Dokter Pastikan tidak Ada Kekebalan Khusus Kusta
![Dokter Pastikan tidak Ada Kekebalan Khusus Kusta](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/09/af5921fa0a6f2595cecc1840727e5f36.jpg)
KETUA Kelompok Studi Morbus Hansen (kusta) Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia Sri Linuwih SW Menaldi mengatakan tidak ada kekebalan khusus untuk kusta sehingga seseorang bisa terkena lagi.
"Penyakit lain juga begitu ya. Karena tidak ada kekebalan khusus untuk itu, bisa tertular kembali. Sebetulnya sembuh bisa, dia bisa sakit lagi, ya mungkin saja," kata Sri, dikutip Senin (18/9).
Namun, menurut Sri, bukan berarti mereka yang mengalami disabilitas akibat kusta menyandang penyakit akibat bakteri Mycobacterium leprae itu seumur hidup.
Baca juga: Yayasan NLR Indonesia Komitmen Tangani Kusta
"Padahal bukan. Itu sama dengan penyakit lain yang menimbulkan kelumpuhan misalnya. Semisal stroke, tangan atau kakinya bisa kembali? Enggak juga, padahal stroke-nya sudah selesai. Jadi, kusta bisa disembuhkan," jelas dia.
Cacat, sambung Sri, merupakan bagian dari penyakit di masa lampau atau sisa penyakit. Mereka yang menjadi difabel masih bisa berdaya, disesuaikan kemampuan.
"Stigma kusta, cacat, sudah enggak usah ngapa-ngapain, enggak diberi pekerjaan bahkan sekolah saja tidak boleh. Orang kusta tidak boleh dikucilkan," kata dia.
Baca juga: Peringati Hari Kusta Sedunia, Indramayu Terus Berbenah
Berbicara penularan kusta, bakteri penyebab penyakit bisa berada di rongga hidung dan menular melalui droplet atau cairan pernapasan, lendir hidung atau mulut, sama dengan covid-19.
Oleh karena itu, Sri menyebut kusta ditularkan dengan kontak lama dan erat yang berarti tidak hanya berarti saling bersentuhan, tetapi juga melalui udara yang dihirup bersama untuk waktu yang lama dan erat.
"Jadi, bergantung pada jumlah bakteri yang bisa masuk ke tubuh, daya tahan tubuh, itu sangat menentukan daya tularnya," kata dia.
Berbicara pencegahan, Sri mengatakan kusta sama seperti penyakit menular lainnya yang bisa dicegah dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta memperkuat sistem imun tubuh, salah satunya dengan konsumsi makanan nutrisi seimbang.
"Pencegahan utama kalau ada satu orang yang sakit, keluarga dekat harus diperiksa juga. Kalau ada kecenderungan tertular, kita berikan obat pencegahan atau kalau sudah positif diobati," tutur dia.
Kemudian, apabila ada salah satu anggota keluarga sakit maka segeralah membawanya ke dokter agar mendapatkan pengobatan.
"Kalau diobati saat itu, bakteri itu gampang mati dengan sekali pengobatan. Itu sudah 90% lebih bakteri mati. Jadi kita tinggal membunuh sisanya," pungkas Sri. (Ant/Z-1)
Terkini Lainnya
Jamie Foxx Membagikan Detail Tentang Penyakit Misterius yang Diidapnya
Penyakit Kawasaki, Kenali dan Waspadai Gejalanya
Ini Gejala Stroke di Usia Muda dan Cara Pencegahannya
Pakan Unggas Berbasis Maggot dan Ekstrak Daun Meniran Dikembangkan
Apakah Bawang Putih Efektif Redakan Flu? Simak Penjelasannya
Khitan Bisa Mengurangi Potensi Tertular Penyakit Seksual
Surveilans Penyakit Kusta Sulit, Butuh Waktu Tahunan
Kemenkes: 5,75% Penderita Kusta di Indonesia Mengalami Kecacatan
Kemenkes: Masih Banyak Daerah di Indonesia yang Laporkan Penyakit Tropis
Surveilans Kusta Perlu Dikebut Cegah Pasien Menjadi Disabilitas
Tantangan Meningkatnya Kasus Kusta di Indonesia
Total Kasus Kusta Meningkat menjadi 17.251 Kasus
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap