk desa wisata melalui pengembangan desa wisata tematik yang diinisiasi Kementerian Ekonomi dan Kreatif melalui Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF).

Direktur Utama BPOLBF, Shana Fatina mengatakan wisata tematik akan semakin berkembang dan tersegmentasi. Dengan segmen pasar berbeda dibutuhkan strategi pengembangan produk desa wisata agar dapat saling mengisi dan melengkapi satu sama lain, salah satunya adalah dengan mengintegrasikan paket wisata melalui travel pattern Desa Wisata. 

Terdapat 30 desa wisata dampingan BPOLBF di wilayah Floratama. Selain melakukan berbagai bentuk kegiatan pelatihan, pendampingan, serta membuka akses pasar, juga dilakukan forum-forum diskusi melalui berbagai Webinar Desa Wisata Floratama. 

Baca juga: Belajar tak Membuang Limbah dari Desa Watublapi

"Kami berharap dengan topik berbeda dari setiap season webinar desa wisata floratama yang dapat makin meningkatkan wawasan dan pengetahuan para pengelola desa wisata, sehingga dapat memahami potensi produk wisata desanya masing-masing dan menemukan solusi untuk memperkuat kekhasan produk pariwisata dan ekonomi kreatif desanya" tutur Shana.

Pengajar Politeknik Negeri Kupang, Maria Bernadetha Ringa dalam Webinar Desa Wisata Season 9 menegaskan perlunya komitmen bersama untuk mengembangkan desa wisata tematik dengan mengidentifikasi potensi, menganalisa permasalahan, dan menyiapkan solusi dari dampak pengembangan desa. Selain itu menurut Maria, desa wisata juga perlu memilki regulasi, kolaborasi antar desa, dan meningkatkan kapasitas SDM unggul, serta secara rutin melakukan promosi agar semakin banyak menarik wisatawan untuk berkunjung.

Baca juga: Menghijaukan Kabupaten Manggarai dengan Tanaman Bambu Berkelanjutan

”Konsep desa wisata tematik merupakan pengembangan selanjutnya dari desa wisata, dengan memperhatikan potensi unggulan berupa keunikan dan potensi yang dimiliki desa yang ditawarkan kepada wisatawan yang berbeda dengan desa wisata lainnya," jelas Maria.

Ketua Pokdarwis Destinasi Wisata Bukit Porong, Desa Coal, Roni Sumarno mengungkapkan, pihaknya saat ini sedang mengembangkan konsep strorynomic and nature tourism activities yang menurutnya merupakan bagian dari inovasi ide kreatif melalui interpretasi kekuatan cerita/narasi baik tentang daya tarik wisata, seni-budaya, maupun produk ekonomi kreatif kriya dan kuliner lokal yang kedepannya diharapkan dapat makin menciptakan peluang usaha serta lapangan pekerjaan secara mandiri, berdaya saing, dan berkelanjutan. 

"Selain Bukit Porong, aktivitas wisata tematik yang sedang kami kembangkan yaitu Wisata Tematik Natas Labar yang merupakan aktivitas dan histori tentang kebersamaan dalam menghidupkan halaman rumah melalui permainan caci, rangkuk alu, dan permainan anak-anak. Selain itu ada juga Wisata Tematik Uma Duat yang menyajikan aktivitas dan histori tentang falsafah hidup dari kebun sebagai mata pencaharian utama untuk bertahan hidup", jelas Roni. 

Sebagai pilot project, produk Desa Wisata Tematik Desa Coal telah mulai mendapatkan pemesanan tempat dari salah satu sekolah di Melbourne, Australia. Sebanyak 40 orang siswa, guru, dan kepala sekolah akan datang ke NTT akhir Juni 2023, selain kunjungan ke TN Komodo dan TN Kelimutu.

Pada Tahun 2023 arah kebijakan pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif berorientasi pada pembangunan industri pariwisata berkualitas, berkelanjutan, dan berbasis digital salah satunya yakni Pengembangan Desa Wisata, sehingga hal ini menjadi salah satu fokus utama pengembangan yang dilaksanakan oleh BPOLBF. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat