Ancaman Rabies Hantui Pemilik dan Hewan Peliharaan
![Ancaman Rabies Hantui Pemilik dan Hewan Peliharaan<p>](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/06/c8f6f182e3009ee17666d77afcc7b6e7.jpg)
SAAT ini, memiliki hewan peliharaan sudah menjadi hal lumrah bagi masyarakat perkotaan maupun perdesaan di Indonesia. Apalagi, zaman serbacepat seperti saat ini menuntut manusia terus beraktivitas secara bergantian tanpa istirahat.
Memiliki hewan peliharaan menjadi opsi terbaik bagi beberapa orang untuk mengurangi tingkat stres yang dihadapi. Lucunya tingkah laku hewan peliharaan menjadi hiburan tersendiri bagi beberapa orang.
Bahkan, saat ini, ada istilah umum yang diberikan untuk hewan peliharaan oleh masyarakat Indonesia. ‘Anabul’, merupakan kependekan dari anak bulu, meliputi hewan peliharaan berupa anjing dan kucing.
Baca juga : Mengenal Bahaya Virus Nipah: Calon Potensial Pandemi Global Selanjutnya
Tingkah laku mereka yang lucu kerap kali membuat beberapa orang menganggap hewan ini sebagai anak sendiri. Bahkan, tidak jarang pemilik memperlakukan mereka secara spesial karena kecintaan pada hewan tersebut.
Namun, hewan peliharaan ini bukan berarti aman-aman saja. Ancaman virus rabies saat ini sedang marak terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
Biasanya masyarakat umum mengenal penyakit ini dengan ‘anjing gila’. Namun, jangan salah, penyakit ini tidak hanya menjangkiti anjing, tetapi juga berbagai hewan mamalia.
Baca juga : Rabies Bisa Menular Lewat Luka Terbuka
Jika kalian punya anabul yang sering sekali bermain keluar rumah dan berinteraksi dengan hewan liar, bisa saja anabul kesayangan kalian berpotensi terkena rabies.
Penyakit berbahaya
Penyakit rabies merupakan penyakit zoonosis. Hal ini berarti penyakit ini dapat berpindah dari hewan ke manusia atau dari hewan ke hewan lainnya. Bahkan, tidak jarang dalam beberapa kasus penyakit rabies dapat menyebabkan kematian pada manusia.
Biasanya, hewan yang terkena rabies akan menunjukkan perilaku yang aneh. Biasanya hewan yang sering terlihat aktif akan berubah menjadi lebih tenang, sedangkan hewan yang biasanya terlihat tenang berubah menjadi lebih aktif. Hewan ini juga cenderung menggigit benda apa saja yang terlihat bergerak, termasuk pemiliknya.
Baca juga : Ini Tiga Tips Mencegah Penyebaran Rabies
Lazimnya, lewat gigitan ini virus rabies akan berpindah atau menular ke manusia. Setelah masuk ke tubuh manusia, virus rabies akan bertahan di tempat gigitan selama masa inkubasi atau sekitar 2 minggu.
Setelah masa inkubasi selesai, virus akan menuju sistem saraf pusat dan otak sembari menggandakan diri dalam perjalanan. Setelah berhasil mencapai otak dan sistem saraf pusat, virus akan menyebar ke berbagai organ tubuh manusia yang pada akhirnya dapat merusak organ tubuh tersebut.
Awalnya, gejala pada manusia biasanya seperti flu, demam, dan mual muntah. Setelah beberapa hari berlalu, manusia tersebut akan merasakan gejala lain, yaitu cenderung hiperaktif daripada biasanya.
Baca juga : Ini Gejala Rabies pada Manusia dan Hewan Peliharaan
Pada fase ini juga biasanya manusia akan menghasilkan air liur yang berlebihan, tetapi akan terasa sakit apabila menelan air putih. Rasa sakit inilah kemudian yang membuat orang yang terkena rabies terkesan takut dengan air. Apabila tidak mendapat penanganan yang tepat, biasanya pengidap rabies ini akan meninggal dunia.
Menyebar di Indonesia
Wabah rabies, sampai saat ini, masih menjadi permasalahan meskipun Indonesia sudah menargetkan bebas dari rabies pada 2030.
"Pada 2030, kita menargetkan harus ada eliminasi rabies pada manusia yang dimediasi oleh anjing, secara bertahap mengurangi yang akhirnya memberantas rabies pada manusia melalui vaksinasi anjing massal secara terus menerus," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi dalam konferensi pers yang diikuti secara daring. Target ini terus digenjot pemerintah untuk menghentikan wabah rabies di Indonesia.
Baca juga : Ini Penjelasan Lengkap Soal Proses Penularan Rabies dari Hewan ke Manusia, Pencinta Hewan Wajib Tahu!
Namun, jika dilihat dari data yang dikeluarkan Kemenkes, target tersebut seperti jauh api dari panggang.
Penyakit rabies ternyata terus menyebar di Indonesia dan menjangkiti beberapa hewan peliharaan ataupun orang yang berinteraksi langsung dengan hewan tersebut.
Bahkan, pada 2022 kasus rabies sempat melonjak mencapai lebih dari 100 ribu.
Baca juga : 15 Pesan Semangat untuk Peringati Hari Kanker Anak Sedunia
Pada 2023 ini memang terjadi penurunan, tetapi data tersebut baru menunjukkan kondisi pada Januari-April 2023 yang berarti masih belum bisa merangkum keseluruhan kasus di 2023.
Penyebaran rabies juga tidak main-main. Walaupun penularan penyakit ini hanya terjadi dari gigitan hewan, ternyata penyakit ini juga menyebar luas di berbagai wilayah Indonesia.
Sampai saat ini, Bali masih menjadi provinsi dengan kasus tertinggi gigitan hewan penular rabies (GHPR) dengan 38.009 kasus. Jumlah ini disusul beberapa daerah lain, seperti Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sumatra Utara, Sulawesi utara, Sumatra Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, dan Sumatra Selatan.
Baca juga : Ingin Tahu Vaksin Apa Saja yang Anda Butuhkan? Ingat Saja HALO
"Kalau pembawa rabies masih berkeliaran dan tidak terlindungi oleh vaksin, maka dia masih bisa menularkan," lanjut Imran.
Maka dari itu, pemerintah sampai saat ini masih mengupayakan strategi umum dan strategi teknis untuk menghadapi wabah rabies.
Strategi umum dilakukan dengan tata laksana kasus gigitan, memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi, memberikan dukungan regulasi, dan keterlibatan masyarakat. Sementara itu, strategi teknis dilakukan dengan melakukan vaksinasi pada hewan, surveilans dan analisis epidemiologi, evaluasi diagnostik, respons cepat dan penanganan hewan suspek, pengawasan lalu lintas hewan, serta manajemen populasi anjing. (Z-1)
Baca juga : Waspadai Diare selama Liburan
Terkini Lainnya
Penyakit berbahaya
Menyebar di Indonesia
Donor Darah Berikan Sejumlah Manfaat Kesehatan
Ini Gejala Stroke di Usia Muda dan Cara Pencegahannya
Ini Makanan Berwana Putih yang Harus Di Waspadai Penderita Diabetes dan Hipertensi!
8 Manfaat Buah Sawo Bagi Kesehatan yang Jarang Diketahui
Bakteri Pemakan Daging Menyebar Cepat, Indonesia Perlu Waspada
Kata Dokter, Olahraga Sambil Nonton Drakor Cukup
Penyakit Kawasaki, Kenali dan Waspadai Gejalanya
Pakan Unggas Berbasis Maggot dan Ekstrak Daun Meniran Dikembangkan
Apakah Bawang Putih Efektif Redakan Flu? Simak Penjelasannya
Khitan Bisa Mengurangi Potensi Tertular Penyakit Seksual
Penyakit Jantung Koroner Bisa Dicegah Sejak Usia 35 Tahun
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap