visitaaponce.com

Banjir Bandang Melanda Cipatat, Kabupaten Bandung Barat

Banjir Bandang Melanda Cipatat, Kabupaten Bandung Barat
Warga membersihkan rumahnya yang dilanda banjir bandang di Cipatat, Bandung Barat(MI/DEPI GUNAWAN)

BENCANA kembali menerjang wilayah Kabupaten Bandung Barat. Kali ini banjir bandang di Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat yang terjadi pada Rabu (27/3) dini hari.

Luapan sungai Cimeta menggenangi permukaan. Air bah juga membawa lumpur dan merendam pemukiman warga dengan ketinggian antara 40-70 sentimeter. Sebanyak 15 rumah rusak parah, 1 jembatan terputus, dan 2 jembatan lainnya rusak.

"Kejadian sekitar pukul 02:00 WIB dini hari, ketika sedang tidur, tiba-tiba terbangun suara berisik di luar dan melihat air sudah di bawah kasur. Ternyata tetangga sudah ramai bilang ada banjir," tutur salah seorang warga, Imas, 33, saat ditemui.

Baca juga : Banjar Bandang dan Tanah Longsor Landa Kampung Cilengkong, Satu Anak Hilang

Ia mengaku, luapan air menggenangi rumahnya hingga ketinggian 80
centimeter. Para penghuni rumah lantas dievakuasi ke tempat aman serta
sebagian barang-barang elektronik sempat dipindahkan agar tak tergenang.

"Air cepat naik, sehingga banyak barang tidak sempat diselamatkan, kasur, barang elektronik, mobil juga terendam," ujarnya.

Sekretaris Desa Nyalindung, Asep Hidayat menyebutkan, kerusakan dampak
banjir di antaranya mulai dari pemukiman warga, fasilitas jembatan, hingga satu sekolah SDN Nyalindung.

Baca juga : PLN Cimahi Salurkan Bantuan Untuk Korban Tanah Longsor di Bandung Barat

"Total ada 15 rumah yang terdampak, tersebar di 3 RW. Rata-rata tembok
jebol akibat air dan membawa sampah serta lumpur," ungkapnya.

Ia melanjutkan, imbas banjir juga menyebabkan 30 kepala keluarga (KK)
terpaksa mengungsi ke rumah kerabat. Mayoritas rumah yang hancur merupakan rumah yang berdiri tak jauh dekat dari Sungai Cimeta.

"Jembatan penghubung juga terputus, imbasnya warga harus memutar jalan
sekitar 3 kilometer. Dua jembatan lainnya  mengalami rusak berat,
pondasinya tergerus, tapi masih bisa dilewati cuma sangat rawan," bebernya.

Asep menjelaskan, banjir bandang Sungai Cimeta menjadi langganan tiap 5
tahun sekali. Namun bencana kali ini dianggap paling parah dibandingkan
sebelumnya.

"Banjir yang sekarang paling besar. Karena rumah-rumah warga yang posisinya di atas ikut terkena dampaknya," tambahnya.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat