visitaaponce.com

Pemkab Demak Prediksi Panen Padi Dua Bulan Terakhir Tetap Melimpah

Pemkab Demak Prediksi Panen Padi Dua Bulan Terakhir Tetap Melimpah
Petani melakukan panen raya padi dengan menggunakan mesin panen modern (combine harvester) di Kabupaten Demak, Jawa Tengah.(Ist)

PASCA-panen padi di Desember 2023 seluas 1.275 hektare, Kabupaten Demak, Jawa Tengah (Jateng) telah kemballi menuai panen seluas 2.914 hektare pada Januari dan Februari 2024 dari pertanaman musim tanam I (MT) pada Agustus dan Desember 2023.

Panen padi pada Januari dan Februari 2024 di wilayah Demak tersebar di Kecamatan Karanganyar dan Guntur plus lokasi kegiatan Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA) yakni Kecamatan Dempet dan Bonang. 

Teknologi CSA diusung Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan pendapatan petani.

Baca juga : Kendati El Nino, Produktivitas Demplot CSA Purbalingga Justru Naik 26%

Pertanian tanpa merusak lingkungan melalui adaptasi perubahan iklim serta mengurangi/menghilangkan emisi gas rumah kaca (GRK).

Kabar gembira tersebut dikemukakan Kabid Tanaman  Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Pemkab Demak, Hery Wuryanta. Hasil panen gabah diperkirakan rata-rata 7,8 ton per hektare dan gabah ketan sentuh 9,2 ton per hektar.

"Hasil ubinan atau uji sampel lapangan di Dempet capai 7,8 ton per hektare. Kalau ketan lebih tinggi sentuh 9,2 ton per hektare," kata Hery.

Baca juga : Pemkab Purbalingga Tetap Lanjutkan CSA dengan Anggaran Daerah 2024

Komitmen Program SIMURP mendukung pemerintah daerah meningkatkan produktivitas pertanian sejalan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman untuk memperkuat ketahanan pangan nasional bahwa petani harus tetap berproduksi.

"Pemerintah terus berupaya menjaga stok pangan demi menjamin ketersediaan pangan bagi 270 juta rakyat Indonesia," katanya.

Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP0 Kementan Dedi Nursyamsi bahwa pemerintah mendukung aktivitas petani dan penyuluh dalam upaya menjaga ketahanan pangan.

Baca juga : Bantu Akses Modal dan Pasar, Petani CSA Purworejo Ikuti Temu Usaha 

“Pertanian tidak boleh berhenti dalam situasi apapun. Genjot terus produksi pertanian. Penyuluh, petani dan kita semua ayo dukung pembangunan pertanian nasional,” kata  Dedi.

Direktur National Project Implementation Unit (NPIU) SIMURP Bustanul Arifin Caya mengatakan Program SIMURP di Kementan fokus pada upaya antisipasi dampak perubahan iklim global pada sektor pertanian.

Project Manager SIMURP Sri Mulyani menjelaskan Program CSA SIMURP merupakan modernisasi irigasi strategis dan program rehabilitasi mendesak.

Baca juga : Bank Dunia Dukung Petani CSA Indonesia Lakukan Hilirisasi Produk

"Pengelolaannya pada lintas empat kementerian dan lembaga yaitu Bappenas, Kementan, Kementerian PUPR, dan Kemendagri," katanya.

Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Pemkab Demak, Hery Wuryanta menambahkan, padi hasil produksi MT I di wilayahnya memiliki kualitas terbaik ketimbang MT II.

"Kualitasnya lebih baik, karena ada sela setelah palawija, kemudian padi, sehingga tanah menjadi subur kembali. Jadi produksinya lebih tinggi kalau dibanding MT II," katanya.

Baca juga : Naik 26%, Produksi Gabah Demplot CSA Grobogan Tembus 8,72 Ton Per Hektare

Hery Wuryanta tidak menampik wilayah Demak terdampak El Nino yang mengakibatkan kekeringan panjang sempat menghambat MT I.

Kendati demikian, hasil produksi padi Demak dinilai masih cukup bagus, karena Demak menjadi wilayah hilir dari sungai-sungai besar di Jawa Tengah. 

"Meskipun terdampak El Nino, masih ada airnya, jadi kalau dulu La Nina kan kalau banjir wajar, ini El Nino, nyatanya masih ada yang kena banjir," katanya lagi. 

Pasalnya, saat terjadi kekeringan panjang akhir 2023, ada perbaikan saluran dan irigasi Waduk Kedung Ombo secara bergilir. 

"Kalau yang belum ada itu, daerah selatan antara lain Mranggen, Karangawen, kemudian Mijen, Kalau Wedung, karena akhir dari sistem Waduk Kedung Ombo itu yang belum," kata Hery. (S-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat