visitaaponce.com

Bank AIIB Apresiasi Indonesia DukungBudi Daya Padi Ramah Lingkungan

Bank AIIB Apresiasi Indonesia Dukung Budi Daya Padi Ramah Lingkungan
Perwakilan AIIB David Ginting (kiri) dan Perwakilan Bank Dunia, Ijsbrand De Jong (tengah) di NTB.(Ist)

BANK Investasi Infrastruktur Asia (AIIB) mengapresiasi pemerintah Indonesia yang dinilai sukses mengembangkan pengembangan jaringan irigasi lebih inovatif melalui penerapan Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA) yang mendorong dan mendukung petani Indonesia mengembangkan budi daya berwawasan iklim dan pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan.

Sebelumnya, Perwakilan Bank Dunia (World Bank) Ijsbrand De Jong dan Team Leader Program SIMURP di Bank Dunia, Tara Sinta mengapresiasi dukungan pemerintah RI bagi petani penerima manfaat SIMURP meningkatkan produktivitas dan hilirisasi produk pertanian melalui Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) dan Kelompok Wanita Tani (KWT).

Apresiasi AIIB bagi Indonesia dikemukakan Perwakilan AIIB, David Ginting pada Temu Tani CSA SIMURP di Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang dihadiri Ijsbrand De Jong dan Tara Sinta serta Wakil Bupati Lombok Tengah, H Nursiah didampingi Project Manager SIMURP, Sri Mulyani mewakili Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP Kementan, Bustanul Arifin Caya pada Rabu [11/10].

Baca juga: Kementan: Produktivitas CSA Jabar Naik 1 Ton Per Hektare Gabah Kering Panen

Pada Temu Petani di Lombok Tengah, Perwakilan AIIB, David Ginting menilai penerapan CSA oleh petani Indonesia, khususnya di NTB sebagai ´langkah cerdik´ mengaplikasikan investasi AIIB bagi pertanian berkelanjutan di Indonesia melalui Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP).

“Program SIMURP, menurut kami di AIIB, merupakan suatu kesuksesan, karena berhasil mengaplikasikan investasi-investasi yang sudah kami berikan dengan jaringan-jaringan irigasi lebih inovatif, terutama yang kami cermati adalah CSA," kata David Ginting di Lombok Tengah.

Harapan AIIB, katanya lagi, penerapan CSA bermanfaat bagi petani di Lombok Tengah dan lokasi kegiatan SIMURP pada 24 kabupaten di 10 provinsi.

Upaya CSA oleh SIMURP sejalan kebijakan Kementerian Pertanian RI bahwa sumber air di lahan pertanian sudah dibangun pemerintah seperti embung, dam, parit, dan irigasi perpipaan/perpompaan.

Menghadapi musim kemarau panjang atau El Nino yang diprediksi mulai Juli hingga September 2023, Kementan mengimbau dinas pertanian provinsi serta kabupaten dan kota memanfaatkan sumber air yang ada.

Baca juga: Bank Dunia Akui Keberhasilan Indonesia Implementasi CSA

Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi bahwa petani dan penyuluh menerapkan dan mengembangkan CSA melalui Program SIMURP untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim global.

"Indonesia diperkirakan akan mengalami kemarau panjang. Para penyuluh dan petani harus segera melakukan percepatan tanam agar di sisa musim hujan ini petani masih bisa panen," kata Dedi Nursyamsi.

Program SIMURP merupakan modernisasi irigasi strategis dan program rehabilitasi lintas kementerian dan lembaga yang melibatkan Kementan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional [Bappenas], Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat [PUPR] dan Kementerian Dalam Negeri [Kemendagri] dengan target lokasi Daerah Aliran Sungai [DAS].

CSA Lombok Tengah

Kegiatan Temu Tani CSA SIMURP di NTB berlangsung di Kantor Unit Pelayanan Teknis Penyuluhan Hama Penyakit dan Kesehatan Hewan, Kecamatan Praya, Lombok Tengah.

Project Manager SIMURP, Sri Mulyani, mengatakan pada 2023 ini, NTB mendapatkan dana kegiatan SIMURP sebesar Rp2,5 miliar, yang dimanfaatkan untuk sejumlah kegiatan CSA di lahan pertanian yang menjadi lokasi rehab jaringan irigrasi SIMURP Kabupaten Lombok Tengah.

Kegiatan yang dilaksanakan meliputi penerapan teknologi CSA melalui 144 Demplot dan dua lokasi Scaling Up seluas 50 hektar di Lombok Tengah serta enam lokasi Demplot CSA mendukung Genta Organik, penguatan kapasitas SDM di Balai Penyuluhan Pertanian [BPP], penumbuhkembangan KEP dan KWT serta operasional manajemen Satker.

Baca juga: Teknologi CSA Genjot Produktivitas Gabah Lebih Banyak

Sri Mulyani menambahkan, hasil evaluasi menunjukkan terjadinya peningkatan rata-rata produktivitas Demplot CSA di Lombok Tengah sebesar 0,82 ton per hektare gabah kering panen (GKP) yakni 5,68 ton/ha di lokasi Non CSA menjadi 6,49 ton/ha di lokasi CSA.

Hal itu diperkuat data produktivitas dari Badan Pusat Statistik [BPS] melalui perhitungan Kerangka Sample Area [KSA] pada 2023, hasil sementara diperoleh terjadi peningkatan 0,72 ton/ha GKP yakni 5,7 ton/ha di lokasi Non CSA menjadi 6,4 ton/ha di lokasi CSA.

Berdasarkan data Analisa Usaha Tani yang dikumpulkan dari Demplot CSA, menunjukkan adanya peningkatan pendapatan rata-rata petani di lokasi CSA SIMURP sebesar Rp4,8 juta per hektar dibandingkan Non CSA. (RO/S-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat