visitaaponce.com

Ledakan Terjadi di Lepas Pantai Yaman, Setelah Houthi Rudal Kapal Perang AS

Ledakan Terjadi di Lepas Pantai Yaman, Setelah Houthi Rudal Kapal Perang AS
Peta laut Merah(AFP)

SEBUAH ledakan baru dilaporkan di lepas pantai Yaman pada hari Kamis, 1 Februari 2024. Peristiwa itu terjadi setelah serangan  Angkatan Bersenjata Houthi di Yaman terhadap dua kapal Amerika Serikat.

Ledakan tersebut, yang dilaporkan oleh badan Operasi Perdagangan Maritim Inggris, terjadi di dekat sebuah kapal di sebelah barat kota pelabuhan Hodeida.

"Tidak ada kerusakan pada kapal atau cedera pada awak kapal yang dilaporkan," kata Badan Operasi Perdagangan Maritim Inggris.

Baca juga : 20 Negara Keroyok Houthi Yaman Seorang di Laut Merah

Hingga saat ini, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut.

Yaman Rudal Kapal Perang USS Gravely Milik AS

Adu rudal antara Yaman dan AS yang dibantu Inggris terjadi setelah serangkaian serangan rudal Houthi kepada kapal di Laut Merah yang menuju pelabuhan Israel. Hal itu terjadi setelah serangan Amerika Serikat pada Rabu (31/1) malam, menargetkan 10 drone penyerang dan sebuah stasiun kendali darat milik Houthi.

Teranyar, juru bicara Houthi Jenderal Yahya Saree mengatakan, pada Rabu, 31 Januari 2024 pihaknya sukses menargetkan kapal perang Amerika USS Gravely.

Baca juga : AS Bentuk Koalisi, Houthi Tetap Serang Kapal di Laut Merah

"Angkatan Laut dalam Angkatan Bersenjata Yaman, dengan pertolongan Allah, melepaskan beberapa peluru kendali laut yang tepat sasaran pada kapal perang Amerika USS Gravely di Laut Merah," kata Yahya Saree.

Angkatan Bersenjata Yaman, kata Yahya, mengonfirmasi bahwa seluruh kapal perang Amerika dan Inggris di Laut Merah dan Laut Arab yang berpartisipasi dalam agresi terhadap negara mereka adalah target serangan.

"Akan menjadi sasaran bagi pasukan kami dan akan dihantam sesuai dengan hak kami untuk membela negeri kami, rakyat kami, dan umat kami. Ini juga merupakan konfirmasi dari dukungan Yaman yang berkelanjutan terhadap Palestina," tegasnya.

Baca juga : Milisi Houthi Yaman Tembakkan Rudal ke Kapal Perang AS

Houthi mengatakan, pihaknya akan terus melanjutkan larangan navigasi Israel atau menuju pelabuhan-pelabuhan yang diduduki di Palestina hingga berakhirnya agresi terhadap Gaza dan juga penghentian blokade makanan, serta obat kepada rakyat Gaza.

Perusahaan keamanan maritim Ambrey mengamini, sebuah kapal komersial AS dilaporkan menjadi sasaran rudal di barat daya Aden setelah kelompok Houthi mengklaim serangan rudal terhadap kapal AS di daerah yang mereka katakan sedang menuju Israel.

Ambrey tidak menyebutkan nama kapal tersebut atau menyebutkan kepemilikannya, namun juru bicara Houthi Jenderal Yahya Saree mengumumkan kapal kargo AS tersebut sebagai "KOI".

Baca juga : Houthi Usir Staf PBB Asal AS dan Inggris di Yaman

AS Tekan Yaman lewat Jalur Diplomasi

Pentagon mengatakan, Houthi telah melancarkan lebih dari 30 serangan terhadap kapal komersial dan kapal angkatan laut sejak 19 November 2023 lalu.

Houthi mulai menargetkan pengiriman Laut Merah pada bulan November, dengan mengatakan bahwa mereka menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel sebagai cara untuk mendukung warga Palestina di Gaza, yang telah dirusak oleh perang Israel-Hamas.

Pasukan Amerika dan Inggris membalas dengan serangan terhadap kelompok Houthi, yang sejak itu menyatakan kepentingan Amerika dan Inggris sebagai sasaran yang sah juga.

Baca juga : PBB Tetap Bantu Yaman Meski AS Sebut Houthi Teroris

Beberapa serangan AS terfokus pada rudal yang menurut CENTCOM merupakan ancaman terhadap kapal, hal ini menunjukkan pengawasan ketat terhadap wilayah yang dikuasai Houthi yang kemungkinan besar melibatkan pesawat militer.

Amerika Serikat telah berkoalisi dengan sejumlah negara untuk membantunya menghadapi Yaman di Laut Merah dari serangan berulang-ulang Houthi. Sudah beberapa kali, AS dan Inggris mengebom Yaman, namun Houthi tidak bergeming dan terus melancarkan serangannya di Laut Merah.

Laut Merah selama ini menjadi jalur pelayaran favorit yang membawa hingga 12% perdagangan global.

Baca juga : Serangan ke Yaman Tidak Hentikan Serangan Houthi di Laut Merah

Selain tindakan militer, Washington telah berupaya memberikan tekanan diplomatik dan finansial terhadap kelompok Houthi, dengan menetapkan kembali mereka sebagai organisasi “teroris” pada bulan Januari setelah sebelumnya mencabut label tersebut segera setelah Presiden Joe Biden menjabat.

Kemarahan atas tindakan Israel yang menginvasi Gaza dan membunuh ribuan warga sipil dimulai sejak serangan Hamas pada 7 Oktober ke Israel. Peristiwa ini telah berkembang di Timur Tengah, memicu kekerasan yang melibatkan kelompok-kelompok yang didukung Iran di Lebanon, Irak, Suriah dan Yaman.

Saat ini, Washington maupun Teheran berusaha menghindari berkonfrontasi secara langsung. Namun, jatuhnya tiga drone Iran bisa jadi meningkatkan ketegangan di antara keduanya. (AFP/Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat