visitaaponce.com

Mendag Minta Dukungan Belanda Minimalisasi Hambatan Akibat EUDR

Mendag Minta Dukungan Belanda Minimalisasi Hambatan Akibat EUDR
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan(AFP)

INDONESIA meminta dukungan Belanda sebagai salah satu mitra dagang terbesar Indonesia di Eropa agar Uni Eropa tidak menerapkan kebijakan perdagangan yang dapat berdampak pada petani Indonesia.

Perdagangan Indonesia dan Uni Eropa memiliki potensi yang sangat besar, namun dapat terhambat ketika Uni Eropa mengeluarkan regulasi antideforestasi (European Union Deforestation Regulation/EUDR).

Hal ini disampaikan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan pada pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Internasional dan Kerja Sama Pembangunan Belanda Liesje Schreinemcher yang berlangsung Jumat (25/8) di sela G20 Trade and Investment Ministerial Meeting (TIMM) di Jaipur, India.

Baca juga : Pemerintah Berkukuh Hilangkan Diskriminasi Kelapa Sawit

“EUDR berpotensi berdampak negatif terhadap ekspor produk unggulan Indonesia seperti sawit, kopi, karet, dan kayu. Kami meminta dukungan kepada Pemerintah Belanda agar meminimalisir hambatan bagi produk Indonesia yang telah memenuhi aspek berkelanjutan untuk masuk ke Uni Eropa,” ujar Mendag dalam keterangan resmi, Sabtu (26/8).

Kedua pihak juga mendorong penyelesaian Perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) pada tahun 2024.

“Sesuai mandat, Tim Perunding akan mengupayakan penyelesaian perundingan segera. Indonesia juga berharap Pemerintah Belanda dapat mendorong upaya tersebut,” tuturnya.

Baca juga : Ancaman EUDR, CPOPC Upayakan Usaha Petani Kecil tak Terdegradasi

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (Dirjen PPI) Djatmiko Bris Witjaksono menuturkan, implementasi IEU CEPA diproyeksikan akan meningkatkan nilai perdagangan dan investasi Indonesia-Uni Eropa.

“Belanda merupakan negara tujuan ekspor Indonesia terbesar di Eropa saat ini, implementasi perjanjian dagang komprehensif tentunya akan saling menguntungkan pelaku bisnis di kedua negara,” imbu Djatmiko.

Sebagai informasi, total perdagangan Indonesia-Belanda pada periode Januari-Juni 2023 tercatat sebesar USD 2,35 miliar. Dari nilai tersebut, ekspor Indonesia ke Belanda sebesar USD 1,87 miliar serta impor Indonesia dari Belanda sebesar USD 484,9 juta.

Baca juga : Kementan Perjuangkan Akses Pasar Sawit Berkelanjutan di Uni Eropa

Sedangkan pada 2022, total perdagangan kedua negara mencapai USD 6,23 miliar atau meningkat 13,8 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD 5,48 miliar.

Adapun produk ekspor utama Indonesia ke Belanda yaitu asam lemak monikarboksilat industri, minyak sawit dan fraksinya, bungkil dan residu padat lainnya, kopra, dan asam monokarboksilat asilik jenuh. Sedangkan produk impor utama Indonesia dari Belanda yaitu limbah dan skrap kertas, limbah dan skrap plastik, olahan makanan, mentega dari susu, serta bawang merah, bawang putih, dan daun bawang segar. (Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat