visitaaponce.com

Kekeringan di Lembata, 32 Desa di 4 Kecamatan Kesulitan Air Bersih

Kekeringan di Lembata, 32 Desa di 4 Kecamatan Kesulitan Air Bersih
Krisis air bersih, warga Desa Beutaran terpaksa minum air sumur yang asin dan berkapur.(MI/Fransiskus Gerardus Molo)

KRISIS air bersih akibat kemarau berkepanjangan dilaporkan terus melanda sejumlah daerah. Di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), misalnya, saat ini, warga di 32 desa yang tersebar di 4 kecamatan harus menggantungkan kebutuhan air bersih dari suplai Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata. 

Plt Kepala Pelaksana BPBD Lembata Stefanus Hede Wadu membenarkan ada 32 desa di empat kecamatan mengalami krisis air bersih pada musim kemarau tahun ini. Empat Kecamatan tersebut adalah Ile Ape, Ile Ape Timur, Atadei, dan Buyasuri. 

Menurut Stefanus, wilayah-wilayah tersebut kesulitan air bersih itu akibat sumber air telah mengering. 

Baca juga: Pemkab Lembata tidak Bangun Jalan, Pelajar Terjang Jalan Terjal ke Sekolah

"Jumlah lokasi yang mengalami krisis air bersih dimungkinkan akan terus bertambah, mengingat musim kemarau tahun ini diprediksi akan berlangsung lebih panjang," ujarnya. 

Atas kondisi itu, pihak BPBD Kabupaten Lembata menjalin kerja sama dengan instansi lain, seperti Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk menyalurkan bantuan air bersih. 

"Kami sudah berkoordinasi dengan Plan internasional dan mereka sanggup memasok air di daerah kekeringan. Mendatang, kami juga akan koordinasi dengan PDAM," kata Stefanus. 

Baca juga: Pemkab Lembata Abai, Warga Desa Beutaran Bertahun-tahun Konsumsi Air Payau

Disebutkan, dari empat kecamatan terdampak krisis air bersih terparah ada di Kecamatan Ile Ape yakni di Desa Amakaka, Desa Tanjung Batu, Desa Beutaran, Desa Tagawiti. Kecamatan Ile Ape Timur yakni Desa Lamawolo, Desa Waimatan. Kecamatan Atadei Desa Atakore, Desa Nubahaeraka, Desa Lusilame,  Desa Nuba Atalojo, Desa Lerek. Kecamatan Buyasuri yakni Desa Tobotani. (Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat