Pernyataan Jokowi Terkait Pemilu Dinilai Bias dan Kontradiktif
![Pernyataan Jokowi Terkait Pemilu Dinilai Bias dan Kontradiktif](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/11/1640ded615e4c3ad538227011c8d1424.jpg)
PERNYATAAN Presiden Joko Widodo belakangan ini terkait Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 dinilai bias dan kontradiktif. Saat memberikan sambutan di acara HUT Partai Golkar ke-59, Senin (6/11), Jokowi menyinggung terlalu banyak drama korea dan sinetron jelang Pemilu 2024 dari masing-masing kubu.
Sementara itu, saat membuka Rapat Rapat Koordinasi Nasional Penyelenggara Pemilu bertajuk 'Mewujudkan Pemilu Berintegritas' yang digelar Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Rabu (8/11), Presiden mengingatkan semua pihak untuk jangan mencoba-coba intervensi jalannya pemilu.
Komentar-komentar itu dilayangkan setelah putra sulung Jokowi sekaligus Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka, didaftarkan sebagai bakal calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto. Gibran yang masih berusia 36 tahun itu dapat ikut kontestasi Pemilu Presiden 2024 setelah Mahkamah Konstitusi (MK) yang sebelumya diketuai Anwar Usman, adik ipar Jokowi, mengubah norma 40 tahun sebagai syarat usia minimal capres-cawapres.
Baca juga: Jokowi: Demokrasi tidak Saling Pecah-Belah, Akhir-Akhir Ini Terlalu Banyak Drama
Peneliti pada Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia Wawan Kurniawan berpendapat, pernyataan Jokowi tersebut menunjukkan adanya authority bias atau bias otoritas, yakni upaya seseorang menggunakan otoritasnya untuk mendukung apa yang ingin dituju atau didapatkan.
Menurut Wawan, rentetan pencalonan Gibran lewat 'karpet merah' MK serta kecenderungan Jokowi mendukung Prabowo adalah bagian dari yang ingin dicapai Jokowi untuk melanjutkan kekuasaan. "Jokowi punya power untuk menyampaikan pendapat itu, meskipun di satu sisi itu adalah sesuatu yang kontradiktif," terangnya kepada Media Indonesia, Kamis (9/11).
Baca juga: Jokowi Enggan Komentari Pemberhentian Iparnya Anwar Usman dari Jabatan Ketua MK
Wawan berpendapat, peringatan Jokowi soal intervensi pemilu dapat dimaknai sebagai usaha Kepala Negara untuk menetralkan situasi. Namun, masyarakat yang menerima pernyataan itu berasal dari pendukung dan kalangan yang tidak kritis. Di sisi lain, masyarakat yang sudah kritis dalam memaknai pergerakan Jokowi akan membacanya dengan berbeda.
"Tentu ada kecurigaan-kecurigaan bahwa ini adalah desain tertentu atau hanya strategi politik atau semacam statemen politik, itu bisa terbaca," tandas Wawan.
Potensi Penyalahgunaan Kekuasaan Jokowi
Terpisah, dosen komunikasi politik Universitas Gadjah Mada dan Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies Nyarwi Ahmad mengatakan publik tidak hanya melihat apa yang disampaikan, tapi juga menafsirkan yang dilakukan Jokowi dan keluarganya. Menurutnya, apa yang disampaikan Jokowi seringkali tindak sesuai dengan yang dilakukan.
Bagi Nyarwi, yang lebih penting untuk disoroti ketimbang intervensi pemilu adalah potensi penyalahgunaan kekuasaan yang sifatnya langsung maupun tidak langsung dari para aktor politik di jantung kekuasaan Jokowi.
"Mulai dari para menteri, wantimpres, termasuk Presiden Jokowi, yang menjadi ayah dari Gibran, bakal cawapres Prabowo," pungkasnya. (Tri/Z-7)
Terkini Lainnya
Potensi Penyalahgunaan Kekuasaan Jokowi
Langgar Kode Etik, DKPP Pecat Tiga Penyelenggara Pemilu
Urus Kampanye Pilkada 2024, KPU-Bawaslu Diminta Belajar dari Pemilu 2024
Partisipasi Warga Jakarta untuk Pemilu 2024 Capai 78%
Perputaran Uang Pemilu 2024 Mencapai Rp80 Triliun
Menteri PPPA: Pelaku Kekerasan Seksual terhadap Perempuan Harus Diberikan Efek Jera
Bawaslu Cegah Calon Berkampanye Sebelum Pemilu Ulang 2024
Bongkar Anggota Legislatif yang Terlibat Judi Online
PKS Ajukan Sohibul Iman, Golkar: Itu Hak Masing-Masing Partai
Prabowo Gelar Pertemuan dengan Ketum KIM dan Erick Thohir, Airlangga: Bahas Strategi ke Depan
Bobby Diharap Pertimbangkan Kader Golkar Jadi Cawagub
Bobby Nasution Irit Bicara Soal Kriteria Cawagub Pendampingnya
Golkar Tawarkan Putri Akbar Tandjung sebagai Cawagub Bobby Nasution
Lingkungan Perempuan Pancasila
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap