visitaaponce.com

Pengamat Politik Ungkap Keberlanjutan KIB Ditentukan King Maker

Pengamat Politik Ungkap Keberlanjutan KIB Ditentukan King Maker
Momen Kebersamaan Tiga Ketua Umum Partai Politik dalam Koalisi Indonesia Bersatu(Antara/Rivan Awal Lingga )

PARA ketua umum partai politik di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri atas Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menggelar pertemuan bersama di kediaman Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, di bilangan Widya Chandra III, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Kamis (27/4) malam.

Pertemuan yang digelar secara tertutup dengan makan malam bersama itu dilakukan untuk membicarakan kelanjutan dari pembentukan koalisi besar bersama Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang terdiri dari Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Akan tetapi, dalam pertemuan yang dilaksanakan selama satu jam tersebut, KIB belum mengumumkan keputusannya siapa calon yang akan diusung pada Pemilu 2024. Meski demikian, ketiga elit partai politik itu menegaskan bahwa Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) masih solid.

Baca juga: PPP Dukung Ganjar, KIB Tak Bubar dan Tetap Solid

“Pertemuan silaturahmi malam ini tentu kami mendapatkan penjelasan dari ketua umum PPP terkait hasil rapimnas dan tentunya kami mengapresiasi mekanisme yang ada di PPP dan KIB tidak akan mencampuri urusan internal partai masing-masing. Tetapi malam ini kita terlihat sangat solid dan guyub serta rukun,” kata Airlangga.

Sementara Plt Ketum PPP Mardiono menegaskan KIB tak bubar meskipun terjadi perbedaan dalam menetapkan dukungan di Pilpres 2024. “Ada di masyarakat mengatakan KIB bubar, enggak bubar,” kata Mardiono.

Baca juga: Pertemuan KIB, Ketum PAN dan PPP Tiba di Kediaman Airlangga

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin mengungkapkan meski pertemuan itu menandakan ketiga partai berusaha untuk saling menghargai keputusan internal, namun ketahanan koalisi ini tetap akan dipengaruhi oleh andil dan keputusan Jokowi sebagai king maker dalam menentukan kemana arah partai-partai di koalisi itu kemudian bergabung.

“Apakah KIB akan tetap solid atau justru bubar, itu tergantung dengan strategi Jokowi. Apakah nantinya Jokowi mampu membawa ketiga partai di KIB kompak untuk mendukung Ganjar atau justru ada partai yang pecah untuk bergabung ke Prabowo,” jelasnya.

Diketahui, PPP sebelumnya telah resmi menjatuhkan pilihan untuk Pilpres 2024. Pada Rabu (26/4), PPP mengumumkan mengusung Ganjar sebagai bakal capres di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Ujang menilai wajar apabila PPP merapatkan diri ke PDIP untuk memenangkan Ganjar pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

“Saat ini partai politik yang berhaluan agamis tak memiliki calon dengan tingkat elektoral yang mumpuni. Maka, untuk mempertahankan diri, PPP harus mencari kerja sama dengan parpol yang mengusung figur nasionalis dengan elektabilitas tinggi, salah satunya Ganjar,” jelas Ujang.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review itu juga mengatakan sejak awal KIB dibentuk sebagai wadah cadangan yang digagas oleh Golkar, PAN dan PPP atas dukungan Jokowi untuk menjadi kendaraan alternatif Ganjar apabila tidak mendapatkan tiket capres dari PDIP.

“Menjadi hal wajar ketika KIB ini dinilai sebagai wadah cadangan yang hanya sementara, mengingat poros politik itu tidak memiliki sosok capres atau cawapres unggulan. Jadi, jelas KIB ini dibentuk sebagai wadah cadangan untuk menguatkan posisi capres di luar partai mereka, salah satunya Ganjar,” jelasnya.

Lebih lanjut, Ujang mengungkapkan dukungan hal ini sejalan dengan PDIP yang saat ini membutuhkan partai Islam usai resmi mengusung Ganjar. “PDIP juga membutuhkan partai islam seperti PPP yang berbasis Islam tradisional seperti NU. Juga PAN yang berbasis Islam Muhammadiyah,” katanya.

Ujang juga memprediksi bahwa anggota KIB lain seperti PAN kemungkinan besar akan merapat ke PDIP, namun mereka masih menunggu waktu yang tepat dan melihat siapa wakil yang akan diusung untuk Ganjar.

“Nanti PAN juga akan menyusul untuk mendukung Ganjar, Apalagi sejak awal saat Rakernas PAN di Semarang beberapa waktu lalu, ada puisi yang diciptakan terkait dukungan ke Ganjar, dukungan PAN ke Ganjar hanya tinggal menunggu waktu. Tetapi memang PAN menginginkan agar Erick Thohir yang menjadi capres,” jelasnya.

Sementara itu, Ujang menilai hanya Golkar yang nantinya ada kemungkinan berbeda dari PPP dalam mendukung Ganjar. Menurutnya, partai yang dipimpin Airlangga Hartarto itu bakal mengarahkan dukungan kepada Menhan RI Prabowo Subianto dalam Koalisi Kebangkitan Raya (KIR).

“Apakah arah Golkar ini akan ke Prabowo atau mengikuti jejak PPP untuk mendukung Ganjar, hal itu tergantung pada lobi politik Jokowi larena peta politik sebetulnya bisa diatur dan koalisi-koalisi tersebut juga bisa diarahkan oleh Jokowi sebagai king maker dan pengendali bagi partai-partai koalisi pemerintah saat ini,” ungkapnya. (Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat