Bawaslu Harus Rajin Memitigasi Kerawanan Pemilu
![Bawaslu Harus Rajin Memitigasi Kerawanan Pemilu](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/10/c59a36680e9ddfb5ee8e38e60e5ed433.jpeg)
BADAN Pengawas Pemilu (Bawaslu) menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pencegahan dan Persiapan Pengawasan Kampanye Pemilu Tahun 2024 di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai Sabtu (14/10) sampai Senin (16/10). Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Hubungan Masyarakat Bawaslu, Lolly Suhenty menyebut, bukan tanpa alasan menjadikan NTT sebagai tuan rumah kegiatan itu.
“Selain karena kita masih mengingat dengan baik sebagai nusa terindah toleransi, NTT ini juga mengajarkan kita cara melihat tahapan-tahapan krusial dalam pemilu melalui indeks kerawanan pemilu,” ungkap Lolly dalam sambutannya ketika membuka Rakornas di Hotel Harper, Kupang, Sabtu (14/10) malam.
NTT, kata Lolly, berada pada posisi rawan sedang bila dilihat secara keseluruhan indeks kerawanan pemilu. Namun, khusus pada dimensi kontestasi, NTT tergolong rawan tinggi. Berkaca pada Pemilu dan Pilkada sebelumnya, salah satu sebab kerawanan tinggi pada dimensi kontestasi adalah maraknya kampanye di luar jadwal.
Baca juga: Bawaslu: Kerawanan Pemilu Tertinggi Ada di Wilayah Papua
Pelajaran berikutnya, terkait kerawanan konflik bernuansa suku, agama, ras dan antar golongan (SARA). Secara keseluruhan, NTT yang dikenal sebagai “nusa tetap toleransi” atau “nusa terindah toleransi” berada pada posisi rawan sedang. Namun dari 22 kabupaten/kota di wilayah itu, terdapat dua kabupaten, yakni Alor dan Malaka berstatus rawan tinggi konflik SARA.
“Sebagai nusa tetap toleransi, peletak dasar toleransi saja punya potensi kerawanan tinggi, apalagi bagi daerah yang tidak toleran, atau belum toleran, atau kurang toleran selama ini,” ujar Lolly.
Selanjutnya, dalam konteks netralitas aparatur sipil negara (ASN), NTT termasuk dalam lima propinsi rawan tinggi setelah Maluku Utara, Sulawesi Utara, Banten, dan Sulawesi Selatan. Sementara dalam konteks politik uang, daerah itu berada pada posisi rawan sedang, meskipun berdasarkan data agregat kabupaten/kota, NTT berada pada urutan 20 dari 28 propinsi rawan tinggi.
Belajar dari kondisi tersebut, Lolly mengingatkan jajaran pengawas untuk lebih rajin melakukan mitigasi dengan mengidentifikasi kerawanan pemilu secara berkala agar bisa mencegah dan mengantisipasi pelanggaran Pemilu 2024.
"Agar kita semua dapat belajar memitigasi kerawanan dari NTT. Dengan membaca dan memitigasi kerawanan pemilu, mudah-mudahan dari NTT ini, akan mampu menekan segala kerawanan di Pemilu 2024," harap Lolly.
Baca juga: Bawaslu Waspadai Potensi Konflik selama Kampanye di DIY
Sebelumnya, Ketua Bawaslu NTT Nonato da Purificacao Sarmento menyampaikan terima kasih karena untuk pertama kalinya, Bawaslu menggelar kegiatan nasional di wilayah paling selatan NKRI itu. NTT, kata Nato, memiliki arti penting bagi bangsa ini.
"Di Nusa Tenggara Timur inilah fundasi kebangsaan yang digali oleh Bung Karno di Ende menjadi dasar negara kita, yaitu Pancasila," katanya.
NTT juga memiliki keragaman suku, agama, dan bahasa namun dikenal dengan toleransinya yang tinggi. "Kami sangat beragam. Itu sebabnya kami sangat toleran," ujar Nato.
Sementara itu, Deputi Bidang Teknis Bawaslu, La Bayoni menyebut tahapan kampanye yang digelar 28 November 2023 sampai 10 Februari 2024 merupakan tahapan penting yang berpotensi menimbulkan banyak dinamika. Hal itu tidak terlepas dari singkatnya masa kampanye dan perubahan regulasi pasca putusan Mahkamah Konstitusi yang memperbolehkan kampanye di fasilitas pendidikan dan pemerintah.
Bayoni menyebut Rakornas di Kupang sangat penting karena menjadi momentum untuk menginventarisir masalah dan kerawanan berdasarkan pengalaman Pemilu 2019 dan analisis isu kampanye pemilu saat ini. Selain itu, Rakornas kali ini menjadi ajang penyamaan tafsir, persepsi, dan pemahaman antara stakeholder dan pengawas pemilu di seluruh tingkatan mengenai pencegahan pelanggaran dan pengawasan tahapan kampanye.
Melalui Rakornas ini juga, Bawaslu mendapat masukan dari instansi/lembaga, akademisi, dan masyarakat sipil dalam upaya pencegahan dan pengawasan kampanye. Serta menentukan peta jalan strategi pencegahan dan pengawasan kampanye pemilu.
Rakornas kali ini dihadiri oleh 636 peserta dari seluruh propinsi dan kabupaten/kota seluruh Indonesia. Acara pembukaan dihadiri oleh Penjabat Gubernur NTT Ayodhia GL Kalake. (Z-6)
Terkini Lainnya
Persiapan Pilkada, Bawaslu Sudah Lakukan Koordinasi dengan Plt Ketua KPU
Coklit Pilkada DKI, Petugas Sambangi Kediaman Anggota Bawaslu Puadi
Surat Keppres Pemberhentian Hasyim Asy'ari Belum Masuk Meja Presiden
Pemberhentian Ketua KPU tak Halangi Pelaksanaan Pilkada 2024
Berani Pecat Hasyim Asy'ari, DKPP Dinilai Berhasil Jaga Integritas Pemilu
Pemilu 2024 Kemunduran Luar Biasa bagi Keterwakilan Perempuan
Erupsi Gunung Lewotolok Jangkau 500 Meter di Luar Kawah
Pascapandemi, Nilai Investasi di DPSP Labuan Bajo Capai Rp1 Triliun
Piutang PDAM Wae Mbeliling Tembus Rp2 Milliar, ini Rinciannya
Sepuluh Siswa SMK di Lembata Ikuti Program Magang ke Jepang
Duel Maut di Lembata, Polisi Tahan Pelaku
Rayakan HUT Bhayangkara, Anggota Polda NTT dan TNI Terima Hadiah Handphone dari Kapolda
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap