Korban Tragedi Kanjuruhan Tuntut Restitusi dan Ketegasan Kapolri kepada Anak Buahnya
![Korban Tragedi Kanjuruhan Tuntut Restitusi dan Ketegasan Kapolri kepada Anak Buahnya](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/08/1985050e939f61146444a12b4aae136a.jpg)
TIM Gabungan Aremania (TGA) menyatakan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan akan terus menuntut restitusi dan menagih sikap tegas Kapolri untuk menindak tegas tiga anggotanya yang bersalah, usai putusan kasasi Mahkamah Agung (MA).
"Dengan putusan MA ini sudah tiga polisi terdakwa Tragedi Kanjuruhan divonis bersalah. Ini menjadi pintu masuk restitusi melaksanakan putusan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) terkait hak keluarga korban," tegas Kuasa Hukum TGA Anjar Nawan Yusky, Kamis (24/8).
Selain itu, putusan MA sebagai dasar Propam Mabes Polri dan Polda Jatim menggelar sidang etik terhadap tiga polisi tersebut. "Keluarga korban akan menagih sikap tegas Polri. Kalau harus PTDH (Pemberhentian dengan Tidak Hormat) ya PTDH karena sudah inkrah," cetusnya.
Baca juga : MA Batalkan Vonis Bebas 2 Terdakwa Kasus Kanjuruhan
Saat ini, keluarga korban masih merasa kecewa lantaran putusan MA memvonis ringan polisi terdakwa kasus Tragedi Kanjuruhan. Kendati demikian, lanjutnya, putusan MA itu patut diapresiasi karena menjadi dasar restitusi dan sidang etik di Propam Mabes Polri.
"Keluarga korban, mereka menyambut putusan tidak begitu bersuka cita. Pasti ada kekecewaan," katanya.
Baca juga : Tragedi Kanjuruhan, Polda Jatim Manut Proses Hukum Vonis Kasasi MA
Menurut Anjar, MA menjatuhi hukuman penjara pada dua terdakwa masing-masing 2 tahun dan 2,6 tahun tidak sebanding dengan banyaknya korban jiwa Tragedi Kanjuruhan akibat tindakan pengamanan menggunakan kekuatan yang berlebihan.
Di sisi lain, putusan MA perlu dihormati sebagai pengemban tertinggi kehakiman. "Saya pribadi menilai bagaimana pun juga, sedikit banyak, putusan ini diapresiasi karena MA setidaknya berupaya menghadirkan rasa keadilan di masyarakat," ucapnya.
Tuntutan sengaja dibuat ringan
Putusan MA itu lumrah dan tidak mengagetkan mengingat sejak awal kasus ini sengaja didesain pengenaan pasal kelalaian dengan ancaman hukuman 5 tahun. Jaksa pun menuntut ringan 3 tahun.
"Paling pas pasal pembunuhan dan pasal kekerasan pada anak," imbuhnya.
Tragedi Kanjuruhan terjadi 1 Oktober 2022 seusai laga Liga 1 antara Arema FC dan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang. Sesaat setelah Persebaya memenangkan pertandingan, banyak penonton turun ke lapangan.
Akhirnya polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa justru memperburuk suasana. Sebanyak 135 orang meninggal dunia. (Z-4)
Terkini Lainnya
Tuntutan sengaja dibuat ringanCak Imin Janji Bakal Tuntaskan Tragedi Kanjuruhan
Tanggapi Vonis MA, Korban Kanjuruhan Kecewa karena Belum Mendapatkan Keadilan
Dua Polisi Terdakwa Kanjuruhan Dinyatakan MA Terbukti Bersalah
Ahli Hukum Pidana Sebut Vonis Bebas Dua Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Kurang Tepat
Jauh dari Tuntutan Jaksa, Vonis Kasus Kanjuruhan Dipertanyakan
Alasan Bela Diri, Paman Tusuk Keponakannya hingga Tewas
Peternak Sapi Perah Dorong Peningkatan Perekonomian Jawa Timur
Dua Orang Meninggal Dunia Tertimbun Longsor di Blitar
Pembunuhan Berencana Februari Diungkap, Perempuan Campur Seblak dengan Racun Tikus
Pilkada Jawa Timur, Sandiaga Akui Komunikasi Informal dengan NasDem
Terobos Perlintasan Jalur Ganda, Pengendara Sepeda Motor Tewas Tertabrak KA Sancaka
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap