visitaaponce.com

Listrik Padam, Rumah Sakit Indonesia di Gaza Andalkan Cahaya Ponsel

Listrik Padam, Rumah Sakit Indonesia di Gaza Andalkan Cahaya Ponsel
Rumah Sakit Indonesia di Gaza gelap gulita.(Instagram)

SERANGAN membabi-buta Israel di Gaza, Palestina terus berlangsung. Bahkan Negeri Zionis itu menargetkan Rumah Sakit (RS) Indonesia di Palestina sehingga memutuskan jaringan listrik.

“Kita sekarang melihat RS di Indonesia setelah aliran listriknya padam total akibat kehabisan bahan bakar,” laporan dari jurnalis Al Jazeera, Selasa (24/10).

Seperti terlihat dalam video yang viral di media sosial, dalam kondisi gelap gulita, para dokter dan staf rumah sakit tetap menerima korban luka akibat serangan Israel. Meskipun, hanya dengan bantuan lampu telepon seluler karena tidak ada listrik di rumah sakit ini setelah diputus Israel.

Baca juga : Kritis, Listrik RS Indonesia di Gaza Utara Segera Padam 48 Jam Ke Depan

"Ini berarti bencana kemanusiaan, menurut kondisinya, menurut kalangan kesehatan dan kemanusiaan di sektor ini, karena terhentinya semua perangkat yang penting untuk menjaga kelangsungan hidup orang,” mengutip laporan Kementerian Kesehatan Palestina.

Menurut laporan itu, RS Indonesia merupakan rumah sakit pertama di Gaza yang mati listrik total setelah kehabisan bahan bakar dan itu akan menjadi sebuah bencana kemanusiaan. Pasalnya, Kementerian Kesehatan Palestina sudah memperingatkan dampak kehabisan bahan bakar ini sangat beresiko pada kelangsungan hidup para pasien dengan banyaknya bayi yang berada di mesin-mesin inkubator.

Sejak Sabtu (7/10), bantuan kemanusiaan memang telah diperbolehkan masuk ke Jalur Gaza melalui perbatasan Rafah. Namun, ternyata tidak ada bahan bakar di dalamnya. Padahal, bahan bakar itu menjadi krusial bagi penanganan pasien yang terluka di rumah sakit.

Baca juga : RS Indonesia di Gaza Berjuang dalam Gelap dan Ancaman Jet Tempur Israel

Apalagi, banyak korban mengalami luka bakar sangat parah hingga derajat IV akibat serangan bom Israel yang diduga menggunakan jenis bom vakum atau termobarik.

 

Baca juga : 6 Rumah Sakit di Gaza Tutup karena Kekurangan Bahan Bakar

Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina. (Sumber: MER-C)

 

Tiga pembantaian dalam satu jam

Sejumlah infrastruktur sipil juga menjadi sasaran tanpa peringatan di berbagai wilayah Jalur Gaza utara dan selatan. Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan tiga pembantaian terjadi dalam satu jam terakhir di Shati dan Jabalia kamp dan komplek Sheikh Radwan.

Baca juga : MER-C Berangkatkan Tim Relawan Medis ke Gaza, Dipimpin Faried Thalib

Kementerian itu menambahkan bahwa Israel melakukan pembantaian sebelumnya, pada Senin (23/10), yang menyebabkan ratusan orang tewas atau terluka, dan banyak dari mereka masih berada di bawah reruntuhan. 

Terdapat juga korban tewas dan terluka dalam pengeboman Israel terhadap rumah-rumah di Khan Yunes di Jalur Gaza tengah. Sebuah pengeboman Israel menargetkan sebuah rumah di Rafah, selatan Jalur Gaza, mengakibatkan sejumlah orang syahid.

Setidaknya 5.087 warga Palestina tewas dalam dua minggu serangan, termasuk 2.055 anak-anak. Setidaknya 110 warga Palestina, termasuk anak-anak dan wanita, telah terbunuh oleh serangan Israel di Jalur Gaza semalam ketika kekhawatiran akan adanya invasi darat semakin meningkat.

Serangan dilaporkan terjadi di kamp pengungsi al-Shati di Gaza utara, kamp pengungsi al-Bureij di Gaza tengah, dan kamp pengungsi Gaza selatan di Rafah dan Khan Younis. (Z-4)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat