visitaaponce.com

Sindrom Stevens-Johnson, Pertempuran Tubuh Melawan Kulit

Sindrom Stevens-Johnson, Pertempuran Tubuh Melawan Kulit
Penyakit Stevens-Johnson(Pinterst)

MUNCUL dengan tak terduga, sindrom Stevens-Johnson bukanlah penyakit biasa yang bisa diabaikan. Ini adalah pertempuran antara tubuh yang melawan dan kulit yang menyerah.

Dengan gejala yang menyerupai flu namun membawa konsekuensi yang jauh lebih serius, ruam merah keunguan yang menyebar dan melepuh menjadi tanda awal dari pertempuran internal yang mengerikan ini.

Tapi sindrom Steven-Johnson bukanlah musuh yang bisa dihindari dengan mudah. Terjadi sebagai reaksi keras terhadap obat atau infeksi, sindrom ini menempatkan seseorang dalam kondisi darurat medis yang memerlukan perhatian segera. Kulit yang melepuh, mati, dan mengelupas adalah penanda dari kerusakan yang mendalam, mengingatkan kita bahwa ini bukanlah sakit biasa yang bisa ditangani dengan obat rumahan.

Baca juga : Ini Tips dari Pakar untuk Atasi Biang Keringat

Dalam pertarungan antara kehidupan dan kematian, sindrom Stevens-Johnson memerlukan perhatian medis segera dan rawat inap yang intensif. Ini bukanlah waktu untuk ragu atau menunda, melainkan untuk bertindak cepat dan berusaha keras untuk melawan penyakit ini sebelum terlambat.

Penyebab Sindrom Stevens-Johnson

Dikutip dari Halodoc, ahli kulit Alfi Auliya Rachman penyebab sindrom Stevens-Johnson adalah hasil dari alergi terhadap obat tertentu. Pada orang dewasa, sindrom ini sering dipicu oleh efek samping obat-obatan yang biasanya digunakan untuk mengatasi berbagai kondisi kesehatan

Mulai dari obat asam urat hingga antibiotik, obat-obatan ini, yang seharusnya menjadi penyembuh, justru menjadi pemicu bagi reaksi alergi yang mengancam jiwa. Tidak hanya itu, obat antikejang dan antivirus juga dapat menjadi dalang di balik kekacauan yang terjadi di dalam tubuh.

Baca juga : Mengenal Pengertian, Penyebab, dan Tipe-tipe Alergi

Namun, anak-anak tidak terhindar dari bahaya ini. Meskipun lebih sering dipicu oleh infeksi virus, sindrom Stevens-Johnson pada mereka juga dapat disebabkan oleh infeksi bakteri yang ganas. 

Dari pneumonia hingga flu, virus-virus yang seharusnya bisa diatasi oleh sistem kekebalan tubuh, malah memicu respons yang berlebihan, membawa mereka ke ambang bahaya.

Faktor Risiko dan Gejala Sindrom Stevens-Johnson

Faktor Risiko

1. Kelainan Genetik
Individu dengan kelainan genetik tertentu rentan terhadap efek samping obat-obatan tertentu, yang dapat memicu sindrom Stevens-Johnson.

Baca juga : Menjaga Kesehatan Pencernaan Anak Agar Mereka Tumbuh Optimal

2. Riwayat Keluarga
Orang yang pernah mengalami sindrom Stevens-Johnson atau memiliki anggota keluarga yang menderita kondisi ini memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit tersebut.

3. Kondisi Kesehatan Tertentu
Penderita Kanker, terutama kanker darah, serta individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah seperti pasca-transplantasi organ, efek samping kemoterapi, HIV/AIDS, atau penyakit autoimun, berisiko lebih tinggi untuk mengalami sindrom Stevens-Johnson.

Gejala

1. Gejala Awal yang Menyerupai Flu
Termasuk demam, kelelahan, perih di mulut dan tenggorokan, mata terasa panas, batuk, nyeri sendi, dan sakit kepala.

Baca juga : Cara Tepat Mewujudkan Kamar Mandi yang Bersih dan Sehat

2. Gejala Lanjutan
Munculnya luka lepuh di kulit, ruam kemerahan atau keunguan yang menyebar luas, kulit mengelupas setelah luka lepuh terbentuk, serta rasa perih yang menyebar di kulit.

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter

Segera mencari bantuan medis jika mengalami gejala sindrom Stevens-Johnson, terutama jika ada faktor risiko atau pemicu seperti konsumsi obat-obatan tertentu. Gejala dapat muncul selama penggunaan obat atau bahkan hingga dua minggu setelah penghentian penggunaan obat. 

Ketika gejala sindrom Stevens-Johnson mulai muncul, dokter berperan penting dalam mencari jawaban atas pertanyaan yang menghantui. Dengan mengamati gejala yang telah dijelaskan sebelumnya dan mempertimbangkan riwayat kesehatan pasien, dokter dapat menduga kemungkinan sindrom ini.

Baca juga : Ini yang akan Terjadi Jika Anda Malas Ganti Celana Dalam Setiap Hari

Namun, untuk memastikan diagnosis dan menyingkirkan kemungkinan penyebab lain, pemeriksaan lanjutan diperlukan. Ini termasuk tes darah untuk mendeteksi infeksi, biopsi untuk memeriksa sampel jaringan kulit atau mukosa, serta foto rontgen dada untuk memeriksa kemungkinan pneumonia.

Penderita sindrom Stevens-Johnson membutuhkan perawatan yang intensif di rumah sakit. Langkah pertama adalah menghentikan konsumsi obat yang diduga memicu kondisi ini. Selanjutnya, dokter akan meresepkan obat pereda nyeri, antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri, dan obat antiradang jenis kortikosteroid untuk mengurangi peradangan.

Upaya Penyembuhan

Dalam proses penyembuhan, dokter juga akan memberikan pengganti nutrisi dan cairan tubuh melalui selang makan, mengompres luka dengan kain basah untuk meredakan nyeri, serta memeriksa dan memberikan obat tetes mata jika diperlukan.

Baca juga : Cegah Alergi Debu, Pilih Pemurni Udara yang Penyaringan Tiga Tahap

Meskipun sindrom Stevens-Johnson dapat sembuh jika penyebabnya dapat diatasi, proses penyembuhan bisa memakan waktu. Setelah gejala di kulit mereda, kulit baru biasanya akan tumbuh dalam beberapa hari, meskipun dalam kasus yang parah, proses penyembuhan bisa memakan waktu hingga beberapa bulan.


Komplikasi Sindrom Stevens-Johnson

Sindrom Stevens-Johnson bukan hanya tentang gejala yang terlihat, tetapi juga tentang potensi bahaya yang menyelinap di baliknya. Tanpa penanganan yang tepat, kondisi ini dapat memicu sejumlah komplikasi serius, seperti:

1. Kerusakan Paru-paru

Gagal napas menjadi ancaman nyata akibat kerusakan paru-paru yang diakibatkan oleh sindrom Stevens-Johnson.

Baca juga : Penyakit Autoimun tidak Bisa Dicegah Namun Risikonya Bisa Dikurangi

2. Kerusakan Kulit Permanen

Perubahan warna, benjolan, atau bekas luka pada kulit dapat menjadi sisa dari perjuangan melawan sindrom ini, bahkan setelah gejalanya mereda.

3. Peradangan pada Mata

Peradangan pada mata dapat menyebabkan kerusakan jaringan mata yang parah, bahkan kebutaan.

4. Peradangan Organ Dalam

Organ-organ vital seperti paru-paru, jantung, ginjal, dan hati rentan terhadap peradangan yang dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia, miokarditis, nefritis, hepatitis, dan striktur esofagus.

Baca juga : Anda Punya Alergi? Perhatikan Obat yang akan Anda Konsumsi

5. Dehidrasi

Kehilangan cairan tubuh yang signifikan dapat terjadi sebagai akibat dari sindrom ini.

6. Infeksi dan Sepsis

Sindrom Stevens-Johnson juga meningkatkan risiko infeksi aliran darah (sepsis) dan infeksi bakteri pada kulit (selulitis), yang dapat menyebabkan kondisi yang lebih buruk.

7. Nekrolisis Epidermal Toksik (NET)

Sebagai bentuk yang lebih parah dari sindrom Stevens-Johnson, NET ditandai dengan perluasan ruam yang meluas, menyebabkan kerusakan kulit yang ekstensif dan mengancam jiwa.

Baca juga : Erha Kembali Gelar Erha A3 for Psoriasis

Dengan memahami potensi komplikasi yang mungkin terjadi, penting bagi individu yang terkena sindrom Stevens-Johnson untuk segera mencari perawatan medis yang tepat guna mengurangi risiko dan meminimalkan dampak yang mungkin terjadi.


Pencegahan sindrom Stevens-Johnson 

1. Hindari Konsumsi Obat-obatan Berpotensi

Waspadai obat-obatan yang diketahui dapat memicu sindrom ini, terutama jika Anda atau keluarga memiliki riwayat penyakit ini. Konsultasikan dengan dokter tentang jenis obat yang perlu dihindari atau diwaspadai.

2. Tes Alergi

Jika diperlukan, jalani tes alergi sebelum mengonsumsi obat-obatan tertentu. Ini dapat membantu mengidentifikasi potensi reaksi alergi sebelum terjadi.

3. Informasikan pada Dokter

Selalu beri tahu dokter tentang riwayat penyakit atau kondisi yang pernah Anda alami, termasuk sindrom Stevens-Johnson, beserta penyebab atau pemicunya. Ini memungkinkan dokter untuk membuat keputusan yang lebih bijaksana tentang pengobatan yang tepat untuk Anda.

Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat dan kesadaran akan risiko yang terkait, Anda dapat membantu melindungi diri dari bahaya sindrom Stevens-Johnson dan menjaga kesehatan yang optimal. (Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat