visitaaponce.com

OpenAI, Pembuat ChatGPT, Kini Bernilai Antara US80 hingga US90 Miliar

OpenAI, Pembuat ChatGPT, Kini Bernilai Antara US$80 hingga US$90 Miliar
Nilai perusahaan OpenAI, pembuat GPT melesat ke kisaran US$80 miliar hingga US$90 miliar dalam pembicaraan dengan calon investor.(AFP)

NILAI yang diberikan kepada startup OpenAI telah melesat hingga mencapai kisaran US$80 miliar hingga US$90 miliar dalam pembicaraan dengan calon investor, seperti yang dilaporkan oleh Wall Street Journal, Selasa.

Perkiraan nilai perusahaan yang berada di balik platform kecerdasan buatan generatif ChatGPT hampir tiga kali lipat dari tahun sebelumnya. OpenAI tidak segera memberikan tanggapan terhadap permintaan komentar.

Microsoft telah menginvestasikan miliaran dolar dalam OpenAI, memulai perlombaan kecerdasan buatan di antara perusahaan teknologi.

Baca juga: ChatGPT AI Kian Interaktif dengan Fitur Suara

OpenAI menghasilkan uang dengan membebankan biaya untuk mengakses versi ChatGPT yang ditingkatkan dan melisensikan teknologi dasarnya kepada bisnis.

Perusahaan yang berbasis di San Francisco ini minggu ini mengumumkan bahwa mereka menambahkan kemampuan suara dan gambar ke platform tersebut, yang sebelumnya terbatas pada permintaan tertulis.

Baca juga:Kreator Game of Thrones Gugat OpenAI Terkait Penggunaan Karya Cipta

Contoh bagaimana fitur-fitur baru ini bisa digunakan termasuk mengambil foto di dalam lemari es untuk mendapatkan saran resep makanan, atau gambar tugas matematika anak untuk mendapatkan bantuan dalam menyelesaikan masalah.

Kemampuan suara dan gambar akan diluncurkan kepada pengguna ChatGPT Plus dan Enterprise dalam beberapa minggu mendatang, dan pada akhirnya akan menuju ke sistem operasi ponsel pintar Apple dan Google, menurut OpenAI.

Program kecerdasan buatan generatif menjadi sorotan pada akhir tahun lalu, dengan ChatGPT menunjukkan kemampuan untuk menghasilkan esai, puisi, dan percakapan dari permintaan yang sangat singkat.

Raksasa teknologi seperti Google, Meta, dan Microsoft adalah di antara mereka yang berlomba untuk mendapatkan keuntungan dari janji kecerdasan buatan generatif sambil berusaha menghindari bahaya seperti potensi teknologi ini sebagai senjata untuk disinformasi dan kejahatan siber. (AFP/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat