visitaaponce.com

Kecerdasan Buatan Generatif akan Ubah Lanskap Pembayaran Indonesia

Kecerdasan Buatan Generatif akan Ubah Lanskap Pembayaran Indonesia
Ilustrasi.(Dokpri)

LANSKAP pembayaran di Indonesia akan mengalami transformasi yang signifikan melalui penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang bersifat generatif. Sebagai pasar pembayaran digital terbesar di Asia Tenggara, Indonesia berada dalam posisi yang sangat baik untuk memanfaatkan AI guna meningkatkan pengalaman pembayaran bagi konsumen dan bisnis. Perekonomian Indonesia diperkirakan tumbuh lebih cepat daripada rata-rata regional dan mendorong pertumbuhan ekonomi digital yang signifikan.

Generative AI saat ini sedang merevolusi berbagai industri, termasuk layanan keuangan, layanan kesehatan, dan pendidikan. Dengan meningkatkan layanan dan produktivitas, teknologi ini mengubah strategi pertumbuhan bisnis. Teknologi ini juga diatur untuk mendukung berbagai pengalaman konsumen, seperti dalam bidang embedded finance.

Embedded finance, yang melibatkan integrasi opsi pembayaran ke dalam platform nonkeuangan, telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari konsumen. Baik memesan layanan transportasi online atau memesan makanan untuk dibawa pulang melalui aplikasi, konsumen mendapatkan manfaat dari perjalanan pelanggan yang lebih lancar. Sementara bisnis dapat memanfaatkan teknologi embedded finance untuk mengembangkan penawaran solusi terintegrasi yang menyederhanakan proses pembayaran bagi para pedagang.

Baca juga : Program Visa Accelerator 2024 Undang Startup Asia Pasifik

"Di Visa, kami menyadari potensi luar biasa dari AI dan embedded finance," kata Riko Abdurrahman, Presiden Direktur Visa Indonesia, dalam keterangan tertulis, Kamis (22/2). "Kami bekerja sama dengan para mitra kami untuk memfasilitasi pembayaran digital yang semakin lancar dan aman di Indonesia. Sebagai merek tepercaya yang bekerja sama dengan para pemain dalam ekosistem pembayaran, Visa berada di posisi yang tepat untuk turut membentuk ruang ini dan berinovasi untuk masa depan."

Visa menjadi yang terdepan dalam penggunaan AI untuk perlindungan risiko penipuan (fraud) dan pembayaran selama lebih dari 30 tahun. Visa merupakan jaringan pertama yang menggunakan teknologi berbasis AI untuk manajemen risiko dan fraud dengan memelopori penggunaan model AI dalam keamanan pembayaran. Saat ini, platform teknologi Visa menjadi salah satu contoh terbaik dari manfaat nyata AI dalam membantu menyelesaikan beragam tantangan serta permasalahan yang dihadapi institusi-institusi keuangan sejak lama. Visa Consulting & Analytics belum lama ini meluncurkan AI Advisory Practice yang baru serta dibangun dengan fokus pada pemberdayaan klien dengan berbagi wawasan dan rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti guna memanfaatkan potensi kecerdasan buatan, termasuk generative AI.

"Revolusi AI telah tiba dan sektor pembayaran berada di garis depan transformasi ini," ujar Manideep Gupta, VP Visa Consulting & Analytics Asia Pasifik. "Dengan praktik AI Advisory yang baru, Visa membantu klien berkembang dan mendefinisikan ulang cara mereka melayani pelanggan melalui akuisisi dan keterlibatan."

Baca juga : Gandeng Sejumlah Universitas, Alibaba Cloud Hadirkan Inovasi AI Generatif Terbaru

Dalam industri jasa keuangan, bank dan lembaga keuangan dapat menavigasi lanskap pasar yang kompetitif dengan menggunakan AI untuk mendapatkan lebih banyak pelanggan, meningkatkan keterlibatan pelanggan, dan mengoptimalkan keunggulan operasional. AI dapat memfasilitasi penilaian kredit yang lebih cepat untuk konsumen dan bisnis, sehingga memungkinkan proses underwriting dan penagihan yang lebih sederhana dan andal. Teknologi ini juga dapat mempercepat deteksi dan perlindungan terhadap fraud, memperbaiki proses manajemen sengketa, dan mengotomatisasi layanan konsultasi keuangan. 

Security Roadmap Visa untuk Indonesia yang telah diperbarui dan diperkenalkan pada Agustus 2023 memberikan kerangka kerja untuk mengamankan ekosistem pembayaran di Indonesia melalui kerja sama dengan berbagai mitra. Visa menggunakan AI dan solusi berbasis data untuk melindungi transaksi online dan fisik dari potensi ancaman. 

Pada Oktober 2023, Visa mengumumkan inisiatif senilai US$100 juta untuk berinvestasi di perusahaan-perusahaan yang berfokus pada generative artificial intelligence. Selain itu, Visa Provisioning Intelligence (VPI) diluncurkan pada Desember 2023 ialah produk berbasis AI yang didesain untuk melawan fraud token dari sumbernya dan membantu institusi keuangan mencegah fraud. Tokenisasi ialah teknologi AI yang mumpuni dalam melawan fraud dengan mengganti nomor akun konsumen menjadi kode unik sehingga mampu semakin kuat melindungi informasi akun konsumen dari pelaku kejahatan. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat